Apa maksud dari semua tadi ya, aku bertemu sosok itu lalu aku seperti bermimpi, namun dalam mimpi itu aku melihat kejadian-kejadian yang mengerikan itu, dan satu lagi, sosok
yang aku temui di kelas terlihat sama seperti yang ada di dalam mimpiku, lalu saat aku mencoba berlari, aku tiba-tiba terbangun dari mimpi itu, hmm apa semua ini ada hubungannya dengan jendela itu ?
Setelah tadi aku seperti orang bodoh yang dikelilingi oleh banyak orang yang menatap heran, sekarang aku sedang berada di kantin sekolah sendirian, melamunkan apa yang baru saja terjadi kepadaku, dan saat aku melamun sendiri, di sampingku terdapat beberapa murid yang sedang menyantap makanan sambil bergosip.
"Tadinya aku ragu masuk ke sekolah ini, karena dari dulu aku sering sekali mendengar rumor tentang angkernya sekolah ini"
"Aku juga, orangtuaku yang percaya akan adanya hantu, awalnya melarangku sekolah di sini. Banyak yang bilang di sekolah ini banyak hantu yang suka menjahili manusia"
"Aku bahkan sempat takut aku akan ditempatkan di kelas itu, kelas yang jendelanya tidak pernah bisa ditutup, untung saja aku tidak di sana"
"Kenapa bisa seperti itu ya ?"
"Aku pernah mendengar, beberapa belas tahun yang lalu, ada murid yang bunuh diri melompat dari jendela itu, mungkin arwahnya tidak tenang karena dia mati dengan bunuh diri"
"Aish berhenti bercerita tentang itu, bulu kudukku berdiri"
"Hahaha dasar penakut"
Karena tempat duduk para murid itu sangat dekat denganku, aku sangat mendengar segala apa yang mereka bicarakan. Awalnya aku risih dan sempat akan pindah tempat duduk, namun saat mereka bicara tentang jendela yang tidak bisa ditutup itu, aku putuskan tetap
tinggal dan memilih mendengarkan mereka.
Dan apa tadi mereka bilang ? Bunuh diri ?
Setelah aku mengingat mimpiku, lalu mendengar apa yang murid itu bicarakan, aku rasa ada sesuatu yang tidak beres di sini, tapi .. apa urusanku ?? Haha sudah lah, bisa gila aku memikirkan ini, lebih baik aku lupakan saja.
Setelah itu aku pergi kembali menuju kelas, seperti biasa .. sebelum bel masuk, kelas ini sangat berisik, dan lagi-lagi, selalu saja para gadis bergosip ria, dan itu sangat mengganggu. Namun ada satu pembicaraan yang membuat telingaku terfokus pada pembicaraan itu, dan para gadis itu sedang berkumpul tepat di belakang bangkuku.
"Jadi dulu kakak tirimu juga sekolah di sini ?"
"Iya, bahkan kelasnya di kelas ini"
"Wah kebetulan sekali ya"
"Kakak tiriku sangat baik, cantik, dan dulu dia menjadi salah satu murid pintar di sekolah, aku sangat senang mempunyai kakak seperti dia walaupun hanya sebagai kakak tiri"
"Memangnya nama kakakmu siapa ?"
"Fany, nama kakak tiriku Fany, sebenarnya penulisan nama dia yang sebenarnya adalah F U N N Y, nama yang unik bukan hahaha"
"Pasti dia cantik sekali sepertimu"
"Ah kau bisa saja, iya dia cantik, walau umurnya sudah menuju kepala tiga, tapi dia masih seperti remaja"
Dan saat aku mendengar pembicaraan itu aku terkejut saat mendengar satu nama baru saja disebutkan.
Hah? Fany ? Di kelas ini ? Arghh lagi-lagi otakku harus mengingat dan berpikir tentang apa yang sempat aku lihat di dalam mimpi dan menyambungkan dengan apa yang aku dengar barusan.
HAH AKU TIDAK PEDULI !!
Aku menidurkan kepalaku di atas meja belajarku, namun tak lama aku mengangkat kepalaku karena merasa hidungku mengeluarkan darah. Aku langsung membersihkan darah ini dengan saputanganku.
Namun beruntung tak ada sesuatu terjadi lagi kepadaku setelah ini, bel masuk pun berbunyi, guru pun masuk untuk mengajar.
Setelah empat jam aku menerima pelajaran di kelasku, tak terasa sudah waktunya pulang, seperti biasa murid-murid satu per satu meninggalkan kelas.
"Yera .. apa kau tidak akan pulang bersama kami ?"
"Hari ini aku akan di jemput kakakku, kalian pulang duluan saja"
"Ah baiklah sampai jumpa"
Sekarang tampaknya hanya ada aku dan gadis di belakangku yang masih berada di dalam kelas, namun aku tak begitu peduli, aku masih membereskan semua alat tulisku.
"Kak ? Kakak di mana ? Aku sudah pulang .. Ah kenapa kakak tidak mau ke sini dulu ? Apa kakak tak rindu dengan kelasmu dulu ? Aah hmm .. baik lah aku akan segera ke bawah sekarang, tunggu aku sebentar ~ eh sebentar kak ... kakak sekarang berada di ma-"
Prakkkk!
"Aishh kenapa handphoneku tiba-tiba terjatuh sih ? Aku belum selesai berbicara dengan Kak Fany hufff, aneh sekali ..tadi seperti ada yang menyenggol tanganku"
Aku melihat dan mendengar gadis itu berbicara lewat telepon dengan kakaknya daritadi, dan sekarang dia sedang mengambil handphonenya yang tiba-tiba jatuh ke lantai. Setelah itu dia bergegas meninggalkan kelas dan dari ujung mataku dia terlihat menatapku saat melewati bangkuku.
Sekarang aku sudah sendiri di kelas ini, dan setelah aku menggendong tas sekolah, aku berdiri dan segera bergegas juga keluar kelas.
Namun sial, sebelum aku keluar, hidungku kembali mengeluarkan darah, perasaanku mengatakan kali ini aku seperti sedang diperhatikan dari arah belakang, padahal aku tahu saat ini aku sudah sendirian di kelas ini.
Mau tidak mau aku memberanikan diri untuk menoleh ke belakang untuk memastikan apa benar ada yang memperhatikanku , atau bisa saja masih ada teman sekelasku yang masih berada di dalam, mengingat aku tidak terlalu suka memperhatikan sekitar.
Rasanya tubuhku semakin kaku saja saat ini, namun aku terus berusaha menoleh perlahan ke belakang dengan memejamkan mataku, dan saat kepalaku sudah menoleh ke belakang, perlahan aku membuka mata, dan ....
"Huffff tak ada apa-apa" ucapku menghelakan nafas kasar.
Aku lega dan berbalik badan kembali saat melihat tidak ada siapa-siapa di belakang, namun sialnya .. saat aku sudah kembali berbalik badan, sosok itu kembali menampakkan dirinya. Dia berdiri di samping jendela menatap tajam ke arahku. Sosok itu tiba-tiba melayang dengan cepat dan saat ini dia berdiri tepat di depanku.
Kembali aku merasakan kaku di sekujur tubuhku, sosok itu mendekatkan wajahnya pada wajahku, sehingga tampak jelas saat ini raut wajah yang menyeramkan di hadapanku. Berniat ingin melangkah mundur saja aku tak bisa, dan saat ini pandanganku kembali terasa gelap. Sampai rasanya tubuhku mulai bisa digerakkan, di saat yang sama mataku sudah bisa melihat dengan terang saat ini, dan kini sudah tak ada lagi sosok itu di depanku.
"Apa kau yakin dengan ide ini Fany ?"
"Kalau bukan dengan ide ini lalu bagaimana ? Kalian mau masuk penjara ?"
"Kalau begitu kau saja yang melemparkan dia ke bawah"
"Iya kau saja yang mengangkatnya, aku tak mau"
"Yak !! Ivanka !! Sherly !! Kalian ini gila ? Mana bisa aku sendiri mengangkat dan melemparkan dia sendiri melalui jendela ini ??"
"Yak !! Tunggu apa lagi, sebelum ada orang yang mengetahui ini, cepat bantu aku !!"
Aku kembali melihat orang-orang itu, orang-orang yang berada di mimpiku sebelumnya, kali ini apa yang akan mereka lakukan ?
Aku sekarang melihat mereka bertiga mengangkat tubuh gadis yang sudah tak bernyawa itu, lalu ...
Ketiga orang ini sungguh gila, dengan teganya mereka melemparkan tubuh gadis itu melalui jendela ini !!
"Sekarang kalian tunggu di sini, aku akan memanggil semua orang kemari"
Aku mendengar gadis yang .. mungkin dia yang bernama Fany, dia menyuruh kedua temannya menunggu, lalu dia pergi keluar. Beberapa saat kemudian, dia kembali bersama beberapa orang, bila dilihat dari cara berpakaiannya, mungkin mereka adalah guru.
"Di sana Pak Bu !! Kita melihat dia lompat dari sana !! Kita bertiga melihat dengan mata kami sendiri"
Saat aku mendengar ucapan Fany, sekarang aku mengerti maksud mereka.
Mereka membuat keterangan palsu, memanipulasi kejadian, agar mereka bebas dari tuduhan pembunuhan, dengan cara membuat seolah-olah gadis itu bunuh diri.
Setelah itu, tubuhku kembali terasa seperti batu, tak bisa bergerak, lalu kembali sekelilingku hanya terlihat gelap, mungkin sebentar lagi aku akan kembali terbangun dari sini.
Sampai kini rasanya tubuhku benar-benar terasa kaku dan sulit untuk digerakkan.
"Nak !! Nak !! Mengapa kau tertidur di sini ? Kelas akan segera ditutup"
Suara itu akhirnya yang membangunkanku, dan membuat badanku terasa ringan kembali dan pandanganku mulai kembali normal.
"Ah maaf .. aku tertidur, aku akan segera pulang" ucapku sambil merapikan pakaianku.
"Apa kau baik saja ? Lain kali jangan lagi menyendiri di sini. Tahun-tahun sebelumnya banyak sekali siswa yang kesurupan atau bahkan selalu diganggu, sampai dulu ada orang pintar yang menghentikan itu semua, tapi tetap saja, sepertinya hantu itu masih berada di sini, entah bagaimana cara menenangkan arwahnya" ucap orang yang sudah membangunkanku yang kutahu dia adalah penjaga sekolah.
Aku hanya memasang wajah datar mendengar sedikit ceritanya, lalu lekas pergi meninggalkan kelas.