Sejak fajar itu;
aku membuka katup katup mata luka
yang dulu sempat kering
kini sengaja ku biarkan menganga (lagi).
Sejak fajar itu;
aku bangun dari sebuah cerita lara
mencoba meneguk lagi perih;
tanganku mengiba pada belas rindu itu.
Tepat; sejak fajar di januari
hampa menari nari
di ujung mata pisau
aku menjilati dan menikmati
setiap daun daun yang gugur.
II). FEBRUARI
Ketika fajar melarikan diri
Dia pergi; begitu saja.
Meninggalkan sayatan sayatan
Terbungkus luka lama.
Sementara burung burung itu
Bersiul bebas terbang melingkari lalu ; mengingkari
Aku masih duduk dalam puing lirih
Ia lupa pada janji di tengah februari.
III). MARET
Ada sajak yang dengan sengaja aku tinggalkan dirumahmu
waktu itu;
Sama hal nya maret; dia meninggalkan banyak lubang lubang gersang di setiap permukaan laut yang kehausan.
aku berada di antaranya;
lubang lubang dan laut yang haus.
IV). APRIL
Mari menikmati senja hari ini
Dengan riuh riuh nada yang teduh
Lalu...
ambilkan aku secarik kertas; dan pena itu
Berdampingan lah duduk denganku,walau sedetik
tak perlu waktu lama.
"Aku selalu tak berdaya di buai keteduhan rindu di penghujung april"
V). MEI
...."sementara kejam nya (april) yang menghujani;
dengan tajam tajamnya kerikil rindu. Membanjiri (dengan gelombang gelombang wabah penantian.
akulah ibarat (mei) yang menjadi penunggu abadi.
Selalu selalu dan begitu (selalu).
VI). JUNI
Separuh musim aku masih berkutat (dengan) ;
bunga bunga yang harum.
daun daun hijau
dan anggur anggur yang nampak ranum.
Apa khabar kamu? ; yang tak pernah lupa
aku tuliskan dalam kertas ini.
Kali ini; juni (masih sepi) sekali.
VII). JULI
Juli...
Akar akar belukar kerinduan (yang) semakin menjalar;
liar serta menggelegar.
Ada suara diatas mercusuar kenangan ; tersambar halilintar.
Namun ia tetap kekar,kokoh berdiri sejajar.
Seperti jangkar,melingkar di pusar pusar samudera (air nya kini terasa hambar).
VIII). AGUSTUS
Skema rinduku semakin membuat kehausan.
Amat menyayat,namun terasa khidmat.
Dan kamu ; tak perlu tau apa apa.
Biar; aku saja yang menjilati nya sendiri.
Juli yang tertimbun,sombongnya agustus.
Ternyata tak mampu membuat hausku reda.
Oh,terkasih...
IX). SEPTEMBER
Bias aku lihat;
samar samar (camar) menampar gusar
semenjak aku terdampar
dalam belantara rongga rongga; yang buyar
Bias aku lihat;
rintik rintik (hujan) air nya keruh
dedaunan jatuh bersimpuh mengeluh
di pelukan september (yang) jenuh.
Mana mungkin "aku haus saat masih hujan"...
X). OKTOBER
Oktober di beberapa musim yang lalu
Sejuk ku hirup aroma wangi tubuhmu
Dan; oktober kali ini
Harumnya masih menempel dengan manjanya.
XI). NOVEMBER
...tak ada yang spesial kali ini
masih dengan rindu yang candu
luka yang gila
serta kegemaranku yang tak kunjung terhenti
" menghayalkan mu (november ini)"...
XII). DESEMBER
Sebuah penutupan sajak sajak tak layak
yang (dengan) sengaja aku merangkak
tertatih,menggapai puncak (kerinduan)..
lalu bagaimana tumpukan tumpukan kertas yang berserak?
daun daun kering di ranting tua (tersentak)
melihay senja yang semakin tak nampak.
lalu bagaimana puing puing rinduku yang terjebak;
di tengah kabut kabut terpasak; oleh curam dan mengerak.
haruskah aku diam atau bergerak?
mengintai mu yang jelas jelas mengoyak
kekasih,..
desember itu hampir berjingkrak jingkrak
namun ia tak sadar; aku ini katarak.
Cileungsi (Bogor) 11/05/2019 _
Kumpulan "Sajak semusim"
Di tulis oleh pendosa.
Semoga berbahagia dengan dahaga yang pahit namun hangat.
Salam kopi