Langkah kuda keberanian yang meskipun tidak memiliki atau membawa senjata apapun dan tak memiliki keahlian apapun. Adaline hanya ditemani tekadnya dan ketulusannya.
Adaline tak lepas dari air matanya. Langkah kudanya diiringi dengan setiap kesedihan keluar dari dalam hatinya, menuju arena peperangan di Negerinya. Adaline ingin bersama-sama Ayahnya. Ia juga ingin bertemu dengan Pangerannya. Pangeran Shem, pujaan hatinya yang pasti berada di arena pertempuran balas dendam dan hukuman itu.
Itu harapan terakhirnya. Andai saja Pangeran tidak mau membantunya nanti, maka Adaline sudah siap dan rela harus mati di Negerinya sendiri, terutama dengan bangga jika harus bersama Ayahnya walau harus berakhir dan hancur Negerinya, hancur kerajaannya dan hancur Istananya bersama dirinya. Bahkan walau menaruh nyawa di tangan pangeran yang dicintainya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者