webnovel

Queen mafia

Sosok wanita yang di segani dan di takuti beberapa Gangster di dunia. Orang nomer satu dalam dunia gelap dan juga pembisnis sukses nomer satu di dunia. Ivana harus melewati beberapa rintangan meski dirinya kini sudah menjadi Sosok yang di segani dan juga di takuti di dunia. Akankah Ivana bisa melewatinya?. Dan sosok Marvel Alexsander yang mempunyai kedudukan sama dengan Ivana. Dirinya juga di sebut sebagai King Mafia. Akankah kedua bertemu? Akankah Mereka berdua bisa bersama atau menjadi musuh. Volume 02 Distrik namja. Kedua gangster terkuat di dunia sedang memecah kasus Tentang Distrik namja. Sebuah Desa yang dulunya makmur dan kaya akan minyak tiba-tiba meledak dan membuat Desa itu hangus dan menewaskan para penduduk desa. Termasuk keluarga Ivana dan Marvel. Akanakah mereka berdua tau siapa yang mengakibatkan ledakan yang membuat keluarga mereka tewas?. Volume 03 Reainkarnasi Di jaman dulu ada hidu sepasang suami istri yang di kenal sebagai pembunuh pada masa kerajaan itu. Mereka berdua juga mendapatkan jabatan sebagai penjaga kerajaan untuk menangani permasalahan peperangan yang terjadi, pada suatu hari. Mereka berdua. Ralat, Sang isteri mendapatkan sebuah kutukan yang di kutuk oleh seorang wanita yang tengah hamil.

ema_helma · 现代言情
分數不夠
210 Chs

Bab 70

"Wahhh. Kenapa kau bisa mendapatkan permata itu? Seberapa kaya kau ini!". Tanya Avina tidak menyangka. Mulut-Nya kini sedang terbuka lebar saat Ivana menyebut permata itu.

"Menurut kakak? Pikirkan saja sendiri. Aku kaya. Mudah bukan?". Ucap Ivana bangga.

"Dan itu akan kau berikan kepadaku juga?". Tanya Avina berharap.

"Tidak. Aku akan menyimpan-Nya. Kau tau bukan, cukup sulit mendapatkan-Nya. Aku mempertaruhkan nyawaku untuk membeli permata itu. Lawanlu semua adalah isteri mafia-mafia brengsek itu".

"Ahh benarkah. Ya sudah". Ucap Avina pasrah.

-

-

-

-

Sedangkan disisi lain Marvel mendengarkan kisah Ivana sewaktu masih kecil. Ia menceritakan pengalaman masa kecil mereka bertiga sebelum ada monica. "Jagalah kakak ku. Meski dia kuat. Tapi tetap saja ia pernah mengalami kondisi dimana dia mengalami kondisi drob. Kakak ku itu juga bisa menangis. Ia sering kali menyembunyikan kesedihan-Nya kepada kami".

"Jadi, karena itulah aku berharap kau bisa selalu ada disisi-Nya dalam kondisi apapun. Dan, Memang kami sering bertengkar. Tapi, kami saling menyayangi satu sama lain". Ucap Alvian.

"Aghh! Kenapa aku seperti ini?! Memalukan saja!". Gumam Alvian.

Marvel tersenyum. Ivana beruntung mempunyai anggota keluarga yang menyanyangi-Nya seperti ini.

"Tenang saja. Aku akan menjaga kakakmu sekuat tenagaku". Ucap Marvel lalu merangkul Alvian.

"Hmm harus".

"Hmm btw. Kau mau memakai apa nanti ke pesta?". Tanya Marvel mencoba mengalihkan pembicaraan menyedihkan ini.

"Aghh. Aku akan memakai Jas berwarna hitam dan kemeja putih".

"Benarkah? Tetaplah Cool saat disana. Ku rasa kakakmu akan mengenalkan seseorang wanita ke padamu".

"Tentu saja! Aku akan menjadi pria tampan pada saat itu". Ucal Alvian bangga.

"Sudahlah. Cepat tidur. Besok banyak pekerjaan yang harus aku lakukan nanti di sekolah".

-

-

-

-

-

Duscha kembali ke AS dan kini ia sedang berada di hotel. Ia berniat akan menghadiri Pesta di Vanscoll dan akan mengungkapkan perasaannya ke Ivana. Ia juga sudah membeli cincin berlapis emas dan permata yang sudah ia pesan untuk Ivana.

"Aku tidak tau kau akan menerimaku atau tidak. Tapi, aku akan melakukan ini dihadapan semua orang nanti" gumam Duscha lalu mengambil ponsel-Nya dan menghubungi Ivana.

"Ya Duscha? Ada apa?".

"Aku dengae Vanscoll akan berulang tahun. Kau tidak mau mengundangku?".

"Ahh. Benar. Darimana kau tau?".

" Tony".

"Ah benarkah? Baiklah aku mengundangmu untuk datang ke pesta besok malam. Kau bisa mengundang siapapun sesukamu". Ucap Ivana.

"Ahh benarkah? Terimakasih".

"Kembali. Sampai ketemu besok malam Duscha"

"Ya. See you".

Duscha tersenyum saat mendengar suara Ivana. Ia masih saja memandangi cincin yang ia beli untuk Ivana.

"Aku harap kau menerimaku Ivana. Meski, pertemuan kita hanya beberapa kali. Aku tidak mengharap lebih. Tapi, jika sebelum kau menikah dengan seseorang aku akan menjadikanmu milikku seutuhnya". Gumam Duscha.

-

-

-

"Siapa Van?".

"Duscha".

"Ngapain dia nelpon kamu. Tengah malam seperti ini".

"Ahh dia ingin menghadiri Pesta nanti malam. Jadi akku mengundang-Nya. Ah lupakanlah. Kita tidur aja". Ucap Ivana lalu memejamkan mata-nya karena sangat mengantuk.

-

-

-

-

Marvel sudah meninggalkan Masion keluarga Leonard pagi-pagi sekali tanpa sepengatahuan Yang lain-Nya. Hanya Alvian yang tau Marvel sudah pulang.

"Kemana Marvel?". Tanya Celina sambil menghidangkan makanan.

"Sudah pulang".

"Hah? Ko ga pamit dulu sama momy".

"Ahh kata-Nya ada pekerjaan di Markas. Jadi, dia buru-buru pergi". Jawab Alvian.

"Benarkah?". Ucap Ivana.

"Hmm".

-

-

-

Ivana kini sedang berada di sekolah dan melihat beberapa pertandingan yang akan berlangsung. Yang lain-Nya juga sudah bersiap mengikuti perlombaan Basket.

"Kemana Marvel?". Tanya Ivana ke Mark.

Mereka kini tengah bersiap-siap untuk mengikuti lomba. Ivana tidak melihat Marvel di sini. Padahal pertandingan kini akan di mulai beberapa menit lagi.

"Ahh tadi kata-Nya kemarkas. Sebentar lagi dia akan datang". Jawab Zaen sambil mengikat sepatu.

"Memang ada apa?". Tanya Clara lagi.

"Tidak ada hal serius. Ada beberapa barang yang masuk".

Ivana saat mendengar itu menganggukan kepala-Nya mengerti. Sedangkan Arkan nampak tersenyum sendiri melihat Ivana ."tidak perlu khawatir dengan calon suamimu. Sebentar lagi, marvel akan datang". Ucap Arkan membuat yang lain-Nya terkejut.

Sedangkan Ivana nampak malu-malu." Apa kalian tau? Mareka berdua akan menikah. Aku baru saja tau. Saat Marvel tidak sengaja memberitahuku".

"Apaaa?!! Benarkah?!!". Teriak Tasya.

"Kenapa kau tidak memberitahu kami?".

Ivana kini masih terdiam. Ia sebenarnya ingin menyembunyikan kabar bahagia ini dari para sahabat-Nya dan akan memberitahu mereka saat hari pernikahan dekat.

"Aahh itu. Aku baru akan memberitahu kalian". Ucap Ivana sambil menggaruk kepala-Nya yang tidak gatal.

Yang lain-Nya menatap Ivana kesal. Kabar bahagia seperti ini kenapa harus disembunyikan. Mereka juga akan turut bahagia jika Sang Leader bahagia.

"Huh. Aku akan menceritakan-Nya ke kalian. Tapi, tidak saat ini. Kita sibuk sekarang mempersiapkan semuanya". Ucap Ivana dingin membuat yang lainnya hanya bisa diam.

"Dan kau. Kalian bisa bertanya ke Marvel. Jangan kepadaku! Kalian ini kan para sahabat-Nya! Jangan bertanya apapun kepadaku". Ucap Ivana sambil melipat kedua tangan-Nya.

Marvel kini sudah sampai. Ia sudah berganti pakaian untuk bertandingan nanti. Marvel lalu mendekati Ivana dan merangkul-Nya di hadapan yang lain-Nya. "Sayang. Ada apa? Kau mencariku?". Tanya Marvel.

"Iya. Bersiap-siaplah untuk pertandingan kalian. Kami pergi dulu. Kami harus berlatih sekarang". Ucap Ivana.

"Hmm".

"Ayo". Ajak Ivana. Ia lalu keluar dari ruangan itu berserta yang lain-Nya.

Mereka semua kini akan mengikuti beberapa pertandingan. Salah satu-Nya taekwondo. Ivana akan bertanding dengan salah satu teman Vany.

Sedangkan yang lain-Nya lebih memilih mengikuti lomba basket. Ivana sengaja memilih Taekwando karena ia hanya ingin membuktikan bahwa dia bukan sosok wanita yang lemah. Ia juga akan memberi pelajaran kepada siswa yang suka membully siswa lain-Nya.

"Kalian tau ga ? Duscha akan kemari nanti malam". Ucap Ivana membuat yang lain-Nya sedikit terkejut.

"Kenapa ? Ko dia bisa tau?".

"Tony yang mengatakan-Nya. Dan dia memintaku untuk mengundang-Nya. Agh!".

"Tapi, kenapa dia ingin kesini? Kan ini bukan masalah pekerjaan? Apa jangan-jangan dia menyukaimu Van?". Ucap Stella.

"Nah benar tuh". Kata Tasya lagi.

Ivana nampak berfikir. Ia juga merasa Duscha mempunyai perasaan terhadapnya jika di pikir-pikir. Ia selalu menghubungi Ivana akhir-akhir ini. Dan menanyakan kabar.

"Hmm. Apa aku harus menjauhinya?".

"Tentu saja! Kau akan menikah. Kenapa harus membuatnya semakin dekat denganmu. Tapi, jangan terlalu nampak jika kau menjauhi-Nya. Orang besar seperti dia seperti-Nya akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang ia inginkan".

"Benar. Aku merasa pria itu cukup posesif? Ahh aku tidak tau. Hanya saja, aku merasakan-Nya". Ucap Gibrella.