Drtt...
Drrt...
Tanvir tersentak ponsel di sakunya bergetar, ia lupa kalau sang ayah menyuruhnya segera kembali setelah mengantarkan Syeren, dia pun mengambil ponsel tersebut lalu menjawab panggilan telponnya,"Ayah, ni aku baru sampai di rumah Syeren. Baru saja dia masuk, sekarang aku mau segera pulang." Pemuda bermata safir tersebut tidak sadar kalau panggilan tersebut bukan dari ayahnya tapi neneknya.
"Syehan, ini nenek bukan ayahmu. Kamu kelihatannya ada masalah dengan ayahmu, kamu sampai ketakutan begitu?" kata Karina di sebrang telpon.
"Ah?" Tanvir terkejut, sungguh dia tidak mengira kalau neneknya menghubungi dirinya.
"Tidak, nek. Aku dan ayah baik-baik saja, hanya saja ayah tidak suka kalau aku pegangan tangan bahkan berpelukan dengan pacarku sendiri, aku heran sama ayah. Sebenarnya, dulu ayah itu pacarannya seperti apa si nek dengan ibu. Apakah ayah tidak pernah menggandeng tangan ibu, atau memeluknya, atau juga menciumnya," jelasnya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者