webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · 青春言情
分數不夠
268 Chs

Semarang, Hari Penting

Saheera sudah tampak sibuk sejak Subuh tadi. Jangankan untuk tidur kembali, yang ada Ia sudah berada di dapur bersama Kakak-kakak sepupunya, memastikan hidangan untuk tamu spesial hari ini siap, tidak kekurangan. Acara memang tidak digelar besar-besaran, bahkan cenderung tertutup, hanya diantara dua keluarga dan perwakilan rekan dekat. Namun tetap saja, jumlah peserta yang sedikit tidak mengurangi formalitas acara sakral itu.

Lalu Saheera nampaknya perlu bersyukur, karena sang ayah memilih mengadakan acara itu di rumah utama, sedikit jauh di utara dari pondok pesantren mereka. Saheera sudah khawatir saja jika acara itu digelar di masjid pesantren, pasti akan langsung menjadi sumber gosip para santri yang Saheera pahami sangat suka mencari perhatiannya.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者