Zara minta Agra mengizinkannya hari ini. Dan untungnya lelaki itu menerima surat yang Zara buat sendiri. Perihal tak ada tanda tangan orang tua di sana. Wali kelasnya pasti mengerti hal itu.
Zara menghela napasnya berat, ia memejamkan mata saat merasa kepalanya yang begitu terasa berkunang kunang. Gadis itu tenggelam di balik selimutnya. Walau tak hujan, ia merasa kedinginan di kamarnya yang tak ada ac sama sekali.
Kriet.
Pintu terbuka, membuat Zara menoleh dan mendapati sosok Mama yang membukanya. Tak mau berharap lebih, Zara segera bangkit dari tidurnya. Menatap sang Mama bingung.
"Ada apa, Ma?" Zara bertanya.
Mama memalingkan muka lantas menarik sesuatu di belakang wanita itu. Ember berisi tumpukan pakaian kotor.
"Cuciin. Pembantu yang khusus nyuci pulang kampung. Jadi kamu harus cuci ini."
Zara terdiam sebentar, lantas menghela napasnya, "Ma ... boleh nanti? Zara lemes banget hari ini."
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者