" Ranza!! Sampai kapan kamu seperti ini, tidak bisa kah sekali saja tidak membuat papa malu?? Apa lagi yang kamu perbuat di sekolah, sampai dua surat panggilan dari sekolah mu, Daddy sama mommy harus datang! Dimana otak kamu! Kamu lahir di keluarga terhormat namun sikap mu benar benar minus! " Bentak Bima, Daddy Ranza dengan muka merah penuh amarah.
Sang Mommy hanya bisa menghela nafas berat, entah sampai kapan anak nya bersikap seperti ini.
" Cukup bebas kan hidup saya, maka saya akan berubah " Ucap Ranza datar.
Bima mengusap wajah nya kasar, Ranza adalah satu satu nya anak yang akan di harapkan untuk jadi penerus perusahaan nya, sebab sang istri tidak bisa mengandung lagi.
" Jangan bercanda, kamu satu satu nya anak Daddy, hanya kamu yang daddy harapkan untuk bisa menjadi penerus daddy "
Ranza tersenyum miring, " Oleh karna itu saya menyesal bisa lahir di dalam keluarga ini, karna saya tidak ingin menjadi anak tunggal dan menjadi penerus " Ucap Ranza dingin.
Plak!
Ranza mengusap ujung bibir nya yang menjejak kan darah, kemudian tersenyum miring.
" ANAK DURHAKA!! " Pekik Bima berapi api.
" Daddy! Udah.. " Ucap Helen sang mommy, menghela nafas melihat kondisi rumah nya tidak ada ketentraman di dalam keluarga nya sejak Ranza tau kalau diri nya akan menjadi penerus sang daddy. Ranza seorang anak yang penurut, namun sejak momen itu langsung membuat pribadi Ranza sangat buruk.
Helen menatap nanar putranya yang kini pergi tanpa sepatah kata pun. Kemudian melirik Bima yang kini tampak terdiam dengan pandangan kosong.
" Apa kita turuti saja keinginan Ranza Dad? " Tanya Helen lembut.
" Lalu? Siapa yang akan menggantikan Daddy Mom? Hanya Ranza satu satu nya anak Daddy, hanya dia harapan Daddy " Ucap Bima lemah, terduduk di sofa sambil memijat pelipis nya.
Helen menghela nafas, tidak bisa berbuat apa pun karna diri nya pun tak bisa hamil lagi karna suatu problem hingga rahim nya di angkat.
...