webnovel

POSSESSIVE - Garuda yang Salah

"Katanya kemarin ada anak Permata yang berantem sama anak Garuda?" tanya Sea sambil mengunyah chiki yang sudah dia ambil.

Delis menganggukkan kepalanya. "Katanya sih gitu dan katanya anak Garuda yang nyamperin itu sebangsa Rezan sama Arkan," lanjut Delis yang tak lama kemudian mengambil minuman rasa stroberry miliknya.

"Kok berani banget ya tuh anak Permata cari gara-gara sama anak Garuda, mana areanya di Garuda lagi." Sea tidak habis pikir dengan hal tersebut.

Berita kemarin menyebar menyeluruh dan diketahui oleh banyak anak Garuda, hanya saja sudah pasti dengan versi yang berbeda-beda, terlebih yang beredar kebanyakan mengatakan kalau yang salah adalah anak Permata.

Tidak heran jika di Seantero Garuda yang berada dalam kubu benar adalah anak-anak Garuda, karena biasanya akan lebih membela dirinya sendiri, berbeda dengan anak Permata yang sudah jelas-jelas adalah musuh mereka.

Ada sebuah kemungkinan juga kalau berita yang sekarang menyebar di SMA Permata itu adalah yang menyudutkan anak-anak Garuda, seperti pada kenyataannya.

"Gak. Berita itu salah," ujar Retta yang tak lama kemudian duduk setelah mengambil minuman dingin yang dia inginkan.

Delis dan juga Sea dengan seketika melirik ke arah di mana Retta baru saja duduk. Mereka tidak mengerti dan juga tidak tahu ke mana arah pembicaraan Retta yang sekarang.

"Maksud lo Ta?" tanya Sea yang ingin mendengar sebuah penjelasan dari Retta akan hal ini.

"Orang yang cari gara-gara itu awalnya bukan anak Permata, tapi anak-anak Garuda. Di sini anak-anak kita yang salah, bukan anak Permata." Retta mengatakan apa yang sudah dia ketahui sebenarnya.

Di sini Retta cukup tahu kalau tidak mungkin Reynard dengan sengaja mencari gara-gara, terlebih di SMA Garuda, meski mereka punya dendam, tapi hal itu cukup tidak mungkin terjadi.

"Maksudnya bagaimana? Emang awal mulanya gimana sih? Kok bisa kejadian lagi ada anak Garuda yang berantem sama anak Permata?" tanya Delis yang sungguh kebingungan akan hal ini.

Sea menganggukkan kepalanya. "Iya, gimana sih yang sebenarnya? Gue cuma denger kalau anak Permata cari gara-gara sama anak Garuda," ujar Sea yang memang dia juga tidak tahu jelasnya.

Sejenak Retta menyeruput minuman itu. "Memang ada anak Permata yang datang ke sini, tapi dia gak cari gara-gara. Awal mulanya karena anak Garuda yang mancing tuh orang," jelas Retta.

"Kok lo tahu semua itu?" tanya Sea yang merasa penasaran dengan hal ini.

Delis ikut tanda tanya akan hal ini. "Iya, lo tahu dari mana Ta?"

Retta memulai bola matanya dengan begitu malas. "Makanya kalau dengerin gosip tuh yang bener, jangan maen percaya sama yang tersebar, tapi gak tahu kenyataan yang benar."

******

Dengan santai Retta hendak berjalan menuju ke arah Toilet sendiri. Saat di tengah perjalanan, dia melihat cewek yang tengah berjalan ke arahnya dengan tatapan yang begitu tidak bersahabat.

"Oh ini? Ini cewek yang udah bela anak Permata?" tanya cewek yang sekarang tangannya tengah menyilang di dada.

Di samping cewek itu berdiri dua cowok yang sekarang tengah menatap Retta dengan tatapan yang menunjukkan kalau dirinya sama sekali tidak suka pada Retta.

"Bukan urusan lo," jawab Retta menggunakan nada bicara yang begitu enteng.

Retta sama sekali tidak ingin kalau orang tersebut ikut campur dengan masalah ini, karena menurutnya semua hal itu sama sekali tidak ada urusannya dengan mereka.

"Keren banget ya, ada anak Garuda yang bela anak Permata sampai ikut berkelahi dan melawan anak Garuda, padahal dia sendiri anak Garuda."

Cewek yang sekarang berdiri di depan Retta bernama Vira, lebih lengkapnya adalah Vira Anindita. Dia salah satu cewek yang cukup famous di SMA Garuda dan juga terkenal garang dan sering berbuat ulah, terlebih pada Adik kelasnya.

"Gue bela dia, karena emang dia gak salah." Retta berucap dengan santai, dirinya memang tidak akan begitu saja membela orang kalau dia tidak tahu apa yang sebelumnya sudah terjadi.

"Apakah lo lupa, bagaimana hubungan antara anak-anak Garuda dan juga anak-anak Permata? Gue cukup miris kalau anak Garuda gak tahu akan hal ini," ucap Vira sambil terus memperhatikan Retta dengan tatapan yang terlihat kalau dia merasa begitu kasihan pada Retta.

"Gue gak lupa, apalagi gak tahu. Gue cukup tahu bagaimana hubungan antara anak Garuda dan juga anak Permata, tapi gue gak tahu kalau ada anak Garuda yang pengecut!"

Mendengar penuturan dari Retta yang seperti itu membuat dua cowok yang semula berdiri di samping Vira melangkahkan kakinya maju dan menatap fokus Retta.

"Kita anak Garuda, apa pantas lo mengatakan kalau anak Garuda itu pengecut?" tanya cowok itu dengan penuh keseriusan.

Mereka terlihat begitu tidak terima dengan apa yang sudah Retta ucapkan, cukup masuk akal, di mana mereka tidak ingin dikatakan sebagai pengecut.

"Dalam artian lo juga pengecut kalau gitu," ucap cowok bernama Marvel.

Sebuah senyuman milik Retta terukir dengan begitu jelas. "Gue mengatakan kalau ada anak Garuda yang pengecut, bukan semua anak Garuda pengecut."

Memang apa yang sudah Retta ucapkan adalah sebuah kalimat yang benar. Retta tidak mengatakan kalau semua anak Garuda itu pengecut, karena dirinya tidak seperti itu.

Mendengar apa yang sudah Retta ucapkan, mereka begitu terdiam sambil memikirkan ke mana maksud dari ucapan Retta, tapi tetap saja mereka terlanjur tidak suka dengan hal ini.

"Sama aja, lo mengatakan kalau lo menghina anak Garuda!" ucap Danis yang sudah terlanjur tidak terima dengan apa yang sudah retta ucapkan.

Mendengar hal tersebut, Retta tersenyum miring dan kemudian menatap mereka satu persatu. "Lo menganggap gue menghina anak Garuda atau lo yang merasa kalau diri lo hina?" tanya balik Retta.