webnovel

PROMISE (a way to find a love)

"Aku tidak akan meninggalkan mu." Aku janji pada adikku, tapi aku tidak menepatinya. Ketika seorang William Alexander, pria sempurna yang memiliki sebuah rahasia besar dimasa lalu, seorang anak adopsi yang meninggalkan adiknya untuk menggantikan posisi seorang pewaris kerajaan bisnis yang memiliki kebutuhan khusus. William harus menepati janjinya untuk setia dan menuruti apapun permintaan dari ayah angkatnya Jackson Alexander, pengusaha kaya yang ambisius dan berhati dingin agar Jackson mempertemukannya dengan adiknya kembali. Suatu ketika Jackson memintanya kembali ke negara asalnya, untuk menjadi seorang gubernur agar memudahkannya melakukan pembangunan real estate, untuk itu ia harus menikahi seorang wanita, Rose gadis berumur dua puluh tiga tahun, seorang superstar yang di cintai seluruh masyarakat yang ternyata adalah kekasih dari adik kandungnya sendiri yaitu Rayhan Adamson yang telah tumbuh menjadi seorang produser musik yang terkenal tanpa William ketahui, ia hanya ingin segera bertemu dengan adiknya seperti apa yang dijanjikan oleh Jackson jika ia berhasil menjadi seorang gubernur dan mendapatkan ijin pembangunan maka Jackson akan mempertemukannya dengan Rayhan adiknya. Akankah William akan dapat kembali bertemu dengan Rayhan, menebus dosanya yang telah meninggalkan Rayhan saat ia masih berusia tujuh tahun dan mendapatkan cintanya yang perlahan tumbuh tanpa disadarinya kepada Rose? *** hi, terimakasih karena sudah membaca novel buatan ku Aku akan sangat menghargai setiap review serta komen yang kalian berikan. Kalian bisa menghubungi ku di : lmarlina8889@gmail.com

mrlyn · 青春言情
分數不夠
450 Chs

Lamaran ditengah konser 2

Pada akhirnya manusia hanya dapat berencana.

Karena terkadang sematang apapun rencana yang kamu buat, jika semesta tidak berpihak padamu, rencana itu hanya akan tetap menjadi sebuah rencana.

Tidak ada yang terwujud kecuali kisah baru diluar dugaan mu.

...

"Menikahlah denganku, Rosie..."

Senyuman di wajah Rose perlahan memudar.

Rosie... Panggilan itu terdengar tidak asing.

"Rosie-ku sayang..."

"Aku tahu kamu memiliki rencana indah dengan kekasihmu."

"Maafkan aku."

"Karena aku akan merusak rencana indahmu."

"Pada akhirnya kita akan tetap menikah."

"Aku akan menjadi suamimu."

Bukan Rayhan, suara yang terngiang di kepalanya saat ini bukanlah suara Rayhan.

Tidak mungkin, kendalikan dirimu Rose!

Pria yang saat ini berlutut dihadapan mu bukanlah William. Tenanglah, kamu hanya masih terpengaruh dengan ucapan omong kosongnya.

Rose mengatur nafasnya yang berderu seiring dengan detak jantungnya yang berdegup kencang tidak beraturan.

Semua penonton bersorak riuh meneriakan kata "Terima." Secara kompak sementara Rose masih diam mematung.

Tubuhnya bergetar ketakutan, bagaimana jika dia bukan Rayhan yang melamarnya?

Rose masih diam mematung dengan kegelisahannya ketika pria itu menyentuh punggung tangannya tanpa permisi membuat Rose menarik tangannya dengan sekali hentakan.

"Aku sudah memiliki kekasih dan kami akan segera menikah. Maafkan aku." Ucap Rose membuat semua penonton langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

Rose menolak lamaran itu mentah-mentah, hanya William yang memanggilnya dengan panggilan Rosie jadi pria di hadapannya ini bukanlah Rayhan bahkan jadwal lamarannya saja sudah berbeda, semua ini pasti permainan William.

Rose tidak akan terjebak, ia tidak akan

masuk kedalam perangkap William lagi.

Pria itu pun lantas menjatuhkan cincinnya begitu Rose menolaknya.

"Maafkan aku..." Rose berkata lagi dengan penuh rasa bersalah, tubuhnya perlahan bergerak mundur tapi seseorang menahannya dan memegang bahunya erat.

Rose menoleh dan betapa terkejutnya ia melihat William berdiri disampingnya dan merengkuhnya erat.

"Ba... Bagaimana bisa?" Rose nyaris tidak dapat bersuara, lidahnya keluh tidak dapat berkelit.

Jika pria disampingnya adalah William lantas siapa pria yang berlutut dihadapannya saat ini.

Semua penonton konser bergunjing kini, membicarakan apa yang sebenarnya terjadi dan siapa pria bertopeng yang melamar Rose itu dan siapa pria yang saat ini merengkuh tubuh Rose yang mulai gontai karena merasa terombang-ambing oleh situasi membingungkan ini.

"Aku rasa ini adalah waktu yang tepat untuk mengumumkan rencana pernikahan kita, bukan begitu Rosie-ku sayang?"

Seperti terhipnotis, Rose hanya diam ketika William menyematkan cincin di jari manisnya tanpa permisi.

"Awalnya kami akan mengumumkan rencana pernikahan kami esok hari, tapi karena Rosie sangat berharga dan begitu banyak orang yang menyayanginya maka aku tidak bisa menahan diriku lagi untuk tidak mengumumkan kabar bahagia ini, jika kami akan segera menikah pada hari valentine lusa." Ucap William, seperti pembawa acara, William sangat lugas ketika berbicara di depan ribuan penonton menggunakan mikrofon Rose dan harus berbicara sedikit merapat padanya.

Melihat Rose yang diam tidak mengelak, pria itu hanya hanya bisa beranjak bangun dengan sisa harga dirinya yang masih tersisa.

Benar, pria bertopeng yang melamar Rose adalah Rayhan.

"Semoga kamu bahagia." Ucap Rayhan lirih, ia memberikan mawar yang di bawanya kepada Rose sebelum melangkah pergi.

Bagaimana bisa ia salah mengenali kekasih yang sudah lima tahun bersamanya? Rose seperti baru saja meruntuhkan dunianya sendiri.

Rencana mereka gagal karena kebodohannya sendiri yang tidak dapat mengenali Rayhan dan malah mencurigai jika dia adalah William.

Rose baru akan siap mengejar Rayhan ketika William menahannya dan malah menciumnya tepat di depan ribuan penonton yang semakin terkejut tapi perlahan kembali menyorakan seruan selamat kepada Rose karena mereka turut bahagia atas kebahagiaan Rose.

Ya, pengakuan Rose secara tidak langsung mengisyaratkan jika William adalah kekasih yang sebelumnya Rose katakan ketika menolak lamaran Rayhan, tidak akan ada yang menduga jika situasi berbanding terbalik dari apa yang mereka rencanakan sebelumnya.

***

Rayhan menarik topeng yang dikenakannya dengan kasar sehingga sudut pipinya tergores dan berdarah.

Hatinya hancur, harga dirinya terluka, dunia telah meninggalkannya dengan begitu kejam.

Rasanya mati rasa, Rayhan tidak tahu entah ia harus menangis meraung-raung atau marah dan menghancurkan semua barang.

Kosong, Rayhan tidak merasakan apapun selain kekosongan.

Rose menolaknya dan yang paling menyakitkan adalah Rose mengkhianatinya.

Rose bahkan masih memeluknya tadi, berkata dengan tidak sabar ingin segera mengakhiri konser agar ia dapat melamarnya tanpa Rayhan pernah bayangkan jika Rose ternyata berencana mencampakkannya dengan kejam.

Dan pria itu, William Alexander...

Rayhan bertemu dengannya di kamar mandi tadi ketika ia menenangkan diri dari kegugupannya dan William tersenyum penuh percaya diri padanya.

William bahkan memulai percakapan lebih dulu dengannya ketika Rayhan berniat mengabaikannya.

"Kamu terlihat bahagia." William berkata dengan wajah tersenyum menghadap cermin, Rayhan yang baru akan pergi akhirnya mengurungkan niatnya.

Rayhan tersenyum menghadap cermin sambil mencuci tangannya.

"Kenapa? Kamu iri?" Tanya Rayhan dengan tenang.

"Tidak juga, aku hanya ingin menyampaikan jika kamu jangan terlalu bahagia berlebihan apalagi hanya karena sebuah rencana. Rencana bisa gagal kapan saja." Ucap William seraya mengeringkan tangannya dan membetulkan jasnya.

"Benar, rencana bisa saja gagal maka siapkan dirimu." Ucap Rayhan, ia sama sekali tidak gentar dan malah dengan santai menepuk bahu William sambil lalu.

"Sedikit saja saran dariku." Ucap William kembali membuat langkah Rayhan terhenti sejenak.

"Aku mengetahui segalanya, Konser akan selesai tiga puluh menit lagi kira-kira. Bagaimana jika aku menghentikannya sepuluh menit dari sekarang?" Lanjut William, ia tidak sengaja mendengar pembicaraan antara Rose dan Rayhan ketika di ruang make-up.

William sama sekali tidak menyangka jika mereka akan sepintar itu tapi sekaligus merasa kekesalan mulia menutupi relung hatinya.

Mendengar perkataan William, Rayhan langsung tersulut emosinya dan tanpa segan mendorong tubuh William hingga tubuh William terbentur dinding.

"Aku tidak takut dengan gertakanmu! Aku dan Rose kami berdua pasti akan menikah." Ucap Rayhan dengan sorot mata tajam yang siap mencabik apapun.

Tapi William sama sekali tidak merasa terintimidasi, ia malah tertawa mendapat perlakuan buruk dan tatapan tajam Rayhan.

"Maka aku akan datang lebih dulu dan menghancurkan semua rencana indah kalian dan satu lagi, Rose sangat senang di panggil dengan panggilan Rosie, dia akan langsung menerima lamaranku ketika aku memanggilnya Rosie." Ucap William sebelum menyingkirkan tangan Rayhan dari bahunya dan melangkah pergi meninggalkan Rayhan.

Rayhan merasa sangat terancam, ia menjadi mulai gelisah saat itu dan tanpa berpikir panjang ia segera meminta pihak penyelenggara konser untuk mempercepat rencananya jadi Rayhan melamar Rose saat baru di pertengahan lagu penutup Rose nyanyikan.

Dengan memakai topeng dan membawa seikat mawar putih, Rayhan yakin Rose akan sangat terkesan dan langsung menerimanya.

"Menikahlah denganku." Akhirnya lamaran pun terucap dengan sempurna, Rayhan dapat melihat senyuman yang mengembang dan kerlingan mata yang berbinar pada wajah Rose menjadikan hatinya seperti ladang berbunga yang indah.

"Rosie.." Sambungnya, meskipun itu adalah rencana William untuk memanggil Rose dengan panggilan Rosie tapi Rayhan tidak perduli yang terpenting Rose menerima lamarannya.

Namun diluar dugaan, Rose malah menolaknya dan sekarang Rayhan menyadari jika semua ini adalah rencana busuk William untuk mengambil alih tempatnya dan mengacaukan rencananya.

Betapa bodohnya ia, Rayhan merasa dirinya adalah manusia bodoh saat ini.

Tidak ada yang salah kecuali ia terlalu percaya diri jika Rose hanya mencintainya dan akhirnya ia terluka kini.

Luka itu sangat dalam dan menyakitkan, rasa sakit itu memakan hatinya membuat sekujur tubuhnya lemas hingga akhirnya Rayhan hanya dapat menangis meratapi kepedihan hatinya karena telah dicampakkan oleh satu-satunya wanita pemilik hatinya.

***