A Hurt?

Penampakan yang pertama kali menyambut Alessa adalah langit-langit kamarnya, kepalanya terasa pening, bagian lutut berdenyut. "Zero! "panggil Alessa dengan suara parau.

Dengan cekatan Zero segera menghampiri sambil menuangkan air ke dalam gelas, "Minum dulu! " Alessa memposisikan tubuhnya menjadi bersandar, dan meminumnya setengah.

"Kenapa aku bisa di sini? "

"Mau di mana lagi? Apa kau ingin aku membiarkanmu tergeletak di pinggir jalan begitu saja? " Alessa menyentuh pelipisnya. Pening.

"Mau ku panggilkan dokter? "

"Tidak, tidak perlu, " tolaknya.

"Sebenarnya apa yang terjadi. " Alessa menatap Zero sekilas, ia bingung harus menceritakannya dari mana.

"Bisa kau tinggalkan aku sendirian dulu, "pinta Alessa. Zero menghela napasnya, dan menuruti permintaan Alessa.

"Baiklah, tapi kau harus janji setelah ini kau akan menceritakan semuanya padaku! " Alessa mengangguk singkat, Zero meninggalkan kamarnya.