webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · 青春言情
分數不夠
268 Chs

Let's Play Dumb, Let Them Work

Adri memblokir jalan Haikal yang tengah menyeret kopernya di depan pintu masuk kamar mereka. Haikal sudah tidak habis pikir dengan tingkah istrinya yang lagi-lagi mengatakan ingin ikut Haikal dinas ke Malang satu minggu penuh. Jelas Haikal melarangnya dengan berbagai alasan, tapi ya tetap saja Adri merengek dan bertingkah macam-macam.

"Minggir gak Kamu," ancam Haikal sok serius. Adri menggeleng, sembari memakan timunnya yang belum habis dari tadi, "Gak mau, kopernya harus dua kalau mau keluar," ujarnya.

Haikal menghela nafasnya dalam, "Kenapa sih Kamu tuh mau ngintilin Kakak terus? Kamu mau ngapain di Malang? Kakak tuh sibuk, nanti Kamu gabut, ngambek juga karena Kakak cuekin kan?"

"Gak mauuu. Pokoknya mau ikut, mau jalan-jalan di Malang!" kekeuh Adri, semakin membuat Haikal pusing, "Kata Kakak enggak ya enggak, nanti lagi Kita jalan-jalannya."

"Terus Aku gimana? Masa sendirian di rumah?"

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者