webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · 青春言情
分數不夠
268 Chs

Bocil Disayang Haikal

Iqbaal dan Noer terganggu dari aktivitasnya, lantaran meja makan yang mereja jadikan alas menaruh laptop dan iPad bergetar-getar. Tidak ada lagi yang mereka curigai selain seseorang yang duduk agak jauh dari mereka di kanan sana; Saheera.

"Ra, kaki Kamu kenapa tremor gitu sih?" tanya Iqbaal.

Saheera hanya menggeleng, fokus pada laptop sembari menggigiti kuku jarinya, membuat Iqbaal penasaran dan mendekat. Noer tetap di tempatnya saja, kurang tertarik.

"Ada apa sih? Panik gitu?" Iqbaal melihat layar laptop Saheera, rupanya sebuah board pengumuman kelolosan review paper, "Lomba kemana?"

"Dubai Bang, yang waktu itu Aku ceritain. Lagi pengumuman ini," jawab Saheera semakin panik, sesekali melirik jam di ponsel. Iqbaal tak beranjak, berdiri dibelakang kursi Saheera melipat tangan, berniat menemani Saheera menunggu pengumumannya. Namun gadis itu malah risih, "Jangan diliatin ih, kalau gak lolos kan malu," protesnya, mendorong Iqbaal yang mengeyel itu dengan bukunya.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者