webnovel

Apakah ini Cinta?

Di malam hari itu setelah Diana menceritakan semuanya kepada Noval, entah mengapa membuat hati Noval ikut merasakan sakit, dia tidak bisa membayangkan sedihnya menjadi Diana.

Dimalam hari pukul 19.00 seperti biasa keluarga Noval berkumpul di meja makan untuk makan malam bersama.

"Noval... turun val, lun ngapain dari tadi dikamar aja galau lu ya?" Teriak seorang laki laki muda bertubuh tinggi dari lantai bawah yang setiap hari Noval mendengar suara itu, itu adalah suara Andre.

"Apaan lu bang ganggu gue aja, gue lagi pusing" Jawab Noval dari kamarnya sambil berteriak agar suaranya dapat didengar Andre yang berada di lantai bawah.

"Dihh sok iye" jawab Andre dengan nada mengejek.

Tidak lama kemudian suara seseorang mengetuk pintu kamar Noval. Noval merasa terganggu dia membuka pintunya yang ternyata itu adalah mamanya yang berambut model medium short dengan tampilan mamanya yang sangat mempesona. meskipun sudah menikah dan mempunyai 2 anak, mamanya masih menjaga tubuhnya agar tetap bagus dan terlihat masih muda.

"Noval sayang kamu pusing kenapa?yuk makan dibawah, abang sama papamu sudah menunggu dibawah" ajak mamanya dengan nada lembut, mamanya sangat memanjakan Noval padahal Noval sendiri tidak suka diperlakukan seperti anak kecil, mungkin karena Noval anak bungsunya.

"Udah deh ma ga usah ganggu Noval, lagian Noval masih kenyang tadi Noval makan mie ayam sepulang sekolah, Noval hari ini capek karena habis eskul futsal" ucap Noval dengan menolak ajakan mamanya, dia berbohong seolah olah mengikuti ekskul padahal hari ini bukan jadwalnya dia eskul.

"Yaudah kamu cepet tidur, mama kebawah dulu yaa" ucap mamanya sambil menutup kembali pintu Noval dari luar.

Tiba tiba Noval teringat akan satu hal untuk memberitahu kedua orang tuanya yang dipanggil ke sekolah, dia sangat bingung harus berbicara seperti apa, tetapi Noval harus segera memberitahu, ia menunggu waktu makan malam dibawah selesai.

Dengan memandangi setiap sudut kamarnya yang luas mengingatkan bahwa kehidupannya dan kehidupan Diana berbeda sangat jelas, kehidupannya yang serba ada, sedangkan kehidupan Diana yang serba terbatas, dia merasa sangat prihatin, dia bingung dengan perasaannya saat ini yang menggebu gebu seakan akan ikut masuk dalam derita Diana, entah mengapa dia merasa ingin menjadi sosok pelindung Diana yang sangat kesepian, ingin menghibur Diana dikalah sedih. Noval sendiri merasa sangat aneh pada perasaannya sekarang.

"Kenapa perasaanku seperti ini? berdetak tak karuan, merasakan sakitnya yang dialami oleh Diana, aku siapa?aku tak lebih hanya sekedar temannya, mengapa tiba tiba aku ingin melindunginya? " gumam Noval dalam hati yang sedang bergelut dengan pikirannya, dia berjalan mondar mandir seakan akan salting seperti mabuk kepayang.

Tanpa disadarinya dia membayangkan wajah Diana yang cantik dan tidak membosankan.

"apakah ini cinta? ahh... apa apa an ngelantur aja diriku ini" ucap Noval yang memarahi dirinya sendiri sambil memukul dahinya.

Noval berusaha keras untuk mengalihkan pikirannya dalam dirinya dia memaksakan untuk tidak terlalu mengurusi kehidupan orang lain, cukup menjadi pendengar tidak perlu masuk terlalu jauh dalam kehidupan orang lain. tetapi seakan akan hati Noval menolak pikiran itu, hati Noval memaksakan untuk terus memikirkan Diana.

Malam itu Noval merasa sangat pusing dalam pikirannya. seandainya saja dia tidak menanyakan hal itu mungkin dia akan baik baik saja sekarang, belum lagi dia diberi hukuman mengerjakan 5 bab soal dan juga memberitahu kedua orang tuanya untuk datang ke sekolah besok pukul 10.00.

Sesudah makan malam, Noval menuruni anak tangga mencari cari keberadaan papanya. Dia mencari di setiap ruangan yang akhirnya dia melihat papanya berada di ruang komputer yang sedang mengerjakan tugas Dinas.

"Pa, ada yang ingin Noval bicarakan" ucap Noval pada lelaki tinggi berkumis tipis berkacamata itu.

"Ada apa Noval? Papa akan mendengarkannya" Ucap papanya dengan membalikkan badan.

"Hmm..a...anu" ucap Noval dengan tegang.

"Anu apa? Jangan membuat Papa penasaran yaa, cepat bicara" ucap papanya dengan muka yang penasaran.

"Begini pa, besok Papa dan Mama dipanggil ke sekolah pukul 10.00 disuruh langsung ke ruangan pak Haryono" ucap Noval dengan jelas.

"Ke pak Haryono? Ada apa memangnya? Kamu kena skors? Tanya papanya dengan mengerutkan dahi.

"Enggak, Noval baik baik saja hanya saja Papa dan Mama dipanggil" Jawab Noval dengan panik tetapi Noval berusaha biasa saja seakan akan tidak ada apa apa.

"Baiklah besok mama sama papa akan ke sekolahmu, sebenarnya besok papa ada meeting saat jam 07.00 tetapi tidak apa apa Papa bisa mengundurkan jadwal meetingnya" Ucap papanya sambil membersihkan kacamatanya.

Kini Noval hanya bisa pasrah membayangkan Papa dan mamanya yang akan marah marah, tetapi dia harus bisa menerima konsekuensinya.

Setelah percakapan itu Noval kembali ke kamarnya, sedangkan Mama Noval mendengar percakapan itu langsung menuju ruangan suaminya.

"Ada apa sayang? Aku mendengarnya tetapi aku tidak ingin memotong pembicaraan kalian" Ucap Mama Noval dengan lembut sambil memegang pundak suaminya yang sedang duduk mengerjakan tugas Dinas.

"Ini lho ma, besok Kita berdua dipanggil ke sekolahnya Noval, aku hanya penasaran apa yang membuat kita kesana, jika itu rapat wali murid pastinya kita sudah mendapat undangan, aku curiga Noval melakukan pelanggaran, karena tidak biasanya seperti ini" Ucap suaminya sambil mengetik keyboard komputer.

"Tenang sayang... Kita dengarkan saja besok apa yang diucapkan oleh gurunya, kalo pun itu memang hukuman, kamu tidak boleh terlalu memarahinya sayang" Rayu mama Noval dengan memijat mijat pundak suaminya.

"Kamu itu terlalu memanjakan Noval, apapun kesalahan harus diberi hukuman, kalo tidak begitu dia tidak akan pernah berubah" ucap suaminya dengan menolak rayuan mama Noval.

Mama Noval hanya tersenyum tidak ingin memulai perdebatan. Dan mengganti topik pembicaraan.

"Kamu tidak tidur sayang? Aku sudah mengantuk, sepertinya aku akan tidur duluan" ucap mama Noval sambil mendaratkan kecupan ke pipi suaminya.

"Tidur duluan saja ma, ini juga tinggal sedikit lagi lalu aku jemput ke kamar untuk tidur juga" ucap suaminya sambil membalas kecupan mama Noval.

Setelah pembicaraan itu selesai, Mama Noval bergegas menuju kamar untuk tidur duluan.

Sedangkan Noval membuka pintu kamarnya yang ternyata disana sudah ada kakaknya si Andre yang terlentang di kasur Noval.

"Lah? Lu ngapain kesini bang?" Ucap Noval dengan nada bingung.

"Hmm sebenernya ada yang ingin gue tanyakan ke lu" Ucap Andre sambil menunjuk muka Noval.

"Apa tuh" Tanya Noval yang menutup pintu sambil berjalan ke arah Andre.

"Ini nih ada buku catatan di atas meja belajar, lu belajar? Kok tumben? Hmm ada sesuatu... niat gue kesini mau ngajak lu bikin bisnis online, gue malah nemuin ini" ucap Andre dengan nada mengejek, karena dia tidak pernah menjumpai sang adik belajar atau ada buku pelajaran diatas meja belajarnya.

"Yaelahh... Penting banget lu tau? Serah gue lah, gue mau belajar, gue mau buang tuh buku bukan urusan lu bang, bentar bentar lu mau ngajak bisnis online? Bisnis apaan?" Tanya Noval dengan mengerutkan dahinya rasanya sangat penasaran.

"Jadi gini salah satu temen gue bikin usaha jual pakaian distro salah satu off store, nahh dia minta temenin gue disana bantuin dia jual tuh baju distro sama salah satu temen gue juga ikut bantuin, nahh lu kan masih sekolah nih, nggak mungkin dong bisa bantuin jual offline, kecuali gue dah kuliah dosen jarang jarang datang dan bentar lagi gue udah skripsi trus lulus, jadi gue tawarin lu mau gak promosiin tuh baju baju di toko online? lumayan loh bayarannya." Ajak Andre pada adik semata wayangnya itu.

"Beneran? oke gue mau kalo soal duit nih, hitung hitung tambahan sangu gue daripada ngandalin papa yang maksain kehendak anaknya" ucap Noval menerima tawaran Andre.

"Yaelahh lu kalo soal duit gercep, kalo gue suruh aja ogah ogahan, oke deal ya? Jadi besok lu sepulang sekolah langsung ke kampus gue ya, tunggu gue disana, kita langsung ke outlete temen gue, gue mau kasih tau kalo gue udah nemuin bagian online nya" Ucap Andre dengan jelas.

"Oke deal, dah lu sekarang keluar gue ngantuk mau tidur" ucap Noval dengan mengusir Andre.

Setelah pembicaraan itu Andre langsung keluar dan Noval berbaring diatas kasur, dia slalu teringat ingat tentang Diana, dia merasa bingung tentang perasaannya, dia tidak mau terlalu jauh pikiran itu mengusik hatinya, dia langsung memaksakan memejamkan matanya untuk tidur.

Suara ayam berkokok, pagi sudah tiba, tapi kali ini suasana nya mendung, Diana terbangun dari tidurnya dengan rambut yang masih acak acakan, "huahhh" dia menguap sangat lebar dengan matanya yang masih terbuka satu, hari ini Diana merasa malas ke sekolah karena ngantuknya masih sangat berat. Diana terbangun dari tidurnya dengan bermalas malasan. Dia membuka jendela kamarnya dan menghirup udara segar di pagi hari, dia memandangi langit yang gelap seakan akan sedang sedih dan ingin menangis.

Diana mengambil handuk yang dijemur di teras asrama, dia menuruni anak tangga ternyata sudah lumayan banyak yang mengantre.

Selesai mandi, Diana bersiap siap untuk ke sekolah, dia mengeringkan rambutnya yang basah dengan hair dryer. setelah kering dia mengikat rambutnya seperti biasa. Lalu dia berganti seragam sekolah, tidak lupa dia menggunakan beda padat tipis tipis dan menggunakan lip balm tipis tipis agar bibirnya tidak terlihat pucat.

Setelah bersiap siap, Diana turun ke bawah untuk sarapan roti yang sudah disediakan oleh tukang masak di dapur asrama. Setelah sarapan seperti biasa, Diana dan Rere berangkat ke sekolah bersama sama

Sesampai di sekolah, Diana dan Rere berjalan menuju koridor sambil berbincang bincang.

Diana memasukki kelas, dan Rere juga memasukki kelasnya, Saat Diana masuk kelas ternyata di kelas sudah ada Noval yang sedang menyicil tugas hukuman pak Haryono dan juga beberapa siswa lainnya.

Pagi ini tingkah Noval ke Diana sangatlah aneh seakan akan sedang salting, memandangi Diana seketika membuat muka nya memerah.

"Tumben banget kau sudah datang?bukannya sering telat ya?" Ucap Diana sambil menaruh totebag nya diatas meja.

"Emmm a anu iya lagi nyicil biar nggak numpuk" ucap Noval dengan berhenti menulis.

"Ohh tidakk perasaan apa ini, shittt... Aku sangat merasa aneh hari ini, entah kenapa hari ini aku memandang Diana membuat jantungku berdetak tak karuan, apalagi seperti biasa Diana tampil cantik dan anggun" gumam Noval dalam hati sambil mengelus elus dadanya.

"Val, kau kenapa? Kau berlagak aneh tak seperti biasanya kau yang banyak tingkah" ucap Diana bertanya pada Noval sambil mengerutkan dahinya.

"Hmm aku cuma sedang memikirkan mama dan papaku nanti kalo jadi kesini, aku penasaran akan semarah apa mereka" jawab Noval sambil menunduk, padahal dia berbohong, yang ada dipikirannya hanyalah Diana tidak ada pikiran lainnya.

"Hmm yasudah kerjakan, makannya jadi orang yang kapok udah dimaafin berkali kali karena telat malah ngelunjak bangett" ucap Diana meledek, Diana hanya bercanda tapi juga menyindir Noval secara halus.

"Ya Tuhan.... Perasaan apa ini? Apakah aku jatuh cinta? Perasaan ini sama seperti perasaanku dulu kepada Renata" Gumam Noval dalam hati.

Renata adalah mantan Noval saat Noval menginjak kelas 1 SMA, tetapi Noval meninggalkannya karena Renata hanya memanfaatkan kekayaan orangtua Noval, padahal waktu saat ini Noval masih sekolah sama seperti sekarang yang apa apa masih menggunakan uang orangtua nya.

Pelajaran kedua hari ini adalah penjas, semua siswa ke kamar mandi untuk berganti pakaian olahraga.

"Lu ngerasa nggak sih hari ini Noval aneh banget gerak geriknya?" Ucap Arini kepada dua sahabatnya itu.

"Yaelahh... Mungkin karena hari ini orangtua nya dipanggil di ruang guru, yaa dia panik lah, dia tadi bilang sendiri kok" jawab Diana dengan opininya.

"Astagaa Diana... Lu udah kenal Noval 3 tahun, lu pastinya udah tau lah tingkah laku Noval dikelas, dia pemalas, dia berisik dikelas, dia bodoamat, masih banyak lagi deh kebiasaan buruknya, masa dipanggil orangtuanya gitu aja dia segitu anehnya" tindas Arini yang berusaha untuk membenarkan opini Diana.

"Yaa mungkin dia lagi ada masalah sama keluarganya/masalah yang lain, lagi pula itu bukan urusan kita ngapain kalian terlalu ngusik kehidupannya, yang terpenting sebagai temannya kita doain yang terbaik aja, atau nih kalo kalian penasaran banget tanya langsung aja ke Noval, siapa tau kalian bisa bantuin juga" Ucap Cindy dengan menegur teman temannya.

Selesai berganti pakaian olahraga, mereka menuju lapangan untuk mengikuti olahraga, olahraga hari ini adalah olahraga Voli.

Pak Budi guru Voli bertubuh seperti seorang atlet, memiliki kumis tebal dan memiliki kulit berwarna coklat. Menyuruh murid muridnya untuk berbaris rapi melakukan pemanasan dan absen.

Tampak dari jauh barisan perempuan, Noval memandangi Diana dari kejauhan, biasanya Noval melihat Diana biasa saja meskipun cantik tapi kini dia benar benar tertarik, bagi dia melihat Diana sekarang seperti melihat boneka hidup.

Diana sadar bahwa dia dipandangi oleh Noval, tapi Diana berusaha untuk tidak melihatnya balik atau bersikap cuek saja, padahal dalam hatinya Diana bertanya tanya heran kenapa Noval sangat aneh bahkan memandanginya dengan dalam.

Diana melihat lihat bagian tubuhnya mulai dari tangan,kaki, memegang megang rambutnya, dia khawatir ada sesuatu yang salah kenapa Noval melihat sampai segitunya. Ternyata tidak ada yang salah, mungkin Diana salah, mungkin saja Noval sedang tidak memandanginya.

Olahraga pun dimulai selesai absen dan pemanasan, sekarang waktunya bermain Voli.

'prittt' suara peluit yang dibunyikan oleh pak Budi tanda permainan bola voli sudah dimulai.

"Ayoo.. tangkap yaa jangan sampai terjatuh!" teriak Edo pada teman lawan mainnya.

Saat bermain bola Voli tidak sengaja lawan mainnya melesetkan bola ke arah yang salah.

"Minggir...awass...." Teriak Edo pada teman lainnya untuk memberitahu agar tidak terkena pantulan bola Voli.

'Bruakk..... Gedebuk' suara seseorang terjatuh akibat terkena pantulan bola Voli.

Ternyata yang jatuh adalah Noval, dia merasa pusing seolah olah kepalanya dihantam oleh batu besar, dia terjatuh tergeletak di lapangan.

Akibat kejadian itu, pelajar olahraga dihentikan sementara oleh pak Budi.

"Lu gimana sih Val malah ngelamun, gue udah bilang awas, lu kenapa hari ini aneh... Hah!! Lu kalo nggak niat main sana pergi aja nggak usah ikut" teriak Edo marah sambil menarik baju Noval.

Suasana menjadi tegang, tidak ada yang menyangka bahwa Edo bisa semarah itu, padahal menurut mereka semua itu hanyalah kejadian biasa apalagi Edo adalah sahabat Noval, ataukah mungkin karena sikap Noval yang memang sangat aneh tidak seperti biasa.

Tanpa disangka juga ternyata Noval tidak terima dengan bentakan dan perlakuan kasar dari sahabatnya itu, Noval menarik tangan Edo dan mendorongnya, Noval membalas dengan olok olokan kasar.

Sama sama tidak terimanya akhirnya mereka berdua saling memukul, Edo memukul perut Noval, dan Noval memukul balik perut Edo, semua siswa melihatnya dengan sangat panik, mereka berpikir kenapa gara gara kejadian sepele menjadi seperti ini.

"Sudahh sudah... stop apa apa an kalian!!! Siapa yang menyuruh kalian bertengkar?, Mau jadi jagoan kalian?!!, Kalian berdua saya diskualifikasi!" Bentak pak Budi sambil menjewer telinga mereka berdua.

Mereka berdua kesakitan memohon untuk tidak dijewer, pak Budi langsung melepas jewerannya dan menyuruh semua siswa bubar dan kembali melakukan olahraga voli kecuali Noval dan Edo yang sudah di diskualifikasi.

"Ya Tuhan.... Bodoh sekali aku, mengapa aku membalas perbuatan Edo, padahal jelas jelas aku yang salah dan kenapa saat olahraga aku memandangi Diana, akhirnya aku terkena bola voli"gumam Noval dalam hati sambil berdiri dipinggir lapangan.

Sedangkan Edo merasa kesal dan menjauh dari Noval, Noval pergi dari lapangan menuju ke kelas.

Noval berniat untuk meminta maaf ke Edo atas perbuatannya tadi, Noval pun menyusul Edo ke kelas.

"Lu ngapain ke sini, belum puas lu?! Brengsekk..." Bentak Edo ke Noval dengan emosi.

Noval terus meminta maaf tetapi tidak sedikitpun dimaafkan oleh Edo dan Edo pun meninggalkan Noval keluar kelas.

"Tidak... Aku mengacaukan semuanya, aku yakin aku sudah jatuh cinta, saat memandangnya aku dibutakan, sampai terkena bola pun aku tidak tau". Gumam Noval dalam hati sambil memikirkan bagaimana caranya biar dimaafkan oleh Edo, dia merasa sangat bersalah.