webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · 青春言情
分數不夠
268 Chs

Teman Dalam Proses

Jerry kembali datang ke rumah sakit hari ini, menjenguk Anjani. Seperti biasa, barang bawaannya cukup banyak, karena segala hal yang menjadi kesukaam Anjani dibawanya, mulai dari makanan, sampai aksesoris. Seniat itu Jerry menarik perhatian Anjani agar mau kembali menerimanya.

Beberapa hari terakhir, sebenarnya respon gadis itu sudah lebih baik, ia mau berbicara dari yang sebelumnya enggan sama sekali. Namun sayang, terakhir mereka bertemu, malah Jerry yang murung. Alasannya tidak lain dan tidak bukan adalah karena status kesehatan Anjani yang semakin menurun. Kanker itu semakin sering menyerangnya, merusak hari harinya yang ceria.

Tingkat keparahan kanker itu tak kunjung menurun, betah di stadium tiga. Setiap hari doa Jery untuk Anjani hanya satu, yaitu agar Anjani lekas diberi kesembuhan, diangkat penyakitnya. Jerry yakin Tuhan mendengar, tetapi dikabulkan atau tidaknya doa itu bukanlah urusannya.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者