webnovel

Kesatria dan Dewi Langit

Raditya mengantarnya sampai ke depan pintu rumah, persis seperti orang yang sedang berkencan, "Kapan aku bisa ketemu kamu lagi?"

"Hah! Bukannya kita baru saja bertemu?"

"Sekarang aku harus membuat janji untuk bertemu kamu lagi."

Rembulan memutar bola matanya saat mendengar Raditya bicara begitu. Raditya tertawa kecil. "Kamu nggak ingin ketemu aku?"

"Bukan...bukan. Aku nggak bisa berjanji kapan waktunya. Begini saja, aku akan memberikan nomer ponselku dan aku meminta nomer ponselmu. Setelah itu akan mudah untuk kita berdua membuat janji bertemu." Raditya mengangguk senang lalu segera memindai nomer ponselnya ke ponsel Rembulan.

"Aku masuk dulu ya, terima kasih buat hari ini." Rembulan segera menutup pintu rumah. Dibalik pintu Rembulan tersenyum lebar, jantungnya berdetak sangat cepat.

***

"Ri, kemarin kamu ingin informasi soal penulis A-Luna kan? Kesatria dan Dewi Langit?Ingat?"

"Ya, kenapa?Sudah ada info?"

"Bukan Rian namanya kalau nggak bisa mendapatkan info," katanya sambil menepuk dada.

Ari pura-pura bersikap biasa saja, padahal di dalam hati dia sangat mengharapkan Rian segera mengatakan semua secara lengkap. Sejak kepergian Rembulan, Ari langsung menghubungi Rian. Dia tahu Rian orang yang bisa mendapatkan informasi apapun dengan mudah dikalangan mereka para selebriti dan dunia hiburan.

"Rian, lu bisa cari informasi soal A-Luna nggak?Penulis Kesatria dan Dewi Langit?" katanya saat itu.

"Buat apa lu butuh informasi soal dia? Kayaknya penulis yang itu misterius banget. Setahu gue yang ngurusin soal novelnya si Sarah. Kalau Sarah gue kenal, dia temen gue."

"Pokoknya gue butuh informasi soal dia. Gimana caranya deh."

"Lu butuh info apaan sih?"

"Semuanya termasuk alamat rumahnya dia."

"Ri, gue mencium sesuatu yang misterius." Ari tidak menjawab, dia merasa tidak perlu menerangkan semuanya ke Rian.

"Oke, lu tunggu aja nanti gue kabari."

***

Rian benar-benar bisa diandalkan, dia memberikan informasi yang lengkap soal Rembulan. Beberapa hal sudah diketahui Ari. Seperti asalnya, orang tuanya, nomer ponsel, tanggal lahir. Tapi ada juga informasi yang tidak diketahui oleh Ari. Termasuk alamat rumah Rembulan. Setelah mendapatkan informasi dari Rian, malam ini dia akan datang menemui Rembulan. Dia tidak ingin kehilangan Rembulan.

***

Malam ini Rembulan sedang menimbang-nimbang untuk menonton film Kesatria dan Dewi Langit. Dia memang tidak berjanji pada Raditya untuk menonton film itu. Melihat wajah Raditya yang seolah memohon padanya membuat Rembulan berpikir ulang pada ketetapan hatinya.

Kesatria dan Dewi Langit ditulis saat Rembulan mengalami insomnia karena kehilangan Ari. Dia berimajinasi andaikan dia seorang Dewi yang bisa melihat dimana keberadaan Ari. Setiap malam dia berusaha melupakan Ari dengan menulis, hingga matanya lelah. Kesatria dan Dewi Langit adalah kisah novel tentang kehilangan.

Seorang Kesatria diutus turun ke bumi untuk mencari obat bagi seorang putri raja yang sedang sakit. Kesatria itu adalah kesatria pilihan, yang terbaik di kerajaan itu. Bukan karena menginginkan harta, kekuasaan atau menikah dengan sang Putri. Tapi karena rasa pengabdiannya yang tulus pada sang Raja hingga sang Kesatria mau menerima tugas itu.

Di langit ada seorang Dewi yang kesepian dan menginginkan seseorang yang bisa menemaninya hingga akhir hayatnya. Dewi Langit tidak menemukan cinta di kerajaannya. Tak ada laki-laki yang bisa membuatnya jatuh cinta dan cukup tulus mencintai dirinya. Sang Dewi Langit merasa laki-laki yang mendekatinya hanya memandang statusnya karena dia adalah seorang putri raja. Sang Raja marah dan membuangnya ke bumi karena Dewi Langit menolak dijodohkan dengan laki-laki manapun pilihan ayahnya. Dewi langit harus bisa menemukan laki-laki yang dia cintai dan juga mencintai dirinya baru dia diperbolehkan pulang ke kerajaan.

Di bumi Sang Dewi Langit dan Kesatria bertemu, sang Kesatria mencari obat berupa tanaman yang hanya ada di dalam hutan terlarang. Sedangkan sang Dewi membutuhkan Kesatria untuk menemaninya dan menunjukkan jalan keluar dari hutan terlarang, karena ayahandanya menjatuhkan dirinya di hutan itu.

Dalam perjalanan dan sekian lama bersama akhirnya mereka berdua jatuh cinta. Namun sang Kesatria harus kembali ke kerajaan untuk mengantarkan obat yang sudah dia temukan untuk diberikan kepada putri raja. Perpisahan itu terasa berat karena mereka sudah lama bersama.

Saat kesatria kembali ke kerajaan dan akhirnya putri raja bisa sembuh, sang Kesatria harus menikah dengan sang Putri karena raja menginginkan mereka menikah. Kesatria adalah orang yang sangat mengabdi kepada raja, dia tak kuasa menolak keinginan sang Raja walaupun hatinya tidak mencintai putri raja. Hatinya sudah terpaut pada Dewi Langit.

Sang Dewi memilih bertahan di bumi dan tak ingin kembali, dia menantikan kedatangan kesatria untuk menjemputnya.  Namun hingga kematiannya, sang Kesatria tidak pernah datang.

Rembulan menggambarkan Dewi Langit seperti dirinya, yang menantikan kedatangan Ari. Merasa kesepian.

Terkadang perasaan kesepian bisa membunuh. Rembulan tak ingin perasaan itu menguasainya dan dia berusaha untuk melepaskan. Butuh waktu lama bagi Rembulan untuk bisa keluar dari perasaan itu.

***

Rembulan baru saja hendak menonton film Kesatria dan Dewi Langit, ketika dia mendengar ketukan di pintu. Rembulan merasa dia tidak punya janji malam ini dengan siapapun. Keluarganya kalau akan berkunjung biasanya mengabari terlebih dahulu begitu juga dengan teman-teman dekat Rembulan. Karena mereka tak ingin kecewa saat datang tak bertemu Rembulan.

Mungkin Raditya, pikirnya. Karena rumah mereka letaknya bersebelahan.

Rembulan tersenyum memikirkan Raditya datang dan mengetuk pintu rumahnya. Apakah Raditya terlalu rindu hingga tak sabar menunggu besok atau  lusa?

Rembulan segera membuka pintu rumah dan menemukan Ari di depan pintu rumahnya sedang tersenyum menatapnya.  Rembulan terkejut, dia tak mengira Ari tahu alamat rumahnya. Padahal dia ingin menghindari Ari. Cukuplah pertemuan waktu itu.

"Selamat malam Rembulan!Boleh aku masuk?"

***

Ari melihat Rembulan terkejut dengan kedatangannya, itu sudah diperkirakan oleh Ari. Namun saat melihat mata Rembulan yang ragu menerimanya, Ari merasa kecewa. Itu diluar dugaannya.

"Dari mana kamu mendapatkan alamatku?" Rembulan bertanya dengan nada sedikit ketus.

"Seorang teman yang memberikannya...Ayolah, kenapa hal seperti itu harus dipermasalahkan? Apakah kita tidak bisa berteman?"

Ari sedikit khawatir kalau Rembulan akan menolak kedatangannya. Rembulan terus menatap Ari dengan pandangan yang Ari tak mengerti. Rembulan menarik napas lalu mengembuskannya. Perlahan Rembulan bergerak memiringkan badan lalu membuka pintu lebih lebar.  "Silakan masuk!"

Ari bernapas lega, saat kalimat itu keluar dari bibir Rembulan.

***

Raditya terlelap sebentar setelah mengantar Rembulan. Saat terbangun, Raditya merasa tenggorokannya kering. Digerakkannya sedikit tubuhnya lalu berjalan ke dapur untuk mengambil minum.

"Aku butuh udara segar, mungkin dengan duduk sebentar di balkon aku bisa merasakan sedikit kesejukan," gumamnya.

Dia memandang ke bawah, ke arah rumah Rembulan. Raditya berharap Rembulan berada di balkon atau di teras. Walaupun hanya melihat sejenak, cukuplah baginya.

Dia melihat seorang laki-laki sedang berada di depan pintu dan Rembulan tampak sedang membuka pintu rumahnya.

Tunggu!...sepertinya aku mengenali laki-laki itu. Bang Ari! Betul dia!

Raditya hanya bisa melihat dari atas balkon rumah sambil menduga-duga. Dia merasa cemburu...