Srakk...srakk...
"Satu...dua...tiga...sudah belum??"
"Empat...lima...sudah belum??"
"Dalam hitungan sepuluh aku cari yaa...jangan sampai ketahuan..."
Aku mencari sudut-sudut terbaik untuk bersembunyi, mereka tidak akan mampu menemukanku. Aku rasa itu adalah tempat yang bagus untuk sembunyi.
Aku membuka pintu rumah kayu tersebut...perlahan kakiku melangkah menapaki ubin kayu dengan ukiran unik. Sepertinya rumah ini kosong...aku rasa tidak ada orang di dalam. Lebih baik aku bersembunyi di sini saja. Mereka tidak akan bisa menemukanku disini.
"Hanya tinggal Soodam yang belum ketemu..."
Kenapa...ruangan ini sepertinya aku mencium aroma yang tidak asing?? Aroma ini...seperti aroma parfum yang aku kenal. Tapi...tidak...tidak mungkin ada seseorang di sini, bukankah tempat ini kosong??
Seketika bulu kudukku berdiri...merinding...aliran darah semakin cepat dengan jantung yang berdebar semakin kuat. Aku merasakan hawa yang aneh...
Aaaaaaa....
"Haahh...Ya Tuhan...mimpi yang aneh lagi. Kenapa akhir-akhir ini aku selalu bermimpi aneh?? haaahhh..."
"Kenapa lagi...??! Kamu mimpi lagi?? Kali ini apa mimpinya tetap sama??"Ji Hee menatapku heran.
" Ahhh...itu, ya...benar sekali. Tapi...kali ini mimpinya bukan ditempat yang sama. Hanya saja...seperti sebuah ruangan yang pengap dengan aroma parfum yang entah...aku tidak bisa mengatakannya."sahutku sambil merapikan rambutku.
"Lalu...mimpi apa itu?? Jangan-jangan kamu kebanyakan nonton drama ya...sampai terbawa dalam mimpi."
"Sejak kapan aku sempat menonton drama televisi?? Jangankan nonton...menyentuh televisipun aku tidak sempat...bukankah aku masih bekerja sampai larut malam. Apa kamu lupa??"
"Tapi...kenapa akhir-akhir ini kamu sering sekali bermimpi?? Atau jangan-jangan...waaa...ada hantuuuu..."sambil menggodaku dengan tangannya menyentuh pinggangku membuat geli.
"Hahaha...apa sih.. Ji Hee...geli tau.."
"Jangan...aduh...geli...hahahaha..."
***
"Silahkan melihat-lihat...barangkali ada yang cocok..."
Aku memegang beberapa booklet , dengan harapan siang ini akan menarik lebih banyak pelanggan datang. Namun...entah mengapa hari ini toko begitu lengang...sepertinya tidak ada satu orangpun yang akan membeli produkku ini. Barangkali aku harus menawarkan dengan trik yang lain agar mereka tertarik.
"Silahkan...hari ini kami ada promo, tapi hanya berlaku selama 1 jam saja. Jika anda membeli 2 produk sekaligus...maka kami akan memberikan bonus 1 pc produk kami seharga 2000 won. Jadi anda hanya cukup membayar 7500 won untuk mendapatkan 3 produk sekaligus. Bukankah ini jauh lebih murah?? Ayo...ayo...silahkan dilihat dan pilih 3 produk sekaligus hanya dengan membayar 7500 won. Ayo...silahkan beli...silahkan..."sambil mengajak mereka memilih produk.
Jujur saja meski tadi aku sedikit curang dengan penjualan...namun tidak menutup kemungkinan bahwa produk hari ini melampaui ekspektasi. Hari ini produknya laku keras...aku benar-benar puas, karena banyak pelanggan yang membeli.
Sudah hampir pukul sepuluh malam...aku masih merapikan baju dan lokerku. Aku keluar dari area perbelanjaan dengan berjalan kaki, pergelangan kakiku yang bengkak membuat langkahku sedikit terganggu. Jalanan ini...tidak seperti biasanya, tampak lengang dan sedikit orang yang lalu lalang.
Langkahku mulai sedikit berat, ketika aku merasakan seseorang tengah mendekatiku. Aku mempercepat langkahku malam itu...diiringi detak jantung yang semakin cepat. Aku memberanikan diri untuk mengalihkan pandanganku dengan sedikit rasa takut mencekam...
"Ssss...ssssi...ssssiapa disana?? Kenapa membuntutiku??"
Aku mempercepat langkahku malam itu...dengan perasaan was-was yang berkecamuk menatap ke sekeliling jalanan yang kulalui. Sekilas hanya nampak bayangan seseorang yang tengah berdiri memperhatikanku dari balik tembok bangunan pertokoan. Namun...tetap saja rasa was-was dan ketakutan itu benar-benar...
"Hoshh...hoshh...untunglah aku sudah sampai di rumah. Lega sekali rasanya...Ji Hee...kamu sudah pulang??"
"Heiii...ada apa denganmu?? Kenapa kamu berkeringat begitu?? Habis jogging yahh...??"sambil menggodaku.
"Tidak..." glek...glek...glek...sambil menenggak segelas air.
"Aku tadi...sedang ketakutan, kamu tahu jalanan di dekat toko tempatku bekerja?? Beberapa hari ini sepi sekali...apalagi saat malam tiba, jadi aku agak takut jalan sendirian malam-malam."
"Memangnya sejak kapan kamu jadi penakut begini??! Bukankah kamu itu Soodam si pemberani...kenapa jadi penakut sekarang??" Ji Hee menambahkan.
"Bukan...tidak seperti itu, hanya saja aku kali ini sedang merasa kacau...jadi tadi saat melintasi jalan itu aku sedikit terganggu dengan keadaan yang sepi tanpa ada seorangpun yang melewatinya. Entahlah..."
"Heii...kamu tidak lupa dengan janjimu kan?? Besok kamu ada acara tidak?? Ingat...kamu bilang akan mentraktirku makan besok..."
"Iya...iya...aku ingat...tapi jangan yang mahal-mahal ya...aku sedang banyak pengeluaran bulan ini, kita makan di tempat favorit kita saja. Bukankah kamu suka makan kaki ayam pedas..."sahutku pada Ji Hee.
"Tentu saja...aku ini sahabat yang mengerti dengan keadaanmu bukan??! Kalau begitu aku setuju...besok kita makan kaki ayam pedas...yeeaayyy...aku minta 2 porsi yaa!!"
"Ya Tuhan...kamu ini, masih saja begini. Awas berat badanmu...nanti naik lagi."sahutku.
"Tenang saja...aku punya trik untuk menurunkan berat badan secara alami...tanpa harus mengeluarkan banyak biaya."
"Ahhh...iya...iya...sudahlah, aku mau mandi dulu. Aku sudah lelah bekerja seharian..."
Sraangg...sraangg...
Suara panci penggorengan itu...membangkitkan selera makanku malam ini. Kami berdua menikmati sepiring kaki ayam pedas ditemani sebotol soju. Sungguh nikmat rasanya...meskipun hanya sebatas kaki ayam pedas. Aku menikmati makan malamku bersama sahabatku ini, dialah orang yang selama ini selalu mendukungku.
"Malam ini...aku traktir makan kaki ayam pedas...ditemani soju. Ayo kita minum...cheers..."sambil mengangkat botol soju.
"Ahhh...enak sekali...makanan ini sungguh nikmat disantap saat musim semi begini. Ayoo...kita minum dan makan sampai puas..."
"Heiii...kenapa matamu sudah merah?? Kau mabuk yaa?? Hahahaha..." sahutku.
"Sejak kapan aku mabuk?? Hekk...hekk...aku hanya sedikit pusing. Hahahaha..." Ji Hee tertawa lepas.
"Ayoo...kita habiskan soju ini dan kita nikmati malam ini. Jangan sampai ada yang terlewat...!!!"sahutku.
"Yaaaa...ayooo...bersulang..."
Terlepas dari aku ini adalah keluarganya atau bukan...tapi Ji Hee lah yang selama ini selalu berada di dekatku. Selalu menemaniku dan menolongku dalam keadaan sesulit apapun. Aku sudah teidak mempunyai sanak saudara ataupun keluarga yang bisa aku andalkan. Dan sebagai gantinya...Tuhan telah memberiku teman sekaligus sahabat yang menemaniku dalam apapun.
Ji Hee...aku mungkin tidak mempunyai apa-apa untuk membalas setiap jasamu padaku, namun aku tetap merasa bahagia. Kamu seperti seorang kakak perempuan bagiku, juga seperti orang tuaku yang dengan sabarnya menemani. Suatu hari nanti aku akan mengganti setiap pengorbananmu ini dengan sesuatu yang aku punya...tapi untuk saat ini aku belum punya apa-apa. Hehehe...maafkan aku Ji Hee...selalu merepotkanmu.
Kamu adalah teman, sahabat, kakak dan seperti orang tua yang baik bagiku.
Continue
Thank's for reading
*****