webnovel

Sama Seperti Dulu

編輯: Wave Literature

Lan Qianyu tiba-tiba menghentikan langkahnya, lalu menatap pintu kamar itu dengan tercengang. Pikirannya kacau, pasti dia salah dengar, tidak mungkin dia, benar-benar tidak mungkin. Dia sudah pergi, bahkan dia sudah pergi tiga tahun yang lalu, bagaimana mungkin dia muncul di saat seperti ini dan dengan cara yang seperti ini???

"Qianyu…"

Xiao Qi masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi Lan Qianyu mengibaskan tangannya dan memberi tanda agar dia berhenti berbicara, dia lalu berjalan dengan kaku ke depan kamar itu. Sesampainya di depan pintu, dia mendengar dari dalam suara seorang wanita. Entah mengapa hatinya terasa sakit seperti ada yang mencengkeramnya.

"Han, cintailah aku, sama seperti dulu…"

Suara manis itu dapat membuat pria manapun yang mendengarnya menjadi tidak tahan, namun Lan Qianyu malah menggigil mendengarnya.

Bahkan namanya sama, apakah itu benar-benar dia?

Lan Qianyu sangat tegang dan sedikit gemetar, dia pun menggoyang-goyangkan tangannya pelan. Pintu kamar itu tidak dikunci, Lan Qianyu mendorongnya hingga sedikit terbuka.

Lewat celah sempit itu dia melihat siluet tubuh yang sangat dikenalnya sedang duduk di atas sebuah kursi yang terbuat dari bahan kulit berwarna hitam.

Dia dan perempuan itu sedang bermesraan…

"Han, eh… ada orang…" Perempuan itu telah melihat Lan Qianyu dengan sepasang matanya yang kabur, dia lalu menghentikan gerakannya dan menepuk-nepuk bahu Xiao Han.

"Kalau dia mau lihat, biarkan saja." Suara Xiao Han yang mengandung hawa nafsu itu terdengar menggoda, namun di telinga Lan Qianyu, suaranya itu terdengar seperti tusukan pedang yang menyakitkan.

Air mata Lan Qianyu pun mengalir turun, tetapi anehnya bibirnya malah membentuk seringaian. Hatinya sakit bagaikan tertusuk pisau. Peristiwa tiga tahun yang lalu pun terbayang di kepalanya…

Tiga tahun yang lalu, dia berdiri di rumah keluarga Hai, dan melihat dengan mata kepalanya sendiri laki-laki yang dicintainya sedang bermesraan dengan perempuan lain. Pria itu bukan Xiao Qi, tetapi Xiao Han, dia adalah adik tiri Xiao Qi yang beda ibu…

Dia adalah pria yang benar-benar dicintai oleh Lan Qianyu. Tiga tahun yang lalu, hati Lan Qianyu masih akan terasa sakit jika mendengar namanya.

Lan Qianyu pernah berkali-kali membayangkan bagaimana dia akan bertemu kembali dengannya. Mungkin mereka akan bertemu di jalan sebagai dua orang asing yang berpapasan. Mungkin justru di pernikahan Xiao Qi, pria itu akan tertawa mencibir kepadanya, atau mungkin juga mereka tidak akan pernah bertemu lagi seumur hidupnya…

Namun dia sama sekali tidak pernah mengira kalau mereka akan bertemu kembali dengan cara seperti ini.

Pria di dalam kamar itu merasakan pandangannya, dia pun berhenti dan mendongakkan kepala. Begitu dia melihat Lan Qianyu, seluruh tubuhnya bergetar, wajahnya pun berubah total dan kepanikan muncul dari matanya…

"Siapa? Apa kamu mengenalnya?"

Sebelum Xiao Qi dan Qiao Qing menyadari siapa orang yang ada di dalam kamar, Lan Qianyu segera menutup pintunya lalu berbalik dan berlari ke tangga. Dia berlari dengan sangat cepat seperti dikejar setan, air matanya terus mengalir turun tanpa henti bagaikan manik-manik yang terlepas dari benangnya. Kejadian yang sama seperti tiga tahun yang lalu…

Laki-laki itu sama sekali tidak berubah. Sejak dahulu hingga sekarang dia selalu bergerak bebas bagaikan badai, sama sekali tidak ada perubahan.

Mungkin juga dia tidak pernah benar-benar mencintai seorang perempuan, oleh sebab itu dia pun membiarkan hasrat dan perasaannya bergerak bebas…

Mungkin saat itu, meninggalkannya adalah tindakan yang tepat. Saat ini Lan Qianyu juga tidak seharusnya memiliki keterikatan apapun lagi dengannya…

Karena pria semacam itu sama sekali tidak bisa dipercaya…

**

Lan Qianyu tidak tahu bagaimana dia bisa sampai ke studio pernikahan. Kepalanya terasa kosong, namun peristiwa tadi tak hentinya muncul di pikirannya. Hatinya bagaikan terjerat semak berduri yang mencengkeram dengan kuat, sakit sekali…

Lan Qianyu terus mengingatkan dirinya sendiri, dia tidak boleh sakit hati karena pria itu. Tetapi dia tetap saja tidak bisa menahan kesedihannya.