webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · 青春言情
分數不夠
268 Chs

Inspirasi dan Perbandingan

Elvara mengguncang-guncang Darren yang masih dengan tenteram tertidur di kasur kamar. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Kaylee bahkan sudah wangi dan segar, mandi sejak jam delapan lalu meski sekolahnya libur di akhir pekan. Memang dasar suaminya itu nokturnal, punya jadwal tidur yang sama sekali tak teratur; begadang di malam hari, tidur di siang hari. Persis macam kelalawar hutan hujan tropis.

"Papa! Bangun ih! Temenin Kaylee main coba sana, Mama mau keluar sebentar sama temen-temen," omelnya, membuat Darren akhirnya menurut, sedikit membuka mata mengintip Elvara yang tampaknya baru saja selesai mandi, masih menggunakan bathrobe dan handuk di kepala.

"Mau kemana sih Ma?" tanya Darren dengan mata memejam dan suara serak. Pria itu tak berniat bangun, malah ubah posisi tengkurap, membuat Elvara semakin sebal.

"Pap …"

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者