webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · 青春言情
分數不夠
268 Chs

Muda, Tua, dan Kritikan

Jerry benar-benar tersedak dengan dramatis usai membaca pesan pesan di grup SP angkatan enam. Anjani yang tengah makan siang bersamanya itu sampai kewalahan membantu meredakan batuknya. "Kenapa sih, Kak? Makanya jangan sambil main ponsel kalau lagi makan," omelnya.

Jerry menggeleng, "Ekhmm! Hmm! Ini tuh ... uhuk ..."

"Minum lagi ..." Anjani memberikan segelas air mineral kembali, hingga akhirnya Jerry sudah bernafas normal, "Ini Aku kaget banget, Jan."

"Kaget kenapa?"

"Iqbaal sama Saheera loh, mau lamaran."

"Hah?!" Anjani tak kalah terkejut, "Yang bener, Kak?"

"Iya, makanya Aku kaget banget. Cepet banget mereka ini, bahkan kuliah S1 juga belum lulus." Jerry mengetikkan beberapa balasan ucapan selamat di grup angkatan.

"Lamaran belum tentu langsung nikah kan, Kak? Bang Iqbaal mungkin mau punya ikatan lebih resmi dulu."

Jerry mengangguk, menaruh ponselnya di atas meja, "Iya sih, Iqbaal kan mau kuliah fast track S2-S3 di Eropa dulu, mungkin setelah pulang baru mereka nikah."

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者