Episode 108
Jemarin mungil itu menelusuri wajah rupawan sang suami, bibirnya tersenyum hingga lupa kalau di belakangnya ada seorang bayi 3 bulan yang telah terbangun karena kehangatan dekapan ayahnya telah diambil alih oleh ibunya.
"Paman, kenapa kau sangat tampan? Aku rasanya sangat tidak ingin berpisah lagi darimu. Aku menyesal rasanya memintamu menikah dengan Zaida, jadi aku tidak akan bisa menguasaimu. Tapi tidak mungkin juga aku menyuruhmu untuk menceraikannya, bagaimana pun juga itu merupakan suatu dosa."
Pria itu tersenyum lembut mendengar ucapan istrinya, penyesalan itu memang tidak pernah datang di awal, tapi ia juga tidak akan pernah menceraikan istri keduanya selama sang istri tidak melakukan sesuatu yang melanggar hukum atau berkhianat terhadapnya.
Ia mengangkat tangannya untuk merapikan anak rambut sang istri, matanya menatap wanita itu penuh kasih sayang, hatinya tidak ingin kehilangan atau pun meninggalkan keluarganya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者