webnovel

Sajadah Merah

Cinta pertama ketika masih kecil ternyata trsimpan hingga remaja, Firanda firdaus bertemu dengan Ivan Maulana Rizky ketika usianya masih mengingat 8 tahun, sejak saat itu dia memegang teguh janji yang ia ucapkan sendiri bahwa dirinya hanya akan menikah dengan pria itu, lalu bagaimana kalau dalam 10 tahun tidak bertemu ternyata pria itu menggunakan nama yang berbeda yaitu Mizuruky Ivan seorang Komisaris Mizuruky corp sekaligus majikan ibunya, masihkah dia mengenali pria pujaan hatinya yang telah memberi cindra mata berupa sajadah mereh dan bersedia menikah dengannya? ataukah menolak pernikahan karena masih menunggu sedang yang ditunggu ternyata Mizuruky Ivan? baca selengkapnya, jangan lupa memberi reviuw bintang lima

Firanda_Firdaus · 现代言情
分數不夠
220 Chs

Episode 10: Maafkan aku

Sajadah merah episode 10: Maafkan aku

Iris kecoklatan diam-diam mencuri pandang pada seorang pria yang kini sedang diperiksa oleh seorang dokter wanita, setiap gerakan pria itu selalu membuatnya tak bisa mengalihkan perhatiannya.

"Tuan Mizuruky, kondisi anda semakin serius. Saya sarankan anda segera menjalani operasi." Dokter tersebut menggantungkan stetoskopnya di leher.

"Terimakasih, dokter. Saya akan pikirkan lagi," balas Maulana ramah. Setelah itu dokter tersebut mengangguk lalu meninggalkan ruang rawat pria itu.

Hah..

Maulana menghela napas berat, ia menyandarkan kepalanya di dipan. Bibirnya tersenyum ketika melihat sang istri diam-diam curi-curi pandang terhadap dirinya, dia pun menegakkan tubuhnya kembali lalu menarik tangan istrinya. Dengan sekali sentak tubuh mungil gadis itu sudah berada di atas pangkuannya.

"Kamu mau apa?! jangan macam-macam deh!" Fira memberikan ancaman sangking terkejutnya, matanya memandang pria itu penuh waspada.

"Tidak macam-macam, sayang. Hanya satu macam saja," balas Maulana memeluk pinggang gadis itu.

"Jangan pegang-pegang, itu tidak sopan," peringat Fira, ia berusaha menyingkirkan tangan sang suami.

"Apanya yang tidak sopan? Kau adalah istriku, mana mungkin hanya memeluk pinggang istri sendiri sudah dibilang tidak sopan. Kalau memeluk istri tetangga itu baru namanya tidak punya sopan," balas Maulana tersenyum manis.

"Nggak, pokoknya kamu lepaskan aku dulu! Dosa tahu pegang-pegang, ni tanganmu jangan sembarang pegang!" Fira berusaha menyingkirkan tangan sang suami yang sudah mulai nakal.

"Sayang, aku hanya memegangmu saja. Belum melakukan apapun, kenapa kau seperti orang mau diperkosa begitu." Maulana senyum-senyum melihat keimutan istrinya, gadis itu sudah tidak seagresif ketika masih kecil. Baru juga dipegang dan tangannya juga seperti orang mau diambil keperawannyasaja.

Cup…

Fira menegang ketika pria itu mencium pipinya, baru juga pipi belum yang lain sudah menegang duluan,"Salah satu cara menjalin keromantisan dengan istri adalah seperti ini, sayang. Yaitu menciummu, seperti yang dicontohkan Rosullullah. Dari Hafshah, putri Umar RA sesungguhnya Rasulullah SAW biasa mencium istrinya sekalipun sedang puasa. (HR. Ahmad). Kamu jangan tegang begitu."

Gadis itu hanya diam tanpa berkata apapun, ia tidak tahu lagi harus berkata apa. Kalau saja pria itu tahu bahwa istrinya sebenarnya mengharapkan hal yang lebih mungkin akan melakukan hal yang lebih.

"A-apakah, kau hanya ingin menciumku?" Rasanya Fira ingin mengubur wajahnya, bagaimana bisa mulutnya itu tidak bisa dijaga. Malah menanyakan hal itu terhadap seorang pria yang masih perlu perawatan.

"Kau ingin yang lain?" bisik Maulana di telinga gadis itu.

"Tentu saja, misalnya seperti memasukkan pak tani bertopi dipenuhi rumput ke dalam goaku." Fira langsung menutup mulutnya karena keceplosan.

Maulana menaikkan sebelah alisnya, sekali lagi dia dibuat kebingungan dengan istrilah aneh tersebut. Dalam pikirannya, pak tani bertopi itu adalah orang-orangan sawah. Tapi kalau goa yang dimaksud istrinya, ia sungguh tidak mengerti. Mungkinkah dirinya harus membuatkan orang-orangan sawah lalu dimaksukkan kedalam gudang gelap agar mirip seperti goa sungguhan.

"Baiklah, aku akan memasukkan pak tani bertopi itu ke dalam goamu. Tapi, aku akan membuat pak tani itu berdiri tegak dulu," balas Maulana.

Kepala Fira sudah sangat panas, otaknya terus berpikir pak tani bertopi berdiri tegak menurut pemikirannya. Ia segera menggelengkan kepala begitu menyadari pemikirannya, rasanya sungguh memalukan karena telah memikirkan banda itu.

"Kau kenapa, istriku?" tanya Maulana tidak mengerti.

"Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya merasa sedikit pusing saja," jawab Fira menyembunyikan kegugupannya.

"Baiklah, kalau begitu kita istirahat saja."

Maulana merebahkan tubuhnya dengan sang istri masih dalam pelukannya, hingga gadis itu ikut jatuh di atas tubuh sang suami.

"Paman, kau ini apa-apaan? Kau sedang sakit, kenapa malah membawaku ikut tidur di atasmu begini?!" protes Fira berusaha berontak.

"Lalu apakah kau mau di bawahku?" balas Maulana membuat gadis itu kesal setengah mati.

"Tidak mau-tidak mau! Turunkan aku," jawab Fira semakin berontak. Pria itu tersenyum lalu mengubah posisi tidurnya menjadi miring hingga gadis itu berada di sampingnya.

"Sudah'kan? Sekarang kita waktunya tidur." Maulana menarik selimut untuk menutupi mereka berdua.

"Kenapa kita harus tidur satu selimut?!" tanya Fira sewot.

"Kenapa? Kau adalah istrku. Lagi pula, bukankah dengan begini akan menambah keromantisan hubungan kita? Tidur dengan satu selimut denganmu itu akan membuat hati tentram dan hangat. Dulu Kanjeng Nabi Muhammad juga begitu, beliau tidur dengan satu selimut dengan istrinya. Bahkan ketika sang istri sedang haid hanya saja istrinya dimintak untuk memakai baju lalu kembali mendekat padanya.

Dikisahkan oleh Aisyah RA, ketika Rasul sedang berada dalam satu selimut dengan Aisyah, tiba-tiba Aisyah bangkit. Rasul kemudian bertanya, "Mengapa engkau bangkit?".

Aisyah menjawab "Karena aku sedang haidh wahai Rasulullah. Kemudian Rasulullah berkata "Kalau begitu pergilah, lalu berkainlah dan dekatlah kembali denganku." Aisyah pun masuk lalu berselimut bersama beliau," (HR Sa'id bin Manshur). Dari hadis tersebut, bukankah sudah sangat jelas kalau lebih baik kita tidur dalam satu selimut. Bukankah tadi kau juga bilang, kalau kepalamu pusing? Jadi sekarang tutup matamu, suamimu ini akan memelukmu dari belakang," jelas Maulana.

Fira pun membalikkan tubuh membelakangi sang sumi, mana mungkin ia bisa tahan menatap wajah rupawan milik suaminya. Pria itu terlalu menawan dan selalu bisa menggoda iman.

Maulana tersenyum, ia memeluk pinggang istrinya dari belakang,"Sayang, selama suamimu ini hidup, maka suamimu ini akan selalu mencintaimu. Meski tidak tahu kapan waktu akan berakhir, kapan penyakit hati ini akan pergi. Atau mungkin pergi bersamaku juga. Tidurlah, istriku tercinta," batinnya sedih.

Pria itu membulatkan matanya ketika rasa sakit di hatinya kembali terasa, ia pun memejamkan matanya mahan sakit. Tangannya lepas dari pinggang istri dan mencengkram bagian hatinya.

Fira mengerutkan kening ketika tidak merasakan tangan sang suami di pinggangnya, mungkinkah pria itu sudah tidur? Lebih baik memastikannya dulu.

"Paman, apakah kau sudah tidur?"

Maulana tidak menjawab, ia sibuk dengan rasa sakitnya yang semakin menjadi, wajahnya sangat pucat. Gadis itu semakin berkerut ketika tidak mendengar balasan dari sang istri, tapi ketika dia hendak berbalik. Pria itu kembali memeluk pinggangnya,"Sayang, apakah kau ingin melihat apa yang digenggam suamimi ini?" pria itu berusaha sekuat tenaga untuk tidak membuat gadis itu menyadari keadannya.

Fira segera menutup matanya rapat, otaknya kembali berkeliaran tidak jelas. Masih ingat di pikirannya, ketika pria itu mengatakan akan membuat pak tani bertopi berdiri tegak.

"Tidak, siapa yang penasaran. Aku sudah ngantuk, jadi aku mau tidur," balasnya dengan suara gemetar.

Maulana tersenyum lega mendengar jawaban istrinya, tubuhnya sudah terasa sangat lemas. Pandangan matanya juga mulai kabur,"Maafkan aku, istriku."

Pria itu menutup matanyan rapat seiring rasa sakit yang tidak tertahankan.