Rendi dan Nana singgah disebuah cafe yang sangat kuno eh ralat sangat sederhana namun elegan dan karena suasananya yang damai membuat cafe ini jarang dikunjungi oleh makhluk gaib karena ramenya manusia yang berada di cafe ini
" Mmmm " Rendi mendengar suara kecil disebalahnya yaitu Nana dan tidak tahu Nana sedang berbicara apa
" Kita makan kak, aku laper pasti kakak juga laperkan liat tuh perutnya " ucap Rendi sambil memberi Nana kode dengan matanya yang mengarah ke perut Nana
Nana memegang perutnya lalu menatap Rendi bingung " ada apa dengan perut aku? " tanyanya
Rendi memasang pose berpikir " didalam perut kakak sudah berdiri sebuah pasukan yang sedang melakukan demonstrasi akibat lapar yang melanda lingkungan mereka " Canda Rendi tanpa melihat wajah Nana yang tersenyum
" Dia lucu ya " pikir Nana
Nana melihat Rendi yang terus mengoceh dan tidak memasuki Cafe malah berdiam di ambang pintu Cafe
Rendi tidak mengetahui jika Nana sudah terlebih dahulu masuk ke Cafe meninggalkan dia seperti orang idiot berbicara sendiri
" Mas permisi jangan menghalangi jalan " Suara bass seorang pria memasuki telinga Rendi yang segera mengerti jika dia di tinggalkan oleh Nana
Rendi melihat Nana yang sudah duduk disalah satu meja dan Nana melambaikan tangannya kearahnya
Rendi tertawa bodoh sambil menggaruk keoalanya " Eh maap mas temen saya sialan emang ninggalin saya yang sedang mengalami hari yang galau " ucap Rendi kepada Mas pelayan Cafe
Si Mas pelayan Cafe pun memberitahu Rendi untuk bersabar dan menyemangatinya lalu menyuruh Rendi untuk menghampiri Nana yang dianggap si Mas Cafe adalah pacar Rendi yang sedang ribut dengannya
Rendi mendekati Nana dan duduk didepannya " Kakak jahat main ninggalin aku " ucap Rendi dengan nada sedih namun dipandang lucu oleh Nana
Nana tertawa dan meminta maaf kepada Rendi lalu memanggil si Mas yang tadi berbicara dengan Rendi
Ketika si Mas datang ke meja mereka " Mas sudah berbaikan " tanyanya kepada Rendi
Garis hitam muncul didahi Rendi ketika mendengar perkataan si Mas Cafe
Nana tertawa kecil lalu memesan 2 nasi goreng dan 2 jus untuk mereka
Sesudah memesan mereka mengobrol santai sambil menunggu pesanan tapi pandangan Rendi tidak sengaja menangkap seorang perempuan yang dikenalinya memasuki Cafe
" Sialaaaaannn, Kenapa sikampret Diana ada disini " Pikir Rendi panik ketika melihat sahabat Vivi memasuki Cafe
Nana melihat Rendi yang memasang muka panik ketika dia melihat seorang perempuan memasuki Cafe
Ide jahat menghampiri pikiran Nana " Kenapa tidak menjahili Rendi " pikir Nana lalu berjalan kearah perempuan yang membuat Rendi panik
Rendi terpana ketika melihat aksi Nana yang mendekati Diana " Aku pasrah " pikir Rendi yang jatuh tak berdaya dari kursi duduknya
"Ya Tuhan jika aku mengetahui dia suka jail yang berlebihan aku tidak akan menghampirinya tadi" Pikir Rendi dengan air mata palsu diwajahnya
Setiap langkah Nana menuju Diana mewakili setiap keringat dingin yang jatuh didahi Rendi
" Aku tidak takut seorang pembunuh mengincarku tapi aku takut kemarahan seorang wanita yang sangat menakutkan " Terlintas gambaran Vivi dengan wajah marah sambil memegang panci dengan rambut yang melayang di udara (bayangkan Kushina marah) membuat Rendi bergidik takut
Ketika Nana sampai dihadapan Diana
?
Maap sempat Hiatus karena banyak sekali tugas yang harus dilakukan hehehe mulai sekarang update akan stabil kok :v ciusan deh aku tidak akan bohong kepada readers karena kalo boong kan ntar Reader yang dosa :vv