Seorang cowok berambut hitam pekat pemilik wajah yang tampan dengan bola mata yang tengah fokus memperhatikan seseorang.
Tatapannya benar-benar begitu fokus memperhatikan sebuah objek yang terlihat begitu indah di pandangannya, sehingga dia tidak mengalihkan pandangannya begitu saja.
Orang yang dia perhatikan tengah melangkahkan kakinya dengan begitu apik. Melihat sebelah tubuh serta wajah cewek itu membuat dia teringat akan sesuatu.
Sebuah kenangan terlintas dalam benaknya membuat dia semakin fokus memperhatikan cewek berparas cantik yang baru saja merapikan rambutnya.
Dari kejauhan saja dia melihat bahwa demage cewek itu begitu terlihat saat dia merapikan rambutnya, apalagi saat rambut panjangnya dia selipkan ke belakang telinga yang membuat sebelah parasnya semakin terlihat.
Kulit wajahnya yang mulus dengan pipi yang indah serta bentuk bibir yang dari kejauhan saja masih terlihat berwarna merah muda menjadi daya tarik untuknya.
Dari awal dia melihat cewek itu melangkah, sampai saat ini dia tidak bisa mengalihkan pandangannya, bahkan semakin ke sini pandangannya semakin dalam.
Cara cewek itu melangkahkan kaki begitu menarik perhatiannya, apalagi saat rok yang panjangnya di atas lutut cewek itu bergerak pelan seirama dengan langkah kakinya.
"Dia bukan cewek lo lagi, gak usah lo perhatikan begitu dalam." Rey berucap menggunakan nada bicara yang begitu datar.
Beberapa detik berlalu, dia sudah melihat Arkan yang memperhatikan Retta dengan tatapan yang serius saat Retta tengah melangkahkan kaki entah ke mana.
Mendengar kalimat tersebut membuat Arkan dengan seketika melirik ke arah di mana Rey tengah berdiri dengan senyuman miring yang tercetak penuh kepuasan.
Merasa kesal mendapat larangan dari Rey serta dia yang ketahuan sedang memperhatikan cewek yang merupakan mantan pacarnya membuat Arkan dengan seketika melangkahkan kaki begitu saja mengabaikan Rey.
Melihat Arkan yang melangkahkan kaki menjauh dari pandangannya, membuat sebuah pikiran terlintas dalam benak Rey.
Akan gue pastikan lo menyesal sudah merendahkannya!
Apakah memang Arkan merasa menyesal sudah merendahkan Retta sampai akhirnya Retta sekarang bersama dengan Rey Putra?
*****
Waktu yang paling banyak ditunggu oleh siswa dan juga siswi yang sedari tadi sudah membuat otaknya bekerja paksa memikirkan materi yang dijelaskan tiba.
Sekarang banyak insan yang tengah menikmati sebuah minuman dengan kebanyakan melibatkan rasa dingin di dalamnya serta makanan dengan rasa pedas yang terlibat.
Tidak semuanya seperti itu, tapi kebanyakanan memang sedang menikmati minuman yang dingin atau makanan yang pedas untuk menghilangkan rasa pening serta gerahnya.
Seorang cowok tengah dengan santai duduk sambil mengaduk-aduk es perisa kopi yang sudah dia pesan dengan santai.
Netra manja seorang gadis cantik dengan langkah yang begitu lenjang dan juga cukup teratur tengah fokus berjalan ke cowok yang tengah duduk sendiri.
Paras cowok itu begitu menggoda dirinya sampai dia memilih untuk menghampirinya. Menatap manja cowok yang ada di hadapannya, disertai dengan sebuah senyuman lebar.
"Lo anak baru itu kan?" tanya seorang cewek yang mempunyai nama lengkap Fiona Amara.
Mendapatkan sebuah tatapan serta senyuman yang begitu menggoda tidak membuat tatapan Rey berubah, tatapannya begitu datar.
"Tidak tahu, bisa saja ada anak baru lagi selain gue." Menggunakan nada yang begitu datar Rey menjawab.
Kalimat yang baru saja keluar dari mulut Rey itu cukup benar, karena ada sebuah kemungkinan di mana ada cowok lain setelahnya yang masuk ke SMA Garuda.
Tangan putih mulusnya terulur tepat ke hadapan Rey, jari tangannya terlihat menari menggoda. "Nama gue Fiona," ucap Fiona dengan santai.
Melihat bagaimana Fiona memainkan jari-jemarinya membuat Rey tidak memilih untuk langsung menerima uluran tangan Fiona, semakin ke sini tatapan Fiona semakin mencurigakan.
"Rey." Singkat dan juga datar Rey menjawab, tapi saat dia hendak melepaskan kembali tengannya, dia merasa kalau jari telunjuk serta jari tengah Fiona bermain dengan tangannya.
Sebuah senyuman miring terukir dengan jelas di bibir Rey, dia menatap Fiona semakin serius. "Gue sudah punya pacar."
Kalimat yang terdiri dari 4 kata itu berhasil membuat Fiona terdiam, bahkan kedua jari tangannya mendadak menjadi kaku saat itu juga.
Saat yang tepat untuk dia melepaskan tangannya dari genggaman tangan Fiona yang tak lama kemudian dia bangkit setelah dia melihat seseorang yang berjalan ke arahnya.
"Pacar gue ada di belakang lo," ucap Rey dengan sebuah senyuman yang terukir dengan jelas, tapi ditujukan bukan untuk Fiona.
Semula Retta terdiam sejenak melihat pacarnya yang tengah bersama dengan cewek lain, apalagi melihat cewek itu bukan cewek dengan wajah biasa saja.
Tidak aneh jika Retta merasa cemburu atau curiga, karena cewek yang berada di depan Rey adalah cewek yang terbilang cantik, bahkan menjadi incaran anak Garuda.
Mendengar kalimat Rey yang mengakui secara terang-terangan statusnya dan juga siapa dirinya membuat perasaan itu hilang dengan seketika, bahkan tidak bisa dibohongi jika perasaan bahagia muncul saat itu juga.
Siapa cewek yang tidak merasa bahagia saat cowoknya berani secara terang-terangan mengakui kalau dia punya pacar, apalagi mengakui pacarnya di depan cewek yang mengincarnya?
"Mau ke mana?" Retta tanda tanya, karena sebelumnya sudah diberitahukan kalau mereka akan makan siang di tempat ini, sehingga sekarang Retta merasa tanda tanya saat melihat Rey yang bangkit.
"Lo mau di mana?" tanya Rey dengan begitu enteng, karena dia tidak yakin jika Retta masih ingin di tempat ini, terlebih sekarang ada Fiona.
Sikap Rey begitu dia jaga, bahkan dia secara terang-terangan berani mengaku kalau dia sudah punya cowok.
Dengan Retta yang mengetahui bagaimana sikap Rey, apakah hal ini akan membuat Retta percaya kalau Rey berbeda dengan Arkan?
Lalu apakah benar kalau Arkan merasa menyesal sudah melepaskan Retta?
Jika iya, bagaimana alur cerita mereka?