Tahu tidak, apa yang membuat Fauzan semakin terluka lagi? Sebabnya adalah wanita si selingkuhan ayahnya ini. Berkecamuk terus satu pertanyaan itu di dalam kepalanya.
Kenapa harus dia? Kenapa harus wanita itu? Kenapa harus bundanya Jessica?
Kini, di ruang tamu rumahnya, secara tidak sengaja kedua orang tuanya itu sedang berkumpul. Entah memang sedang bicara atau tidak. Tapi yang pasti, posisi mereka adalah saling fokus pada ponsel masing-masing.
Fauzan menjatuhkan tubuhnya di sofa empuk mahal yang Argan beli lima tahun yang lalu.
"Buat apa ada ruang tamu kalo isinya penuh sama orang main hape?"
Argan menurunkan ponselnya menatap sang putra satu-satunya itu. Berbeda dengan Veve yang tak peduli dan tetap memainkan ponselnya begitu asik.
"Kamu darimana aja? Tadi Papah cari kamu sama sekali gak bisa dihubungi," kata Argan seolah-olah memang tidak ada masalah apapun yang sudah terjadi.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者