webnovel

SEANCE

Nada adalah seorang pelajar yang masih duduk di bangku SMA. Dia adalah anak yang humble, baik dan periang. Meski dirinya memiliki sikap penakut, namun banyak orang yang peduli padanya dan menjadi teman baiknya. Termasuk enam orang yang selalu bersamanya juga menemaninya. Suatu malam, ketika ia sedang tinggal sendirian di dalam rumah. Ada sebuah suara yang memanggil-manggil namanya dan mengetuk pintu rumahnya di tengah malam. Nada yang memang penakut itu pun tak berani keluar dan hanya mengintip lewat jendela rumahnya. Sesosok wanita berbaju putih dengan rambut yang panjang, juga keadaan tubuh yang basah itu berdiri tepat di depan pintu masuk rumahnya. Mengetuk berkali-kali sehingga semakin lama ketukan itu semakin kencang. Membuat Nada merasa ketakutan dan panik hingga ia menelephone temannya untuk meminta bantuan. Predictia, salah satu temannya yang memang dapat berkomunikasi dengan makhluk-makhluk tak kasat mata itu pun memberitahu Nada jika wanita yang malam tadi menemuinya bukanlah sosok manusia, melainkan sebuah arwah gentayangan yang meminta bantuan pada Nada. Awalnya Predictia hanya memberikan beberapa cara untuk mengusir arwah tersebut, namun semakin lama arwah itu semakin mengganggu dan bahkan menghantui mereka bertujuh. Akhirnya Predictia pun memutuskan untuk mengajak seluruh temannya melakukan SEANCE, sebuah ritual pemanggilan arwah. Ritual itu di lakukan dengan sebuah cara yang berbeda dari cara yang lain, di mana mereka harus berdiri melingkar dan tak boleh merusak lingkaran tersebut. Predictia yang memang sudah biasa melakukan itu mengajak mereka semua berkomunikasi dengan arwah gentayangan itu, namun sebuah kesalahan terjadi di saat mereka melakukan ritual tersebut. Hingga mereka tak sengaja membuka sebuah pintu untuk makhluk-makhluk lainnya berkomunikasi dengan mereka termasuk sang iblis. Siapa sebenarnya hantu tersebut? Bagaimana cara mereka untuk mengatasi semua itu, termasuk menghadapi Iblis yang datang? Apakah mereka akan berhasil membantu arwah gentayangan yang menghantui Nada?

Nara_Eander · 灵异恐怖
分數不夠
325 Chs

Pulang ke rumah

Bel tanda berakhirnya kegiatan sekolah pun berbunyi dengan cukup nyaring, membuat seluruh siswa yang tadinya berada di dalam kelas mereka kini berhamburan keluar untuk pulang ke rumah mereka masing-masing, atau untuk sekedar berkumpul dengan teman-teman di sebuah tempat ramai. Untunglah hujan telah berhenti lima belas menit yang lalu, dan hanya menyisakan genangan-genangan air yang ada di atas tanah. Sehingga mereka tidak perlu repot-repot untuk memakai payung atau jas hujan.

Dua orang perempuan tengah berjalan menuju ruang UKS, masing-masing dari mereka terlihat membawa dua tas. Yang dapat dipastikan bahwa tas kedua yang mereka pegang bukanlah tas milik mereka. Lilac, perempuan berparas cantik itu melirik kearah Icha yang ada di sampingnya, "Kamu pulang sama Nada, Cha?" Ia bertanya pada Icha ketika ia melihat tas milik Nada yang kini berada di tangan Icha.

Icha mengangguk mengiyakan pertanyaan tersebut. Berbeda dengan Icha, kini Lilac membawa tas milik Leo yang super tipis, entah apa yang lelaki itu bawa ke sekolah selama ini. Mungkin hanya sebuah pulpen dan selembar kertas.

"Habis, masa iya gw ninggalin dia di sini? Kan ga mungkin!" Celetuk Icha, Lilac hanya terdiam dan mengangguk. Ia tidak tahu harus menjawab bagaimana, sebab ia pun tidak bisa mengantar Nada ke rumahnya karena ia pulang bareng dengan Leo menggunakan motor. Jika iya dia meminta Leo mengantar Nada pulang, mana mungkin? Leo menggunakan motor dan membawa Nada yang sakit, pulang? Motor Honda CB500F? Bisa-bisa Nada terjatuh jika ia menaiki motor Leo.

Tok… Tok… Tok… Icha mengetuk pintu ruang UKS terlebih dahulu sebelum ia dan Lilac masuk ke dalam. Padahal pintu UKS terbuka dengan lebar, tetapi ia tetap melakukan itu untuk kesopanan.

Leo dan Nada yang sedang berbincang ringan itu langsung melirik kea rah pintu. "Gimana keadaan lu, Nad?" Tanya Icha saat ia melangkah masuk dan memberikan tas milik Nada kepada sang empunya.

Nada tersenyum ketika mengetahui Icha sang sahabat karib membawakan tas miliknya. "Makasih Cha! Aku udah mendingan sekarang." Nada menjawab dan melirik kea rah Lilac yang datang memberikan tas kepada Leo.

"Lain kali jangan lupa sarapan ya, Nad!" Nada mengangguk saat mendengar wejangan yang di berikan oleh Lilac padanya.

Leo berdiri dari duduk dan mengeluarkan jaketnya dari dalam tas kemudian menggunakan jaket kulit hitam tersebut. Leo merapikan dirinya di depan cermin yang ada di sisi sebelah kanan mereka, diam-diam ia menatap kearah Icha dari pantuan cermin yang ada di depannya tanpa di ketahui ketiga perempuan yang sekarang tengah asik berbincang itu.

"Iya Lac, maaf ya udah buat kalian semua khawatir." Nada menundukkan kepalanya saat mengatakan maaf tersebut dan kembali tersenyum saat ia mengingat ada sesuatu hal yang penting yang ia dengar beberapa hari yang lalu dari orang-orang.

"Oh iya, aku dengar kamu ada job sama Make over ya?" Nada menatap Lilac yang berdiri di dekat ranjangnya, Icha yang mendengar hal tersebut pun ikut menatap Lilac. Perempuan itu tersenyum malu dan mengangguk seraya mengusap-usap tengkuknya karena malu.

"Seriusan Lac? Lu mau jadi model make up? Model iklan?" Tanya Icha yang terlihat lebih girang di bandingkan Nada yang bertanya. Leo yang masih berada di depan cermin hanya mampu menggelengkan kepalanya pelan, kemudian merapikan rambutnya.

"Belum aku terima sih, masih mempertimbangkan antara Make over sama Maybelline. Yang mana ya menurut kalian?" Tanya Lilac pada kedua sahabatnya itu. Icha menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya, begitu juga dengan Nada yang kini tersenyum semakin lebar. Keduanya tidak percaya dengan jawaban yang Lilac berikan, pasalnya kedua produk itu adalah produk yang terkenal. Dan teman mereka mendapatkan tawaran dari keduanya? Sungguh luar biasa!

"Alah gitu aja pusing! Tolak aja dua-duanya, adil kan?" Leo yang sudah selesai dengan kegiatan merapikan dirinya itu pun langsung ikut masuk ke dalam topic pembicaraan ketiga perempuan yang sedari tadi ia dengar, dan berjalan ke arah Lilac. Namun saat ia melewati Icha yang ada di samping kanan Nada, ia mendapatkan sebuah pukulan tepat pada bagian perutnya dari perempuan itu.

"Aduh, sakit Cha!" Leo mengaduh kesakitan, mengusap-usap perutnya dan melirik pada Icha yang sekarang menatap padanya dengan kedua mata yang melotot. Leo juga melirik pada Nada yang memiliki ekspresi yang sama dengan Icha.

"Abisnya lu tuh bukanya mendukung malah bilang tolak dua-duanya! Temen macam apa lu!" Protes Icha seraya mendecak pinggang di hadapannya. Nada yang masih duduk di atas ranjang itu pun ikut menimpali perkataan tersebut dengan berucap.

"Iya harusnya kamu bersyukur punya temen cantik kaya Lilac!" Yang akhirnya membuat Leo menatap pada Lilac sang topik pembicaraan. Berbeda dengan dua perempuan yang lainnya, Lilac justru tersenyum padanya, seolah mensyukuri akibat yang saat ini di terima oleh Leo.

"Y-ya… Ya udah lah, yuk!" Leo yang merasa kalah pun akhirnya hanya berkata seperti itu dan pergi dari ruang UKS meninggalkan mereka semua. Lilac tertawa pelan mendapati sang sahabat kecilnya kalah dari kedua temannya yang lain dalam hal berdebat.

"Aku duluan ya!" Pamit Lilac pada Icha dan Nada sebelum akhirnya menyusul Leo berjalan keluar UKS menuju tempat parkir rahasia. Karena Leo belum memiliki surat izin mengemudi, sehingga ia harus memarkirkan motornya cukup jauh dari sekolah agar tidak ketahuan pihak guru.

Nada dan Icha pulang menggunakan mobil taksi yang di pesan Icha. Karena rumah Nada yang cukup jauh dari sekolah dan tidak mungkin jika membawanya berjalan kaki atau naik angkutan umum seperti bus dan kereta.

Keduanya duduk di bangku belakang dan terdiam selama perjalanan. Saat lampu merah menyala, taksi itu pun berhenti dan di saat itu Nada memutuskan untuk bercerita pada Icha. "Cha!" panggilnya pada perempuan di sampingnya itu. Icha langsung menengok ke arahnya dan bertanya 'Apa?' padanya.

"Tadi pas hujan besar banget, tau gak? Pintu ruang UKS rusak dan terbuka lebar." Nada mulai bercerita, Icha terlihat mengerenyitkan dahinya dan membenarkan posisinya untuk menghadap pada Nada saat ini.

"Terus?" Tanyanya yang tidak sabar mendengar cerita itu.

"Angin nya masuk ke dalam ruang UKS, negbuat semuanya berantakan. Dan Leo yang harus rapihin itu semua sendiri. Hahaha…" Nada tertawa mengingat ketika Leo sibuk membereskan ruang UKS, tanpa bantuan dirinya. Icha pun yang mendengar cerita tersebut ikut tertawa, karena merasa puas.

"Ga lu bantuin?" Tanya Icha, Nada menggelengkan kepalanya dan bersandar pada sandaran mobil kemudian ia mendelik seraya menjawab.

"Buat apa? Biarin aja dia sendiri yang beresin semua itu!" Tawa Icha semakin kencang mendengar jawaban tersebut.

Selama perjalanan keduanya tiba-tiba terdiam saat tidak ada topic yang ingin mereka bahas, dan Nada pun terlihat lelah sehingga memilih untuk memejamkan matanya. Sementara Icha memilih untuk mengeluarkan handphone dan melihat-lihat apa yang ada di facebook.