webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · 漫画同人
分數不夠
273 Chs

168.) Pilihan

Jam 9 malam, keluarga Asahi kembali ke rumah mereka.

Tinggallah aku dan keluarga ku di ruangan itu.

"Ibu aku tidur duluan, besok aku setelah sekolah akan bekerja" ucap ku

"Baiklah, silakan tidur, Asahi chan tidur juga sana, tidak baik bumil bergadang"

"Baik bu" balas Asahi menerimanya karena ia sudah mengantuk juga

.

Di dalam mimpiku.

"Kuberikan pilihan, melanjutkan kisah hidup ini dengan risiko kamu mungkin tersakiti oleh hubungan Haruka dan Saki, tapi ku yakinkan setelah misi ini kamu mendapatkan reward besar, atau kamu langsung kembali ke dunia mu sekarang dan tidak dapat apa apa" ucap sesorang padaku

"Aku selesaikan misi saja apa bisa?" tanya ku

"Tidak ada, jika kamu mau ya pilih salah satu jika tidak ya sudah"

"Tapi aku belum sex dengan istri ku loh" balas ku

"Ingat istrimu sudah berapa banyak"

"Akhemmmm baiklah aku pilih sekarang pindah saja" ucap ku

"Kamu yakin menelantarkan istrimu, mungkin Kido yang sekarang tidak mungkin bisa seperti kamu"

"Lah kenapa jadi ribet begini, terserahlah toh istriku itu bukan wanita baik baik aslinya, ia baik karena diriku juga"

"Baiklah aku akan berbaik hati kali ini, silahkan nikmati hidup mu kembali, akan ku berikan padamu sesuatu, kamu mau minta apa?"

"Aku minta obat kesembuhan lagi" ucap ku

"Tidak mungkin bisa, hadiah mu sekarang hanya seharga 1/20 dari itu"

"Hmm terserah anda saja" balas ku

"Baiklah semoga ini bisa bermanfaat bagimu"

Di serahkanlah pada ku sebuah bola putih kecil.

"Apa ini?" tanya ku

"Mutiara"

"Iya aku tau ini mutiara tapi apa fungsinya?"

"Kamu makan bisa?" tanyanya

"Tidak lah"

"Ya sudah pakai itu" balasnya

.

Aku berpikir dia ini siapa, kenapa kata katanya juga sangat judes.

.

Ku buka mata ku.

Aku kembali ke tempat dimana aku menengok ke belakang (Di depan rumah, setelah keluar area proyek)

"Huh bisa balik akhirnya, otw ngewe dengan Saki!!!!" ucap ku dalam hati

.

Aku masuk rumah.

Ku lihat Saki sedang duduk sendiri di sofa.

"Sayang" ucap ku sambil memeluknya dari belakang

"Kenapa?" tanya Saki dengan ponsel di tangan

"Kamu masih suka diriku?" tanya ku

"Tentu saja suka tanpa ada kata masih" balasnya

"Aw, ayo kita main" ajak ku sambil memegang oppainya

"Jangan, ada Akira nanti, jika mau nanti malam saja" ucap Saki

"Maunya sekarang" balas ku sambil mencium bau tubuhnya yang harum dan sudah sangat lama tidak ku cium bau ini

"Tidak, nanti malam saja" kata Saki

"Oke, aku punya penawaran" ucap ku

"Penawaran seperti apa?"

"Jika mau sekarang akan ku berikan kalung mutiara" ucap ku

"Aku kan sudah punya" balasnya

"Yakin?" tanya ku sambil memperlihatkan kalung mutiara yang ku dapat tadi

"Ini biasa saja, apa yang membuatnya spesial?" tanya Saki bingung

"Yang spesial tentu saja karena aku yang membelikan, ayo mau saja" ucap ku

"Hmm oke oke, kita masuk ke kamar sekarang" ucap Saki

"Yes" ucap ku senang

.

Kegiatan seru ku dan Saki di mulai, ku esek esek dengan lembut tapi terkadang keras.

Ah ah ah Saki merintih

"Hentikan itu, kamu seperti artis jav saja" ucap ku

"Ini beneran bikin ngefly, punya mu seperti obat yang bikin kecanduan Haruka kun" kata Saki sambil memejamkan mata

"Boleh aku keluar di dalam?" tanya ku

"Lakukan, hari aman" balas Saki

.

Ku keluarkan cairanku di dalam bellynya.

"Huh sudah selesai kan, aduh duh sampai tumpah itu Haruka kun" kata Saki karena ia bisa merasakan sesuatu yang mengalir di areanya

"Sebentar masih lanjut, tolong bersihkan punya ku" suruh ku

"Pakai mulut?" tanya Saki

"Kamu tidak jijik memangnya?" tanya ku

"Ya jijik sih"

"Pakai tisu jika begitu" suruh ku

Saki membersihkannya lalu jam 3 siang ku lanjutkan lagi hingga jam 5.30 ada ketukan pintu dari Akira.

"Saki sama, anda mau memasak atau aku yang masak?" tanya Akira dari luar

"Kamu yang masak saja" balas Saki mendekat ke pintu namun tidak ia buka

"Oke"

Akira sebenarnya paham kegiatan mereka, namun ia lebih memilih pura pura tidak tau saja, sebab ia hanya maid di sini.

.

Kembali ke kamar.

"Sudah ah Haruka kun, tubuhku sudah lengket oleh cairanmu, bau lagi" ucap Saki padaku yang sedang rebahan

"Baiklah aku juga sudah lelah" balas ku

"Mau mandi bersama?" ajak Saki

"Oke"

.

Jam 6 petang ibu mengabarkan tidak akan pulang, jadi kami hanya makan malam ber empat.

"Rin chan tidur sendiri berani?" tanya ku

"Ibu tidak pulang?" tanya Rin

"Tidak, ibu akan menginap di Sendai" balas ku

"Aku berani kak, jadi tidak masalah" balas Rin

"Jangan main tap terlalu banyak loh" ucap Saki

"Iya aku tau, jam 9 akan ku matikan dan tidur nanti"

.

Jam 8 malam, belajar bersama untuk pelajaran besok Akira belajar bersama Rin sementara Saki dan Aku mengerjakan pr.

Akira walaupun tidak terbilang murid jenius namun ia bisa kok jika harus mengajari materi anak tk.

.

Jam 8.30 masuk kamar masing masing, namun Saki menemani Rin sampai tidur dulu agar Rin tidak main tapnya terlalu lama.

Di kamar ku.

Sambil menunggu sekalian saja aku main ps, kangen rasanya memegang stik ps.

Ring!!

Ponsel nya Saki berbunyi saat aku main game.

"Halo sayang" ucap seseorang dari telepon ketika nomor tak di kenal itu ku angkat

"Heh" aku kaget

Ku lihat di layar, nomor tidak di kenal yang ku dapati.

Ku matikan langsung teleponnya.

Tapi ia menghubungi lagi.

.

Ku tutup teleponnya lagi, lalu ku suruh dirinya.

"Katakan dimana kamu berada akan ku datangi, berikan lokasi tepatnya, jika bisa warna baju atau kendaraan mu agar aku bisa menemukan mu" ucap ku

"Baik Saki chan, jam 9 malam, ku tunggu ya" balasnya dengan fotonya dan ditambah lokasi dirinya berada sekarang

"Ini stalker atau selingkuhannya Saki" pikir ku

Aku datang ke kamar Ibu di atas membawa ponselnya Saki.

"Ada apa Haruka kun, Rin chan baru saja tertidur" ucap Saki baru keluar dari dalam

"Turun ke bawah dulu" suruh ku

"Oke, ada apa memangnya?"

"Turun dulu, kita duduk di sofa"

.

Saat duduk aku mulai mengintrogasinya.

"Siapa dia" ucap ku padanya sambil menunjukan foto laki laki tampan yang selfie di cafe

Saki mengambil ponselnya.

"Ini siapa memangnya?" tanya Saki balik

"Kamu tidak kenal?" tanya ku

"Tidak" balas Saki

"Baiklah"

"Ada apa memangnya"

"Begini, tadi orang ini menelepon mu, ketika ku angkat ia mengatakan sayang, nomornya tidak di kenal, makanya aku tanya ke kamu" balas ku

"Kamu mengira aku selingkuh ya" tanya Saki

"Ya tidak juga, tapi kan lebih baik ku pastikan dulu" balas ku

"Aku tidak selingkuh" ucap Saki

"Iya kamu tidak selingkuh" balas ku dengan nada biasa

"Beneran aku tidak selingkuh" ucap Saki karena mengira aku tidak peduli dengan omongannya

"Iya kamu tidak selingkuh" balas ku lagi

"Kamu jangan keterlaluan ya, aku benar-benar tidak tau siapa dia dan aku tidak selingkuh" ucap Saki

"Diam dulu, aku tidak mengatakan kamu selingkuh Saki, kenapa kamu ulang ulang terus" tanya ku

"Ya sepertinya respon mu seperti acuh begitu"

"Hmm"

.

Ku panggil antek ibuku untuk meringkus laki laki ini karena berani menggoda istri ku.

.

20 menit kemudian, salah seorang antek mengirimi ku kondisi terkini laki laki tadi.

"Kenapa hanya jurang?" tanya ku karena mereka hanya mengirimi jurang gelap

"Pelaku kami bunuh lalu kami buang ke jurang Haruka sama" balasnya

"Oh baiklah, nanti akan ku transfer bonus untuk kalian" ucap ku

"Baik Haruka sama"

.

"Haruka kun aku tidak selingkuh loh" ucap Saki lagi yang tiduran di samping ku

"Iya, diam jangan ulangi lagi, aku paham" balas ku

"Tapi kenapa ya nomor ku bisa tersebar, padahal aku kan tidak pernah mengumbar nomor ku" ucap Saki

"Kamu apa tidak membuat dua akun, bisnis dan pribadi?" tanya ku

"Tidak, ku jadikan satu semua" balas Saki

"Beli ponsel lagi saja, gunakan yang baru sebagai telepon pribadi, antara teman dan keluarga" suruh ku

"Baiklah, tapi belikan ya" ucap Saki

"Hmmm"

Ku buka ponsel.

"Mau merek apa?" tanya ku

"Aku mau coba samsung yang seri s22 Ultra plus, yang ram 16 gb, penyimpanan 512 gb itu" ucap Saki

"Hmm coba langsung yang paling tinggi dasar istri ku" ucap ku

Ku pergi ke Amazon, langsung ke official storenya.

"Yakin tidak mau Hphone saja?" tanya ku

"Sudah punya kan" ucap Saki sambil menujukan ponselnya

"Baik tapi yakin tidak mau yang lain, seperti z fold 3?" tanya ku

"Aku tidak suka ponsel lipat, yang itu saja cukup" ucap Saki

Ku pesanan ponsel s22 ultra itu, uang 190 rb yen ku keluarkan untuknya.

"Kamu belilah juga motor Haruka kun, untuk Akira" ucap Saki

"Motor, kan di rumah ada" ucap ku

"Itu kan untuk kita, maksudku untuk Akira pergi belanja"

"Oh, besok saja perginya" ucap ku

"Ya oke"

.

Kami berdua tidur.

.

Jam 5.30, Senin 7 September

"Haruka kun jangan di pencet pencet terus dadaku" ucap Saki padaku yang masih tertidur

Saki terbangun, ia segera menyingkirkan tangan ku dari dadanya.

"Dasar suami mesum, tapi aku sayang sih" ucap Saki lalu mencium ki

Ia pergi ke kamar mandi untuk gosok gigi dulu.

Gosok gosok gosok hingga terjadilah.

"Haruka kun!" teriak Saki

Aku langsung terbangun dan pergi ke kamar mandi.

"Ada apa?" tanya ku masih kaget

"Muka ku jadi cantik, lalu mutiara yang kamu berikan hilang" ucap Saki

"Huh ku kira apa" balas ku

"Tidak ini beneran, muka ku lebih cantik coba kamu melek" ucap Saki sambil membukakan kelopak mata ku

Aku melihat dengan seksama.

"Kamu memang cantik lenih cantik sih, apa mutiara itu jadi penyebabnya"

"Memangnya itu mutiara apa?" tanya Saki

"Mutiara tuhan" balas ku

"Aneh aneh saja, mungkin mutiara itu jatuh di kasur" ucap Saki

"Ya mungkin saja, sudahlah aku mau tidur lagi"

"Eitss sudah bangun jangan tidur lagi, gosok gigi lalu mandi dan pakai seragam" suruh Saki

Ku pegang pundak Saki.

"Aku hari ini mau izin, jadi tolong izinkan aku" ucap ku pada Saki

"Kenapa memangnya?" tanya Saki

"Aku pusing, mau izin saja"

"Jangan banyak alasan ya, kamu kemarin saja baik baik saja kok" ucap Saki

"Ya itu kan kemarin, aku mau izin dulu tolong buatkan izin juga ya" suruh ku

"Hmm kamu beneran pusing memangnya?"

"Iya beneran lihat aku berdiri saja sambil pegangan pintu" ucap ku sambil memperaktekkan

"Baiklah, istirahat sana, nanti aku akan membawakan obat setelah aku mandi" ucap Saki

"Baiklah, cuph" ku cium pipinya lalu pergi ke luar

.

Saki melanjutkan mandi sementara diriku melanjutkan tidur.

Jam 5.45 Saki keluar dari kamar mandi hanya berlilitkan handuk.

"Saki chan, kenapa tidak kamu lepas saja handuk mu itu?" tanya ku

"Masih belum kering, nanti airnya menetes di karpet, kamu mau mandi tidak?" tanya Saki

"Sebentar lagi, aku mau melihat kamu ganti pakian dulu" ucap ku

"Mau lihat apanya lagi, bawahanku saja kamu sudah lihat juga kemarin, apa masih kurang?" tanya Saki

"Aku suka lihat dirimu yang malu malu" balas ku

"Dasar penyika fetishist apa itu namanya, bdsm?" kata Saki

"Aku bukan penyiksa ataupun penurut sayang" balas ku

"Pokoknya ada kok fetishist yang seperti itu, namanya aku lupa tapi"

"Tidak ada, sudah sana ganti baju"

.

Saki berganti pakaian seragam di depan ku, tanpa malu malu ia membuka handuknya.

"Saki chan bagaimana jika aku mentatao tubuhku?" tanya ku padanya

"Akan ku kerok dengan pisau langsung tatomu, sampai tatonya hilang" balas Saki

Aku jadi ngeri.

"Kenapa tidak boleh?" tanya ku

"Aku tidak melarang, tapi jika kamu mentatao cuma akan ku kerok saja" balas Saki

"Itu sama saja melarang, Tato namaku dan namamu di lengan ku kan keren" ucap ku sambil menunjukan tempatnya

"Tidak keren, mungkin orang kata tato itu keren, tapi bagiku itu tidak hanya sekedar menyakiti diri sendiri, jika mau bergaya dengan tato ya beli saja tato sementara yang pakai air itu" ucap Saki

"Lalu jika alkohol?" tanya ku

"Nah jika alkohol asal tidak terlalu besar kadarnya masih boleh ku izinkan, tapi hanya di musim dingin" ucap Saki

"Jika rokok?"

"Tidak ada toleransi untuk itu, kamu tanya terus, lebih baik sana mandi" suruh Saki

"Baik baik" ucap ku

Plak!

Ku tampar pantatnya Saki

"Aw hey!" teriak Saki tapi aku sudah melarikan diri

.

.

Jam 7 Saki berangkat dengan Asahi dan Rin chan ke sekolah.

"Kakak semoga cepat sembuh" ucap Rin

"Ya, semoga sekolah mu menyenangkan" ucap ku

.

Mereka berangkat dengan mobil civic.

Broomg!!!! (Kurasa sudah waktunya ganti oli dan servis)

"Nanti saat pulang mampir ke dealer honda, ganti oli dan servis" suruh ku pada Saki

"Oke, tapi nanti jemput Rin chan jam 12 ya"

"Iya" balas ku

"Bye kak" ucap Rin

"Bye bye" balas ku

.

Mengingat mobil tadi perlu servis, ku coba juga motor dan 3 mobil yang lain.

Ku coba motor dulu.

"Hmm perlu ku servis" ucap ku setelah mendengar suara mesinnya yang sedikit kasar (Aturan kendaraan baru, servis perlu dilakukan ketika sudah satu bulan, atau ketika di rasa suara mulai tidak beres)

Lalu 3 mobil, Lamborghini, Nsx, dan Pajero milik ibunya Saki.

"Hmm sekalian saja" ucap ku

.

Ku pergi ke dealer honda dengan pajero milik ibu dulu.

Sampa sana ku suruh untuk servis dan ganti oli, jika ada yang perlu di ganti tunjukan dulu padaku, lalu kembali ke rumah untuk mengambil mobil NSX.

Terkahir motor.

"Ku tinggal, nanti jam 10 ku ambil ya" ucap ku

"Baik pak, tapi jika ada spare partnya yang perlu di ganti bagaimana?"

"Ganti saja, tapi yang rusak jangan di tukar ingat, tunjukan padaku"

"Baik pak" balasnya

.

Terakhir aku pergi ke dealer Lamborghini yang lumayan jauh, kira kira 12 km dari rumah ku.

.

Perjalan hanya 15 menit.

"Servis dan ganti oli" ucap ku

"Baiklah pak"

"Di sini apa bisa modifikasi cat mobil?" tanya ku

"Tidak bisa pak, di sini hanya servis saja"

"Oh ya sudah"

.

Aku duduk di kursi pelanggan.

"Ini pak minum" ucap pelayan dealer memberikan aku jus jeruk

"Gratis?" tanya ku

"Iya gratis"

"Terima kasih ya"

.

Bermain Clash royale lagi.

Note : season bulan Agustus Haruka tidak ikut crl, namun ia berhasil menjadi top 35 global, pencapaian terbaik saat ini.

Bermain selama satu match, karena aku kalah dengan telak aku jadi malas main.

Selanjutnya main Pubg, mengingat satu match bisa lama waktunya, jadi tidak jadi main.

Main pou tidak seru.

Akhirnya main yang bikin dag dig dug saja.

Trading lagi.

Bermain mulai dari 1 juta yen dari akun lama ku.

.

"Pak minta pak" ucap seseorang anak laki laki di depan dealer

Pegawai dealer mengusirnya dengan dorongan mungkin karena sudah terlalu sering ia kemari.

Aku mendatanginya.

"Jangan kasar, usir dengan halus saja" ucap ku karena yang ia dorong itu anak laki laki yang cacat tangan kanan dan kaki kanannya

"Maaf pak tapi peminta ini terlalu sering meminta di sini, biarkan ia pergi saja"

"Iya aku tau anda kesal, tapi jangan lupa ia meminta karena keadaan bukan pilihan, ia masih kecil juga, sudah sana biar aku yang tangani" ucap ku

"Baik pak"

.

Ku bantu anak laki laki itu duduk, tanpa adanya rasa jijik ataupun tidak suka.

"Kamu baik?" tanya ku

"Tidak masalah tuan, aku baik baik saja, terima kasih karena telah menolong ku, aku akan pergi sekarang" ucapnya

"Sebentar sebentar duduk dulu" ucap ku

Ia duduk kembali.

"Siapa namamu?" tanya ku

"Aku Urei Tsukine"

"Kamu punya orang tua?" tanya ku

"Tidak ada, orang tua ku meninggal karena kecelakaan" balasnya

"Tinggal dengan siapa?" tanya ku lagi

"Tinggal sendirian, kadang di depan toko, kadang di bawah jembatan" ucapnya

"Umur mu?" tanya ku lagi

"14 tahun"

"Aku sebenarnya ingin membantu mu, tapi pekerjaan yang ku punya tidak memperoleh penyandang disabilitas seperti mu tidak bisa, ini ku berikan uang padamu saja, gunakan dengan baik" ucap ku lalu memberikannya uang 10 rb an 5 lembar

"Terima kasih tuan" ucapnya sambil menangis

"Tidak masalah, sebenarnya jujur saja aku mau memberikan kamu pekerjaan kamu itu orangnya jujur sebenarnya"

"Di beri uang sana aku sudah bersyukur tuan, mungkin ini takdir ku, terima kasih atas bantuannya"

Ia pergi lalu aku kembali masuk ke dalam.

Ku lanjutkan main trading.

Berman dengan cara judi, yaitu tebak tebakan tanpa mikir bisa untung atau tidak.

Ku all in 1 juta yen.

"Profit ya" pikir ku

Ke dua all in 1,98 juta yen, menang lagi.

Ketiga all in dan kalah.

"Ya sudah, deposit 100 juta yen ah" ucap ku

Sekarang adrenalin ku naik karena sudah lost 4 juta yen.

Ku main langsung 50 juta yen dua kali.

"Oke jadi 198 juta yen" ucap ku langsung mem wd uang itu

Sebab aku sebenarnya tidak butuh uang, cuma butuh menghabiskan waktu saja.

Jam 9 mobil Lamborghini selesai di servis, biayanya tidak mahal, hanya 100 rb yen saja.

.

Ku kembali ke rumah, lalu pergi ke dealer Honda dengan naik ojek online.

.

Sampai sana kembalikan dulu motor ku yang sudah di servis, lalu mobil pajero, terkahir Nsx, tapi sebelumnya aku bayar dulu sebanyak 400 rb yen, sebab motor ku perlu ganti spare part lumayan banyak.

Keluar dari sana jam 10.20.

Karena masih lama aku pergi dulu ke tempat lain.

Pergi ke toko pakaian ku maksudnya.

Aku masuk ke sana.

Note : sekarang toko dan perusahaan HSC sudah beda tempat.

.

"Tolong bungkuskan pakaian ukuran S, L, XL, dan XXL khusus anak anak" ucap ku pada pelayan

"Silahkan pilih dulu pak, kami akan membungkuskan ketika sudah di bayar" ucap sales A

"Kamu tidak tau saya?" tanya ku

"Maaf saya tidak tau tuan" balasnya

"Hmm, bungkuskan saja, ambil yang bagus boleh yang kurang laku pun boleh, nama ku Haruka Shinomiya" ucap ku padanya

"Aku sepertinya pernah mendengar nama itu" pikir sales A

"Aku bos mu oi" ucap ku karena ia diam saja

"Maaf tapi bos saya Ryuko san" balasnya

"Hmm kamu ini beneran lupa atau pura pura tidak tau, kamu tau kepanjangan logo HS?" tanya ku

Sales tadi baru ingat bahwa HS itu kepanjangannya adalah Haruka Saki, jadi yang sekarang di depannya adalah owner merek itu.

"Maaf Haruka sama saya lupa" ucap sales tadi sambil membungkuk

"Hmm kamu akan ku sp 3, ingat siapa bos mu, kenal tanda akrab dan kesopanan ingat" ucap ku

"Baik pak saya paham, maaf sekali lagi"

"Iya, sana segera cari sales lain, segera bungkuskan pakaiannya, pack kan tiap ukuran, jangan di campur" suruh ku

"Berapa masing masing pak?"

"100 pcs" balas ku

"Baik pak"

.

Sales tadi bercerita pada managernya, lalu meminta bantuan ke sales lain membantunya mempacking.

"Maaf Haruka sama atas kejadian tadi, saya tidak tau anda datang" ucap Manager

"Tidak masalah, lain kali jika jadi pemimpin di sini, perkenalkan juga atasan atasannya, jangan hanya tau atasannya di sini tanpa tau atasan yang lain" ucap ku

"Baik pak akan saya jelaskan lebih detail nantinya"

"Ya begitu yang ku ingin, untuk sales tadi tidak perlu di pecat, berikan ia sp 3 saja" ucap ku

"Baik pak"

.

Jam 11, semua pakaian sudah terpacking.

"Totalnya berapa?" tanya ku ke kasir

"9,2 juta yen pak" balasnya

Ku keluarkan kartu hitam.

Kasir tadi menggesek kartunya, lalu ku masukan no pin, ia lalu mengirimkan tagihan, terakhir aku memasukkan pin sebagai konfirmasi pembayaran.

.

Selanjutnya aku telepon ke pihak organisasi donatur untuk membantu ku membagikan baju baju ini.

Jam 11.20 mereka sampai di depan toko baju ku.

Aku menerima surat keterangan sebagai donatur, tulisannya singkat namun arti di balik tulisan itu yang berarti untuk anak anak yang akan menerima baju mahal dari ku.

"Tolong bagikan ini ke panti asuhan dulu, namun jika menemukan anak homeless di jalan berikan juga, cukup satu set celana dan pakaian, ambil secara acak di pilihan, harga rata rata sama, jangan sampai aku mendengar adanya kabar tidak mengenakan dari penerima bantuan ku" ucap ku pada ketua panitia

"Baik pak saya paham, jika begitu kami pamit dulu"

"Tentu"

.

Foto ku uplod di Instagram ku, dengan caption.

"Semoga yang menerima bisa merasakan nikmatnya, sementara yang belum bisa dapat mohon bersabar mungkin belum rezeki kalian"

.

Komentar langsung masuk.

"Donasi untuk ku kapan kak?" tanya salah satu akun

"Yang mampu, beli dong" balas ku dengan emot tertawa

.

Selanjutnya pergi ke tknya Rin chan untuk menjemputnya.

Jam 11.30 aku sampainya sana.

Jadi ku masih harus menunggu 30 menit lagi di parkiran.

Ku buka grup pkk.

Melihat Haruka online, Tadakuni langsung muncul.

"@Haruka katanya kamu sedang sakit, aku akan mampir menjenguk mu" ketik Tadakuni

"Aku juga" ketik Yoshi

"2" ketik Satoshi mereplay pesan Yoshi

Yang lain ikut ikutan hingga angka 13 muncul.

"Aku baik, wahai teman teman ku yang tau diri, kalian menjenguk pasti hanya ingin makan" balas ku

"Tidak masalah, aku akan bawa makanan sendiri, yah secuil keripik maksud ku" ketik Tadakuni

"Kamu tidak perlu menyiapkan makanan, biar Saki saja nanti yang menyiapkan, atau Akira senpai juga boleh" ketik Tadano

"Tidak ada, aku baik kok, besok bisa sekolah lagi ini"

"Tidak mungkin orang sakit pusing itu satu minggu baru sembuh" ketik Takaoka

"Woy aku sakit ringan bukan mau mati, apa apaan pusing sampai satu minggu" balas ku

Ayumu memasang stiker tertawa.

"Begini saja, jika kalian mau mampir boleh saja kita bbq nan jam 5 nanti, tapi kurasa Chika dan Takaoka tidak bisa" ketik ku

"Kami bisa, aku dan Takaoka libur hari ini dan besok" balas Chika

"Nah gas kan, jangan lupakan suguhannya ya, tapi maaf aku tidak bisa ikut" ucap Hinata

"Tenang saja bro, nanti jika sudah matang akan ku antar via ojek online ke rumah sakit" ucap Oreki

"Hey, kalian iuran dulu, baru di masak di rumah ku" ketik ku

"Buku tatangsutarman kata, tamu itu perlu di tamu, jadi jika tamu tidak di tamu itu tidak afdhol, bisa di bilang tuan rumah tidak menghormati tamu" ~ Ayumu

"Hmmmzzz kalian ini teman teman laknat sebenarnya, tapi baiklah aku akan keluar uang, datang bersamaan saja jam 4,30 kita bbq jam 5 sekalian kerja sama menusuki bahan dan buat bumbu" ucap ku

"Yes tidak jadi iuran, ciwi ciwi di ajak tidak inu?" tanya Tadakuni

"Ajak sekalian saja bagi yang bisa" balas ku

"Oke bos, itu mudah di atur"

.

.

Aku turun dari mobil, menuju halaman Tk.

Jam 12 tepat anak anak keluar dari sana.

"Rin chan mana ya?" ucap ku bingung karena tidak menemukannya

Aku masuk ke dalam.

"Permisi, ah ternyata ada di dalam" ucap ku

"Kakak Haruka" ucap Rin

"Dia kenapa?" tanya ku ke gurunya

"Rin chan terjatuh tadi, kami sudah memeriksakan ke klinik, katanya cuma luka luar, tapi mungkin kakinya masih sakit untuk di gerakan, jadi kami menunggu jemputanya saja"

"Oh, berapa biayanya?" tanya ku

"Tidak perlu, Rinko chan jatuh saat sekolah, jadi tanggung jawab kami sepenuhnya"

"Oh baiklah jika begitu, akan ku bawa pulang Rin chan ya"

"Silahkan silahkan, tapi saya saranakan untuk di gendong dulu saja"

"Oke"

.

Aku gendong Rinchan di depan.

"Apa masih sakit?" tanya ku

"Tidak, sensei terlalu khawatir padaku, sebenarnya aku bisa jalan kok"

"Oh bisakah ku turunkan ya" tanya ku

"Jangan, kan sudah terlanjur di gendong" balas Rin chan

.

.

Next...