webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · 现代言情
分數不夠
372 Chs

181. Is Fauzan Serious?

Nadia terus menatap ponsel yang terus berdering di dalam kamarnya. Dari tadi, sekitar enam puluh menit yang lalu, ponsel Nadia terus saja berdering. Nadia tahu, itu adalah panggilan dari Fauzan. Tapi, ia sama sekali berniat untuk mengangkatnya sama sekali.

Sesekali ketika ponselnya mati, Nadia melihat sudah ada berapa panggilan yang tertulis di dalam layar. Dilihatnya, sudah terdapat hampir dua puluh panggilan. Nadia masih hanya terdiam.

Mungkin Fauzan ingin membicarakan soal dirinya yang hanya diam tadi? Fauzan pasti merasa tidak nyaman dengan sikapnya yang biasa saja. Bagi Nadia sendiri sebenarnya ia tidak tahu kenapa ia harus melakukan hal itu.

Sejarahnya, saat ini jika Nadia ingin marah, ia diperbolehkan marah kapan saja. Jika ia sedang meledak-ledak, tentu juga diperbolehkan kapan saja. Hanya saja, Nadia tidak memilih keduanya.

Atau mungkin, saat ini Fauzan ingin mengabarkan kalau dia lolos dalam hasil interview kemarin? Sudahlah. Sudah tidak ada artinya juga.