webnovel

RANIA

Rania Azizah Shafwatunnisa itulah namaku, aku terlahir dari keluarga sederhana tapi bukan keluarga kandung, mereka keluarga angkatku, tak banyak dari mereka sering menghinaku,cacian demi cacian,selalu menghunus hatiku sakit bukan??. Bahkan aku kecewa dengan orang tuaku sejijik itukah mereka hingga tak mau mengurusku, tak menerimaku ,lalu membuangku enak sekali ya mereka. Tapi aku tau sekecewanya diriku, mereka tetap orang tau kandungku Lalu apakah rania bertemu keluarga kandungnya? Apakah alasan orang tua rania hingga membuang rania sejak bayi???

aranabiha · 青春言情
分數不夠
2 Chs

MASA LALU MEMILUKAN

Perkenalkan namaku Rania Azizah Shafwatunnisa,biasa dipanggil rania ataupun nisa, umurku masih menginjak 17 tahun aku memang remaja pada umumnya, tapi aku berbeda.

Mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda dari remaja lainnya yang menurutku suram, kejadian demi kejadian selalu menghampiriku. Satu kejadian yang membuat aku kabur dari rumah orang tua angkatku Ayah Rayyan & Mamah Arina mereka berdua baik bahkan sangat baik, dia rela memungutku aku tak bisa malu menceritakan kejadian tersebut.

~♤♤ F L A S H B A C K ON ♤♤~

"Mah, ngapain si sampe mungut dia, mana kucel gitu udah pantes deh jadi pemulung" ucap sarkas Rizki (abang angkat rania)

"Udah kucel gitu, sok pintar pengen masuk Universitas bagus, mimpi lo cuk"maki Hanum (adik angkat rania)

Kedua orang tua angkat Rania hanya diam dan acuh dengan perkataan sang anak kepada anak yang ia pungut, Rania berada di rumah tersebut dijadikan pembantu, bahkan seperti layaknya seseorang tak wajar dan hanya satu langkah Rania yaitu hanya diam tak sanggup berbicara, mungkin memang layak dirinya di bilang "kucel","sok pintar","halu". Tak apa tapi ada satu pernyataan terlontar dari bibir abang angkatnya " cihh, anak pungut aja berlagak sok anak kandung bokap, nyokap gue lu oiya gua lupa nih btw lu tuh ANAK HARAM YA CAMKAN ITU".

Tanpa sadar ucapannya menohok relung hatiku "menyakitkan" buliran demi buliran jatuh sari sang pelupuk mata, tak sanggup ku menahannya. Memang aku cukup sadar diri , aku hanya anak angkat yang di ambil Mamah Arina dan mungkin benar perkataan bang Rizki aku anak haram yang tak diharapkan oleh kedua orang tuaku hingga akhirnya mereka membuangku, bahkan setiap aku menanyakan "mereka menemukan aku dimana " mereka hanya berkata " kamu kami temukan di semak semak pertigaan jalan raya, jalan yang cukup sepi". Cukup miris bukan??. Bahkan ketika mamah Arina &Ayah Rayyan marah besar kepadaku aku tak tau kenapa.

"RANIA KELUAR KAMU DARI RUMAH SAYA!!"Bentak mamah Arina

"Mah apa salah rania?"ucapku

"HAH KAMU BILANG APA SALAH KAMU?!!! CIHH"Balas mamah Arina sambil melemparkan beberapa foto kemukaku

"Ayah gak nyangka kamu bisa melakukan ini MENJIJIKKAN" ucap ayah Rayyan tegas di setiap perkataannya

"Hanum bawa barang barang si MUKA DUA ini, dan kamu jangan pernah menginjakkan kaki kamu kerumah saya" ucap mamah Arina mengusirku dari rumah

" Nih barang barang lu sana pergi yang jauh, muka lu sampah woy" ucap hanum sarkas tanpa diketahui ada seseorang lelaki mengintip dari atas balkon kamarnya menyunggingkan senyuman devil, dan berucap " ini baru awalan rania, tunggu selanjutnya".

Tanpa diketahui cuaca malam hari tersebut dingin seakan menusuk tubuhku, aku berjalan tanpa membawa uang sepeserpun, berjalanan perlahan ku pergi meninggalkan rumah orang tua angkatku, bahkan jika ku lihat hidupku ini miris sekali, keluarga angkatku mengusirku, mana ayah&ibu kandungku!!.

"Akan ku buktikan bahwa aku bisa sukses, terimakasih mah yah "tekadku kuat dan berucap tulus

~♧♧ F L A S H B A C K E N D ♧♧~

Kejadian itu sudah kulewati 2 tahun yang lalu memang waktu yang tak lama, namun selama 2 tahun itu aku berpindah ke daerah Bandung, meninggalkan ibukota Jakarta, sulit memang tapi itu adalah upayaku merintis semuanya sendiri. Memang aku sempat linglung setelah di usir, aku bahkan sampai menginap di teras mesjid sampai akhirnya aku bertemu sepasang orang tua yang baik, mereka tak punya anak, sampai akhirnya mereka mengajakku untuk tinggal dirumahnya dan mereka mengangkatku menjadi anaknya,dialah mereka yang mengayomiku bahkan salah satu diantara mereka pernah menjadi tempat bercerita masa kelamku 2 tahun silam.

Bahkan hidupku berasa lebih tenang dari sebelumnya. Entah apa yang aku rasakan tapi sungguh berbeda. Hidup terlepas dari cacian dan hinaan itulah keinginanku dan aku sudah menemukannya sedikit tapi tak apa aku harus banyak lebih bersyukur.