webnovel

Part 40

Zabran menuntun Fatma memasuki kamarnya dengan berjalan pelan-pelan. Fatma berbaring di ranjangnya dibantu oleh sang suami.

" Kalo gitu kita keluar saja, biarkan Ummi istirahat saja!" kata Zabran.

" Ehmmm!" dehem Harun saat melihat Ezzar berdiri.

Putra bungsunya itu langsung berlari meninggalkan kamar umminya karena takut akan kemarahan abanya. Mata Fatma terbuka saat kamarnya hanya tinggal mereka berdua.

" Ba!" panggil Fatma yang ternyata belum tertidur.

" Ya, Ummi! Kok, bangun?" tanya Harun.

" Jangan terlalu keras pada Ezzar!" ucap Fatma lembut.

" Aba nggak suka kalo ummi selalu memanjakan dia!" ucap Harun kesal.

" Bukan memanjakan! Tapi dia sangat mirip sama Aba! Apa aba lupa?" jawab Fatma.

" Ckkk! Darimana Ummi tau kalo dia sama seperti Aba?" tanya Harun sedikit terkejut.

" Ummi yang cerita saat Ezzar lahir dulu!" jawab Fatma.

" Ckkk! Ummi kenapa buka rahasia anak sendiri!" decih Harun.

" Tapi Ummi sangat bangga sama putranya yang sedikit bandel itu! Apalagi istrinya, sangat bangga sekali!" rayu Fatma saat melihat Harun cemberut.

" Sudah pandai merayu Aba, ya! Untung masih belum fit, kalo sudah, Aba nggak kasih ampun!" kata Harun sambil mengecup kening istrinya.

Fatma langsung memejamkan kedua matanya karena tahu apa maksud dari perkataan sang suami.

Sementara itu di lantai 2, di dalam kamar Zabran, Yasmin menarik kopernya dan membukanya di atas lantai.

" Masukkan semua pakaianmu ke dalam lemari dan simpan Koper itu di dalam tempat penyimpanan Koper!" ucap Zabran yang duduk di sofa sambil memperhatikan tingkah istrinya.

" Iya!" jawab Yasmin yang merasa heran dengan tingkah suaminya.

Apa dia sudah benar-benar kembali mencintaiku? batin Yasmin yang masih menyimpan sedikit keraguan akibat tingkah Zabran yang masih belum bisa ditebak. Tapi Yasmin terus berdo'a agar sang suami benar-benar bisa menerima dan mencintainya seperti saat mereka bersama dulu. Yasmin menutup kembali kopernya lalu menyeretnya masuk ke dalam walk in closet.

" Biar aku saja!" sahut Zabran yang sudah berdiri memegang koper istrinya.

" Trima kasih, Kak!" balas Yasmin pelan, sedikit bibirnya melengkung ke atas.

Setelah di dalam walk in closed, ditatanya seluruh pakaian dan perhiasan miliknya di tempat yang masih kosong. Yasmin meraih sebuah daster dan khimar rumahan untuk dipakainya setelah semua barang tersimpan rapi di tempatnya. Wanita cantik itu berjalan memasuki kamar mandi dan mengganti pakaiannya.

" Kenapa memakai khimar di dalam kamar?" tanya Zabran yang melihat istrinya keluar dari kamar mandi.

Yasmin manatap suaminya dengan wajah bertanya-tanya, bukankah dia seorang wanita muslim! batin Yasmin. Zabran yang duduk kembali di sofa meletakkan IPadnya lalu berjalan mendekati istrinya. Jantung Yasmin berdetak sangat cepat melihat suaminya yang berdiri sangat dekat dengannya.

" Aku lebih suka kamu hanya memakai pakaian ini saja. Apalagi jika kamu hanya memakai pakaian tidurmu saja!" bisik Zabran membuat tubuh Yasmin bergetar karena malu akibat sentuhan tangan sang suami di wajah dan bibirnya.

" Kak..." ucap Yasmin malu, dia tidak pernah membayangkan jika suaminya akan bisa seromantis ini sekarang, jangan lupa juga posessif, Yas.

Zabran memutar tubuh istrinya menghadap ke cermin dan perlahan melepaskan khimarnya.

" Kak..."

" Kita sudah sah menjadi suami istri, apa kamu lupa? Sudah sewajarnya jika kamu melepaskan khimar dihadapanku!" bisik Zabran lembut.

Pria tampan itu mengecup rambut indah istrinya setelah mencium bau harum yang menguar dari rambut Yasmin. Yasmin memejamkan kedua matanya, seakan dunianya saat ini melayang kemana-mana.

" Aku ingin kamu segera hamil, Za!" bisik Zabran lagi.

Yasmin membuka kedua matanya lalu menatap wajah sang suami yang begitu tampan.

" Buang semua pil itu!" kata Zabran lagi.

" Kak Zab..."

" Maafkan sikap bodohku selama ini, Za! Aku sangat menyesal sekali karena telah membuatmu sakit hati. Aku begitu marah dan cemburu saat kamu bersama dengan Zib!" kata Zabran terus terang.

" Mana mungkin aku berpaling ke pria lain, Kak! Apa kakak meragukan kesetiaanistrimua?" tanya Yasmin kecewa.

" Maaf! Aku memang bodoh! Padahal kamu selalu percaya padaku dan kamu selalu setia padaku!" kata Zabran dengan wajag penuh penyesalan.

" Sudah, Kak! Mungkin Allah ingin mencoba sejauh mana kesetiaanku pada suamiku dan Allah sedang mencoba kekuatan cinta kita!" ucap Yasmin dengan penuh kelembutan.

" Terima kasih, Za! Aku benar-benar bersyukur pada Allah karena telah menjadikanmu sebagai jodohku!" balas Zabran yang kemudian mengangkat tubuh istrinya dan membaringkannya ke atas ranjang.

" Aku ingin Zabran junior hadir disini!" ucap Zabran mengusap lembut perut Yasmin.

Seketika tubuh wanita itu merasa geli dan bergetar karena menimbulkan gelenyar aneh di sekujur tubuhnya.

Sebuah mobil berwarna putih masuk ke pekarangan rumah Harun. Sepasang suami istri turun dari dalam mobil dengan seorang anak laki-laki kecil berusia 3 tahun dan juga seorang bayi perempuan.

" Assalamu'alaikum!"

" Wa'alaikumsalam!"

" Tuan Daffa! Nyonya Briana! Mari silahkan masuk!" ucap Embun yang membukakan pintu rumah Harun.

" Mbak Embun! Apa kabar?" tanya Daffa.

" Alhamdulillah baik, Tuan!" jawab Embun tersenyum.

" Ayo, sayang!" ajak Daffa pada istrinya.

" Daddy, I...!"

" Abi, Ibra!" potong Daffa yang mendengar putranya salah memanggilnya.

" Why not Daddy?" tanya Ibra cemberut.

" Karena kamu seorang muslim, sayang!" jawab Daffa.

" Sabar, ya, baby!" ucap Briana mengusap tangan suaminya.

Sifat Ibra sepertinya sangat meniru Brian saat kecil dulu. Dan Briana juga menyetujui hal itu.

" But I like to call you Daddy! It,s sound cool!" kata Ibra lagi.

" Abang! Abang lupa lagi bicara sama siapa?" akhirnya Briana turun tangan karena dia tahu jika Daffa tidak akan tega sama putranya itu.

" Yes, Mom...Ummi!" sahut Ibra menundukkan kepalanya.

Meskipun masih berusia 3 tahun, Ibra termasuk anak yang cerdas, karena dia sudah bisa berbicara dengan jelas.

" Ada apa ini? Wow, ada adik kak Fiza yang gantengnya kebangetan!" puji Fiza yang kebetulan baru pulang dari toko buku.

" Assalamu'alaikum!" ucap Daffa.

" Eh, iya, lupa Om! Assalamu'alaikum!" ucap Fiza yang memeluk Ibra.

" Wa'alaikumsalam!" jawab semua yang ada disitu.

" Kamu baru pulang, Za?" tanya Daffa.

" Iya, Om!" jawab Fiza yang kemudian mendekati adik Fatma itu dan menyalami dengan mencium punggung tangannya.

" Sama siapa?" tanya Daffa yang duduk di kursi ruang tengah.

" Kak Zib!" jawab Fiza.

" Mana dia?" tanya Daffa lagi.

" Tadi katanya mau ke rumah temannya!" kata Fiza.

" Apa ummi dan Abamu sudah tidur?" tanya Daffa.

" Sepertinya begitu, Om! Om sama Tante istirahat juga dulu, karena pasti lelah setelah perjalanan jauh!" kata Fiza yang berdiri sambil melihat Baby Dee yang digendong umminya yang ternyata sedang merem.

" Ya, Kok merem, sih, Baby Dee!" ucap Fiza.

" Jelas aja, Kak, orang udah malam ini!" jawab Ana.

" Kalo gitu kita istirahat aja, sayang!" kata Daffa.

" Iya, Baby!" jawab Ana.