webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · 漫画同人
分數不夠
273 Chs

90.) Itu Normal

Kiyoko dan Yachi mulai membacakan secara bergantian mengenai kesalahan dan kemajuan kami.

"Untuk Haruka, tidak ada kemajuan tapi ada kekurangan, yaitu kurang bisa menjatuhkan mental musuh, sekian laporan dari kami berdua" ucap Kiyoko san

"Terima kasih" balas kami

.

Set ke 3 di mulai, aku tetap di bangku cadangan bersama Saki.

Ya lumayan lah menunggu sambil mengobrol dengan istrinya, uniknya member lain tidak peduli, mereka sepertinya sudah sangat fokus pada pertandingan.

.

Setelah 5 menit menunggu akhinya aku di masukkan.

Poin saat ini adalah 13 - 7

Aku bersiap untuk melakukan jump serv.

.

Boom!

Pukulan keras melesat tajam ke Kinoshita

Bless bola memantul ke luar lapangan menabrak dinding kawat samping.

14 - 7

"Sial" teriak Kinoshita

.

Jump serv ku lakukan lagi.

Boom!

Bola rendah menabrak net namun masih masuk ke dalam area musuh.

"Cover" teriak Ennoshita

Suga terpaksa maju dulu.

Bless

Bola di pukul ke atas dengan satu tangan.

Bola di oper lagi oleh Kinoshita pada Kazuhito.

Boom!

Bless! Bola mampu di block oleh Tsukishima dan Asahi.

"Yoshaaa" teriak Tsukishima dan Asahi

15 - 7

Poin terus berlanjut hingga musuh sudah kuawalah menghadapi permainan serv ku.

24 - 7

Serv terakhir ku melesat tajam tanpa ada yang menahan, kurasa mental mereka sudah rusak.

"Yoshaa" teriak kemenangan mutlak kami

25 - 7

Memasuki set ke 4 aku di tarik kembali, kurasa di gantikan oleh Yamaguchi di set ini seperti di set ke 2.

.

Takeda sensei mendatangi ku.

"Haruka kun, aku mau mengambil makan malamnya, bisa tolong bukakan gerbangnya?"

"Tentu tentu" balas ku

"Biar aku saja Haruka kun" ucap Saki

"Baiklah"

.

Di restoran.

"Pesanan 20 kotak sudah siap?" tanya Takanashi memastikan

"Sudah pak" balas Popura

Note : aslinya 18 tapi di tambah untuk Haruka dan Saki jadi 20.

Jam 5.20 Takeda sensei sampai ke restoran.

"Takeda sensei?" tanya Chika yang melayani

"Benar"

"Pesanan nasi boxnya sudah ada, mari ikut saya ke dalam"

"Baik"

Takeda sensei di bantu oleh Yachi dan Kiyoko.

Setelah semua box masuk, Kiyoko dan Yachi izin, tidak ikut sebab mereka akan ke rumah Haruka naik sepedanya.

Note : tadi saat datang mereka tidak bawa sepeda, melainkan ikut ke mobil Takeda sensei mebawakan bola voli.

"Kalian ke rumah Haruka kun, hati hati ya" ucap Sensei

"Baik sensei" balas mereka berdua

.

Jam 5.40 latihan kami sudahi.

"Lompat tinggi Tanaka!" teriak Nishinoya yang sudah di dalam air

Byurr

Tanaka jatuh ke kolam renang.

Kami mandi bersama di kolam renang, minus untuk ku dan Saki, kami berdua lebih memilih mandi bersama di kamar mandi kamar kami.

Jam 6 petang kami makan malam bersama, di ruang keluarga.

"Makanan dari Wagnaria memang enak dan banyak porsinya" teriak Nishinoya

"Hey itu ku diskon 50% asal kamu tau"

"Sudah relakan jangan seperti tidak ikhlas begitu hahaha" ucap Nishinoya

Saki membawakan kare yang masih sisa banyak di dalam panci.

"Ini ambil, jika lauknya masih kurang" ucap Saki

"Uwaaa kareeeee terima kasih Saki chan" ucap mereka

"Sama sama"

.

"Astaga rasa kare ini seperti yang di buat nenekku" ucap Daichi

"Benarlah, ini seperti rasa yang di buat nenek nenk dulu yang gurih" ucap Suga

"Resep ini memang resep tempo dulu, jadi lidah mu memang benar jika kata ini seperti buatan nenek nenek dulu" balas Saki

"Eh kurasa ini resep rahasia mu" ucap ku

"Tettot, kamu salah Haruka kun"

"Apa kamu berpikir sama dengan ku Tanaka?" tanya Nishinoya

"Iya, kurasa Haruka ini suami bohongan" balas Tanaka

"Hey apa maksudmu! Tentu saja aku suami asli"

"Sudah sudah jangan tersulut pertengkaran Haruka kun" ucap Saki

"Baik sayang"

"Sialan!!" teriak Nishinoya dan Tanaka yang malah cemburu sebab tidak ada perhatian dari wania.

"Kiyoko san tolong kami"

"Maaf aku masih fokus makan" balas Kiyoko

.

"Hey aku menemukan ini" ucap Raiki sambil membawa Hachan

"Dia kucing mu Haruka kun?" tanya Kinnoshita

"Bukan, itu kucingnya Saki"

"Namanya Hachan tapi kenapa dia bisa langsung jinak padamu?" tanya Saki

"Di rumah aku ada kucing, jadi aku mudah akrab dengan mereka, kucing mu manis dan bulunya terawat, kamu beri makan apa ini?"

"Haruka yang membelikan, aku rasa mereknya love cat"

"Oh merek baru itu toh, sebenernya aku ingin mencobanya tapi aku takut tidak cocok, setelah ku lihat kucingmu ini kurasa aku akan mencobanya" ucap Raiki lalu menurunkan kucingnya

"Kamu yang kekar begini pencinta kucing?" tanya Tanaka tidak percaya

"Hey memang apa salahnya? di rumah aku juga ada kucing" ucap Asahi

"Ya mereka itu kan sepeti macan" balas Tanaka

"Hahahaha hewan imut begini kamu bilang seperti macan?" tanya Raiki

"Oh Tanaka apa kamu takut pada kucing?" tanya Ennoshita

"Tidak, namun hanya geli"

"Benarkah?" tanya ku dengan tampang seram

"Jangan aneh aneh kamu Haruka!" teriak Tanaka

"Hachan kemari" ucap ku

Hachan berjalan menuju diriku.

"Kamu bisa dapat ayam ini jika kamu mengelus orang yang di sana, paham"

"Meow?"

"Hahahaha mana bisa paham Haruka bodoh!" tawa Tanaka

"Belum tentu Tanaka, jika Hachan pintar kurasa dia paham" balas Raiki

Nassnya perkataan Raiki benar, Hachan mendekati Tanaka.

"Jangan mendekat kamu macan kecil!"

"Meow"

"Tidak jangan mendekat"

Hachan mendekat dan Tanaka kabur dikejarlah dia.

Kami yang melihat ya tertawa bersama.

10 menit berlalu, Hachan kembali padaku.

"Meow"

"Ini ayam mu"

"Terima kasih tuan!!" ucap Hachan dalam bahasa kucing

Note : Tanaka sembunyi di kamar tamu

.

Jam 7 kami mulai rapat.

"Lawan pertama kita adalah SMA Maru, walaupun mereka bukan unggulan di bidang voli kita tidak boleh lengah, apalagi memberikan mereka napas, kecuali jika mereka dengan telak, sensei mohon untuk memberikan mereka poin, sensei batasi jangan mengalahkan musuh di bawah 5 poin"

"Sensei berapa kali kami akan tanding?" tanya ku

"Jika final ikut, total pertandingan adalah 6 kali, 1/32 besar, 1/16 besar, 1/8 besar, perempat final, semi final, terakhir final" balas Takeda sensei

"Kita sebagan dengan Shiratorizawa?" tanya Nishinoya

"Kalian ini sebenarnya baca tidak sih bagan yang ku kirim"

"Aku hanya melihat sekilas sensei"

"Baiklah akan ku katakan, kita tidak sebagan sampai final, tapi kita malah akan melawan Aoba johsei dan Date ko, date ko jika kita menang di 1/32, kita bertemu mereka di 1/16, lalu melawan Aoba johsei jika kita bisa manang di 1/8 final dan berhadapan denganya di semi final" ucap Ukai sensei

"Ingatlah, kalian jangan terlalu menengok ke atas, tapi tataplah ke depan, ke lawan kalian pertama, jangan hanya memburu final malah kalian sendiri yang kehilangan fokus" kata kata motivasi dari Takeda sensei

"Baik sensei!"

.

Rapat berlangsung sampai jam 8, selepas itu kami bebas untuk bermain ataupun langsung tidur.

"Kamu apa tidak ada ps Haruka" tanya Nishinoya

"Ada, tapi ku taruh kamar, sebentar akan ku pasangan di sini"

"Nah begitu dong"

Ps 5 ku bawa keluar.

"Wow, ps 5 limited edition njir" ucap Tanaka

"Astaga berapa harganya ini!" tanya Asahi

"Murah kok, hanya 92 rb yen" balas ku

"Ughh, kata murah dalam kamus mu berbeda dengan kami Haruka kun" balas Kageyama

"Bukankah itu terlalu tinggi?" tanya Tsukishima

"Murah, sebab di dalamnya sudah include 20 game populer, sudah di beli pula"

"Hmmm jika begitu ini sangat murah"

"Memangnya berapa harga aslinya?" tanya Hianta

"Sekitar 77 rb yen, tapi jika game termasuk harusnya berkisar 100rb yen lebih"

"Wow" ucap Nishinoya Tanaka dan Hinata

"Sudahlah ayo main saja, mau main sepak bola atau apa ini?"

"Sepak bola dong" ucap Tanaka

"Baiklah ku buat 14 tim ya"

"Hey aku ikut" teriak Yachi

"Kamu perempuan apa bisa main heh!" ucap Nishinoya

Ku buat jadi 15 tim, pertandingan pertama Nishinoya vs Yachi

10 menit kemudian

Yachi menang dengan skor 7-0

"Aduh jadi malu aku" ucap Tanaka meledek Nishinoya

Pertandingan ke 2 Tanaka Vs Tsukishima

10 menit berlalu

Tanaka keluar dengan kekalahan mutlak 11 - 0

"Yahh bagaimana ya, kok rasanya ada yang lebih memalukan dari aku" balas Nishinoya

"Sial, Tsukishima itu maniak game bola, dia hanya beruntung bertemu aku, kuberi dia keringanan saja tadi"

.

Jam 9.30 pertandingan terkahir antara Tsukishima dan Yachi.

Note : aku kalah dari Yachi di semi final di tendangan pinalti, lalu yang kalah dari Tsukishima di semi final adalah Ennoshita dengan skor 3-0

Pertandingan sudah memasuki menit ke 89 namun belum ada gol di antara ke dua tim.

Bola berada di Yachi, dia melakukan umpan trobosan, Tsukishima mencoba memblokir pergerakan, tapi sayangnya bola masih di operkan pada orang di luar kotak pinalti.

"Astaga dia bebas" pikir Tsukishima yang lengah

Boom!

Tendangan jarak jauh dari pemain gelandang berhasil merobak jala kiper dari tim Tsukishima.

"Golll!!!" teriak Yachi

"Goll!!" teriak mereka yang di kalahkan oleh Tsukishima

Menit sudah 90 + 2

Setelah operan tengah peluit di tiup.

Kemenangan untuk Yachi dengan skor 1 - 0

"Yey aku menang" teriak Yachi

"Ku aku kamu hebat Yachi san, terima kasih atas pertandingan sengitnya" ucap Tsukishima secara formal

"Hahaha lihat itu dia menepati janjinya" teriak Tanaka

Note : jika Tsukishima kalah dia harus memberikan selamat pada Yachi dengan formal, itulah taruhannya dengan Tanaka dan Nishinoya.

Ukai sensei keluar kamar tamu.

"Kalian ini mau main sampai jam berapa, segara tidur, besok kita ada lari pagi" ucap Ukai sensei dengan tampang horor

"Baik sensei" balas kami semua

Aku segera masuk ke kamar ku, tak lupa ku kunci pintu kamarnya, di dalam sudah ada Saki yang berbaring di kasur duluan.

"Sudah selesai Sayang?"

"Sudah, kamu kok belum tidur?"

"Aku menunggu kamu, aku ingin tanya sesuatu dulu"

"Tanya apa?"

"Besok pagi ada acara?"

"Lari jam 5 pagi palingan"

"Lalu kapan mereka kembali?"

"Jam 10 mereka kembali ke rumah masing masing, jam 3 siang kembali ke sini"

"Nah selepas jam 10 kamu antar aku ke supermarket ya"

"Mau beli apa?"

"Beli pembalut, kurasa aku akan haid antara tanggal 4-10 juli mendatang, pembalut ku sudah habis"

"Boleh saja, tapi selepas aku cek toko pakaian ku ya, paling jam 11 belinya"

"Baiklah, aku ikut tapi tinggalkan aku di restoran saja"

"Baiklah"

"Haruka kun peluk aku"

"Bentar, aku mau ganti pakaian tidur dulu"

.

Sebelum tidur, ku cium dulu bibir lembut istriku sebagai ciuman selamat malam.

Cuph

"Selamat tidur" ucap ku

"Umm"

.

Ringg

Sabtu 27 juni, pukul 5 pagi.

"Bangun Haruka kun" ucap Saki sambil mencubit gemas pipiku

.

"Aw aw, lepaskan Saki chan, itu sakit"

"Siapa suruh tidak bangun bangun"

"Iya iya ini bangun"

"Segera mandi, setelah keluar kamar jangan lupa di kunci"

"Baik baik Saki chan"

Jam 5.30 kami di kumpulkan di halaman rumah ku.

"Kalian akan lari, tadi Daichi sudah ku suruh yang menentukan arah, jadi ikuti dia, tidak ada kecepatan, tapi adanya daya tahan, jadi Haruka Tanaka Nishinoya Hinata dan Kageyama jangan sampai ada di antara kalian yang menyalip Daichi"

"Baik sensei kami paham"

Kami pemanasan 5 menit lalu mulai lari dalam kelompok.

Saat lari.

"Hey kalian tau tidak waktu aku bangun tadi malam, aku lihat Kiyoko san yang sedang berjalan ke dapur hanya memakai pakaian panjang tanpa celana" ucap Nishinoya

"Wow, kamu tidak ketahuan?" tanya Tanaka

"Kan aku cuma tidak sengaja, ku lihat wow sekali, pahanya mulus coy"

"Kalian ini tidak ada habisnya ya jika berbicara soal pornografi" komentar dari Suga

"Itu bukan pornografi tapi keberuntungan"

"Apa benar itu Nishinoya?" tanya Asahi

"Eh kamu juga tertarik Asahi san?" tanya Raiki

"Tidak, aku hanya memastikan apa yang di lihat Nishinoya itu memang benar Kiyoko san atau bukan"

"Tentu saja yang kulihat itu dia, dia pakai kacamata kok, rambunya pun sepundak lebih sedikit"

"Bukannya senpai memeluk guling sepanjang malam?" tanya Kageyama

"Kamu tau apa, jam 10 tepatnya aku melihatnya"

"Yehhh, jam 10 saja kita masih bangun dan kamu bilang jam 10 kamu melihatnya" ucap Tanaka

"Itu hanya mimpimu bangke!" teriak Kinoshita dan Ennoshita

"Eh tapi itu terlihat jelas"

"Hasrat dewasa mu mungkin sedang memuncak senpai" ucap Yamaguchi

"Tapi beneran itu kenyataan!"

"Baik baik terserah kamu" ucap Tanaka

Note : Kenyataannya memang benar Nishinoya melihat Kiyoko yang sedang ke dapur tanpa celana hanya menggunkan pakaian panjang, tapi jamnya adalah jam 2 pagi, tapi ya Nishinoya melihat dengan setengah sadar, mungkin terbawa mimpi dan mimpinya mengatakan jam 10 malam.

.

"Haruka san!" teriak Takanshi

"Oi pagi, Takanashi" balas ku sambil berlari

"Bukankah dia itu pelayan di restoran mu?" tanya Suga

"Benar, dia itu salah satu dari mereka"

"Aku kenal dia juga, dia itu dulunya penyendiri sebab kakaknya selalu membuatnya seperti perempuan" ucap Tanaka

"Eh maksudnya bercosplay?" tanya Tsukishima

"Bukan, tapi keseharianya di buat sepeti seorang perempuan, mulai dari pakianya, lalu rambutnya yang di kepang, dulu aku sempat akan tertipu oleh kecantikanya" ucap Tanaka

"Hahaha hampir saja kamu terong makan terong"

"Ya jujur saja dia itu punya wajah yang cocok dengan 2 gender, bila saja adiknya tidak memberitahuku pasti aku tertipu olehnya"

"Menarik" ucap Tsukishima

"Hii gayiii" ucap kami

"Bukan begitu, tapi yang menarik adalah kakaknya yang bisa membuatnya tampil seperti perempat"

.

Jam 6.30 kami kembali ke rumah ku setelah 1 jam 20 menit berlari.

Kami lantas mandi.

Para laki laki mandi di kamar mandi luar, yaitu di dekat kolam renang, sementara sensei dan manager mandi di kamar mandi dalam.

Jam 7 pagi, kami sarapan.

"Selamat makan" ucap kami

Saki duduk di samping ku, kare sisa kemarin juga di sajikan ulang setelah di panasi.

Jam 8 barulah kami latihan voli.

Pertandingan 2 tim lagi, antara tim inti dengan tim cadangan.

Seperti biasa tim inti yang menang dengan perolehan skor.

Set pertama 25 - 17

Set kedua 25 - 13

Set ketiga 25 - 15

Set keempat 25 - 17

Set kelima 25 - 20

Jam 10 mereka semua pamit, untuk bola voli di tinggal di rumah ku sebab nanti sore masih di gunakan kembali.

"Kamu istirahat dulu saja Haruka kun" ucap Saki

"Baiklah, beri aku istirahat 30 menit, setelah itu kita berangkat ke restoran dulu"

"Oke sayang"

Aku duduk sendiri di teras sambil main ponsel.

Ku lihat lihat harga koin kripto ku.

Harga Shiba inu sudah naik lagi ke angka 0,41 naik yang sebelumnya turun ke angka 0,37.

Di berita ada kabar mengejutkan lagi, yaitu perusahaan ibuku dan ayahku akan menerima pembayaran dalam bentuk uang kripto sampai dengan 31 juli, walaupun hanya dalam masa percobaan, kurasa ibuku sudah bisa mendapatkan untung dari cuan koinnya.

Begini model ibu mendapatkan untung, pelanggan membeli produk dari perusahaan menggunakan koin, pembayaranpun juga kena pajak jadi koin yang di keluarkan lebih banyak, serta ibu dapat menggunakan peraturan perusahaan yang mengatakan perusahaan boleh menggunakan kurs terendah atau tertinggi asal dalam jangka waktu 24 jam terkahir, tentunya ibu memilih harga terendah, lalu koin tersebut di tukar ulang dengan yen tanpa pajak dan sudah mendapatkan cuan uang dengan kurs nilai tertinggi, tentunya juga tergantung kapan ibu menukarkan koinnya.

Note : ibu bisa cuan 1 koin senilai 0,01-0,05 yen, memang sedikit tapi hitung saja jika yang di terima ibu koinya lebih dari 400 juta koin, dengan begitu saja ibu sudah cuan 4 juta koin minimal, lalu cuan lagi dari laba produk.

Uniknya pelanggan tidak ada yang protes, pihak Shiba inu pun masih bisa mendapatkan untung.

Lalu ku lihat war koin, harganya juga mulai beranjak naik walaupun perlahan.

Bit coin pun naik lagi ke angka 50 rb yen.

"Astaga baru tau aku jika bit coin ada tipe lain" ucap ku saat melihat bit coin tipe 2 dan bit coin tipe terbuka

Harga untuk kedua bit coin itu masih rendah, di angka 200 yen dan 1300 yen, jadi ku beli saja 1 juta koin di masing masing kripto dengan 20 akun ku, sebab ada batasan maksimal pembelian dalam 1 akun.

"Hmm untung lagi sepertinya" pikir ku

Note : jika bit coin naik, harga kedua bit coin baru itu pasti juga akan naik, sebab kedua bit coin itu seperti barang sekunder, yang artinya jika bit coin sudah naik dan habis di pasar, tentunya kedua bit coin itu jadi barang penggantinya.

Saki datang dengan membawakan teh hangat.

"Kamu serius suhu panas seperti ini minum teh sayang?" tanya ku

"Ya memangnya kenapa, teh sehat untuk kesehatan"

"Ya hanya bertanya saja" balas ku

"Hi gak jelas"

.

Jam 10.30

Kami berdua berangkat ke toko pakaian, kali ini aku dengan pakaian formal.

"Kenapa pakai jas?" tanya Saki

"Hanya lagi kepingin"

"Oh ku kira ada sebab khusus, dah selesai" ucap Saki sambil membantuku mengenakan dasi

"Terima kasih"

"Tentu, ayo segera berangkat"

.

Jam 10.40 kami tiba di restoran, Saki ku tinggal di resto sementara aku lanjut ke toko pakaian ku.

.

"Siang Haruka sama" ucap satpam yang membukakan pintu mobil ku

"Selamat pagi pak harusnya, kan belum jam 12, tapi terima kasih atas bantuannya pak Lino"

"Sama sama Haruka sama"

.

Aku langsung masuk ke gedung pengurus, sekarang ada bagian resepsionis, ya itu membuat ku agak terkejut, sebab sebelumnya tidak ada.

Note : pembangunan gedung baru untuk staf utama, jadinya kira kira bulan awal Agustus ataupun akhir Agustus.

"Rika san ya, aku mau bertemu dengan Ryunosuke san" ucap ku sambil membaca name tag nya"

"Maaf Haruka sama, Tuan Ryunosuke sedang ada rapat di jam ini, rapat selesai kira kira jam 11 nanti, apa mau menunggu?"

"Rapat membahas projek apa?"

"Membahas tentang total pembelian produk dan peninjauan ulang setelah atau evaluasi saat pre order hingga sekarang"

"Baiklah, lalu aku akan ke ruang manager saja langsung, katakan pada Ryunosuke san, setelah rapat untuk menemui ku"

"Baik Haruka sama"

Di dalam ruangan manager aku katakan pada Saki lewat telepon bahwa aku bisanya jam 12, ya berjaga jika ada keluhan tambahan.

"Baiklah, jika lebih dari jam 12 kabari lagi ya, biar aku ajak Kyouko san atau Shindou" ucap Saki

"Oke"

Jam 11

Pintu ruang manager di ketuk.

"Masuk"

Ryunosuke masuk bersama dengan Miku.

"Duduk" ucap ku

Mereka berdua duduk.

"Berikan aku laporan asli dan copynannya yang bisa ku bawa pulang"

Miku maju kedepan menyerahkan dokumen yang di rapatkan tadi.

.

Ku cek selama 10 menit, mereka berdua yang di depan ku dag dig dug dalam jantungnya.

Di dalam laporan berisi total penjualan selama pre order, lalu banyaknya komplain, total pendapatan, dan lain lain.

"Ini valid nilainya di angka 12 miliar lebih yang sudah masuk ke rekening perusahaan?"

"Valid Haruka san" jawab Ryunosuke

"Lalu kenapa hanya menambah produknya sedikit?" tanya ku

"Ini masih dalam masa pre order Haruka san, kami tidak ingin terbawa arus dan malah menyebabkan produk menumpuk di gudang"

"Tambahkan masing masing yang laris sebanyak 100 rb pcs lagi, hapuskan diskon 15% ganti dengan 5% dan 10% saja"

"Anda yakin Haruka san?"

"Teori masa depan keuntungan ku mengatakan kita malah akan ke kurangan produk, jadi kurasa tidak masalah menambah 100 rb pcs tiap produk yang paling laku"

"Boleh saya tau produk yang mana saja Haruka san?"

"Yang nomor 1-7 ini"

"Tapi yang nomor 7 di gudang masih banyak stoknya sekitar 50 rb pcs"

"Baiklah 1-6 saja kalau begitu"

Kami berdiskusi tentang pemasaran dan target pasar mana lagi, aku berniat bisa mengirimkannya ke luar negeri, tapi uniknya pengiriman sudah ada yang ke luar negeri, jadi aku terlambat mengatakannya.

"Bukan begitu, tapi kita mendirikan outlet cabang yang menjual produk kita"

"Tadi sudah di rapatkan Haruka san tentang masalah itu, banyak yang berpendapat bahwa lebih baik di ratakan dulu outlet pengiriman di seluruh jepang dulu, banyak di pulau utama di jepang belum yang tercakup, tapi kami berniat melakukan bersamaan membangun outlet dengan di Hokkaido sebanyak 7 outlet dulu" ucap Miku

"Baiklah, jika seperti itu keputusannya, aku hanya menyarankan saja"

.

Jam 11.50 rapat intern ku selesai dan aku pamit kembali.

Ku telepon Saki.

"Sayang, sudah selesai ayo kita ke supermarket"

"Baik, tunggu aku di parkiran"

"Oke"

.

.

Di dalam mobil.

"Sebentar ya mau isi bensin dulu" ucap ku

"Tidak masalah"

.

"Saki berikan aku uang 10 rb yen"

"Ini" serah Saki

5200 yen ku habiskan sekali isi bensin.

Kembalianya ku masukan ke tas ku, Saki pun tidak protes.

Jam 12.10 kami tiba di supermarket.

"Aku mau tarik tunai dulu Haruka kun"

"Baiklah aku juga"

Ku tarik uang tunai sebanyak 200 rb yen dengan pecahan 10 rb yen.

Saki hanya menarik sebanyak 50 rb yen.

.

"Haruka kun, kamu mau makan daging kambing?"

"Tidak, jika ada sapi saja"

"Dua hari lalu kan sudah sapi, apa tidak bosen"

"Daging sapi itu enak, jadi tidak ada bosen di kamus ku"

"Baiklah, tapi bukan hari ini ya masak ku, mungkin besok saja"

"Tidak masalah, asal bukan daging kambing itu saja"

.

"Beli ini Saki chan" ucap ku sambil memegang susu bubuk coklat

"Ah benar juga kita kan kehabisan bubuk coklat, ambil 2 yang kemasan 2 kg Haruka kun"

"Oke"

.

"Sudah selesai bukan, ayo kembali sekarang" ucap ku

"Masih belum, aku mau beli selimut, selimut kita kurang"

"Bukannya sudah ada banyak?"

"Ya untuk kamar lain maksudku"

"Oh, kamar tamu dan kamar atas ya"

"Iya"

.

"Mau yang polos atau yang bermotif?" tanya ku

"Yang polos saja, orang dewasa kurang suka yang bermotif"

"Baiklah, mau yang putih berarti?"

"Iya pilih yang putih, sesuai warna dasar sprinya"

Total belanjaan kami 30 rb yen.

.

Jam 1 siang kami kembali ke rumah

Berikan komentar kalian yang nyleneh dan absurd tanya tanya pun boleh

U_ardicreators' thoughts