webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · 现实
分數不夠
312 Chs

Deep talk

Maya menatap iri Aksara dan Nathalie yang berjalan tak jauh di depannya, Aksara yang merangkul pinggang Nathalie mesra sedang gadis itu memeluk lengan kekasihnya dengan erat. Ngomong ngomong, pagi ini mereka tengah menuju puncak saat ini untuk melihat matahari terbit. Tidak jauh dari villa memang namun membutuhkan waktu sekitar dua puluh hingga tiga puluh menit lamanya.

Di depan sana Mas Yudhis dan Mas Abim memimpin. Di belakangnya Mbak Manda dan Mbak Mia menyusul lalu Aksara dan Nathalie. Di belakang pasangan itu, Karin dan Arjuna tampak berceloteh ria. Dan di belakang mereka, Karin tengah melangkah beriringan bersama dengan Angel barulah Ardi dan Raka di belakang mereka.

"Kenapa muka lo kusut gitu?" tanya Angel, "Iri ya liat Aksa sama Nath?"

Maya menoleh, hanya diam tidak berniat untuk menjawab.

Angel terkekeh pelan melihat itu, "Nath sama Aksa emang bikin iri semua orang sih. Mereka cocok banget dan lagi dua duanya sama sama punya banyak fans. Pasti banyak yang iri,"

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者