"sekarang kau masih bisa manja kepada John atau Gibran, tapi setelah ini jangan harap kau dapat terbangun lagi, " Ucap sang pengintai, siapa lagi jika bukan Laurent.
~New Chaps~
Happy Reading 📖 💜
Setelah pria berlesung pipit itu sudah tak nampak lagi di penglihatannya, Anna segera bergegas menuju halte bus lalu duduk untuk menunggu bus tujuannya.
Sekitar beberapa menit bus yang ditunggu pun berhenti didepannya, tanpa berfikir panjang gadis mungil itu segera naik kedalam bus tersebut kemudian mencari tempat duduk yang sekiranya lebih nyaman untuknya.
'''''
𝘗𝘳𝘢𝘥𝘪𝘱𝘵𝘢 𝘔𝘢𝘯𝘴𝘪𝘰𝘯
Sebuah mobil 𝘈𝘷𝘦𝘯𝘵𝘢𝘥𝘰𝘳 memasuki pekarangan rumah megah milik keluarga Pradipta, lalu turunlah satu persatu pemuda tampan dengan ekspresi yang berbeda-beda. Pria berkulit putih pucat dengan wajah datar andalannya sedangkan John terlihat seperti merasakan kecemasan yang tiba-tiba menghinggap didalam hatinya.
"kenapa firasat ku mengatakan Anna dalam bahaya? " Gumamnya.
"𝘢𝘩𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯, 𝘬𝘶𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱 𝘪𝘵𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘥𝘪𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘪𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯, " Sambungnya dalam hati.
Pria berkulit putih pucat itu berhenti melangkah lalu menoleh kebelakang, keningnya mengernyit ketika mendapati adiknya yang masih bergeming ditempatnya.
"Kau kenapa? " Tanya pria berkulit putih pucat itu datar.
Namun John hanya menggelengkan kepalanya saja sebagai jawabannya, kemudian dia menyusul saudara kandungnya tersebut dengan ekpresi seolah dia baik-baik saja sedangkan pria berkulit putih pucat itu hanya mengedikkan bahunya acuh lalu lebih memilih mendahului masuk kedalam rumah.
-://:-
Dilain sisi gadis mungil itu baru saja keluar dari perpustakaan kota lalu berkehendak ingin menyeberang menuju halte bus kembali, namun baru satu jengkal melangkahkan kakinya tiba-tiba ada sebuah mobil yang mengendarai dengan kecepatan tinggi kearahnya sehingga kecelakaan tak dapat terhindar.
Ckitt!!!
BUGH!!
Kecelakaan itu terjadi dalam sekejap mata, tubuh gadis mungil itu terpental beberapa meter serta tubuhnya sudah bersimbah darah orang-orang pun berdatangan mengerumuninya, mereka hanya menonton tanpa ada niat membantu sedikitpun. Sedangkan sang pelaku sudah melarikan diri tidak mempedulikan keadaan Anna yang terkapar ditepi jalan.
Sampai seorang pria berparas anime menerobos kerumunan tersebut, netra kelamnya membola sempurna ketika mendapatkan seseorang yang telah mampu mencuri hatinya sudah dalam keadaan yang sangat mengenaskan.
"Astaga ANNA! " Pekiknya panik.
"Na, bangun Na! " Ucapnya sambil menepuk-nepuk pipi gadis mungil itu dengan panik yang sangat luar biasa.
"apa yang kalian lihat?! Cepat panggilkan ambulance! " Teriaknya dengan rahang mengeras.
"Na, bertahanlah, aku akan segera membawamu kerumah sakit, " Lirihnya.
''''''
Sesampainya dirumah sakit terdekat, Rama kembali berteriak meminta pertolongan sambil menggendong gadis mungil itu ala bridal style dengan langkah tergesa-gesa.
"Dokter! Tolong bantu saya! " Teriaknya.
Tak berapa lama datanglah beberapa perawat membawa brankar kearahnya, kemudian pria berparas anime itu segera membaringkan Anna dengan pelan-pelan, setelah itu mereka segera masuk kedalam ruangan UGD.
Rama hanya bisa menunggu diluar karena tidak diperbolehkan masuk kedalam ruangan tersebut, perasaannya berkecamuk, khawatir, takut, sedih dan marah bercampur menjadi satu, tanpa dia sadari buliran bening lolos begitu saja dari manik elangnya.
"Aku bersumpah jika sudah menemukan pelakunya, aku akan menjebloskan dia ke dalam penjara! " Monolognya dengan emosi yang meletup.
"𝘕𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘶𝘢𝘵, " Sambungnya dalam hati.
Setelah berucap seperti itu, dia memutuskan menghubungi keluarga Pradipta karena bagaimanapun juga mereka berhak mengetahui hal ini.
Tuuttt
(Anggap saja telfon yang belum tersambung :v)
Sekitar lima menit telfon sudah terhubung.
"Halo tante,"
"... "
"saya ingin memberitahu bahwa Anna mengalami kecelakaan, "
"... "
"Di RS Gandaria tan, "
"... "
"iya tan, "
Setelah menghubungi keluarga tersebut, Rama kembali duduk sambil menghela nafas kasar, pikirannya memaksa untuk mencari tahu identitas pelakunya.
𝘋𝘳𝘢𝘱
𝘋𝘳𝘢𝘱
𝘋𝘳𝘢𝘱
𝘋𝘳𝘢𝘱
𝘋𝘳𝘢𝘱
Suara langkah kaki menggema dilorong RS terdengar sangat tergesa-gesa di indera pendengar pria berparas anime tersebut, tak lama kemudian munculah keluarga Pradipta dengan raut khawatir yang sangat kentara diwajah mereka masing-masing (-Gibran) berjalan menghampirinya dan Rama segera membungkuk sopan kepada mereka.
"kenapa ini bisa terjadi kepadanya? " Tanya mamah Maria cemas.
"Aku sendiri tidak tahu tan, sebab aku menemukannya sudah dalam keadaan yang mengenaskan, " Jelas Rama dengan wajah sendu yang tidak begitu kentara.
"seandainya aku tidak menurutinya, pasti dia akan baik-baik saja, " Lirih John dengan perasaan terpukul.
"apa kau mengetahui siapa pelakunya? " Tanya pria berkulit putih pucat itu datar.
Rama menghela nafas kasar, kemudian menjawabnya "justru itu Gib, aku tidak mengetahuinya, tapi dugaanku Anna korban tabrak lari,"
"SIAPAPUN YANG BERANI MELUKAI PONAKANKU, AKU TIDAK AKAN SEGAN-SEGAN MENJEBLOSKAN NYA KEDALAM PENJARA!! " Teriak papah Yanuar berapi-api dengan suara yang menggelegar.
"sudah pah, sekarang yang terpenting adalah keadaannya Anna, " Ujar mamah Maria menenangkan suaminya.
Baru saja mamah Maria berucap seperti itu, tiba-tiba Dokter keluar dari ruang UGD menghampiri mereka.
"apa kalian keluarga dari pasien? " Tanya dokter yang ber𝘯𝘢𝘮𝘦 𝘵𝘢𝘨 Ridwan itu dengan ekpresi yang tak terbaca.
"benar dok," Sahut papah Yanuar dengan wajah gusar.
"mari ikut saya, " Titah pak Dokter tersebut.
Papah Yanuar mengangguk patuh lalu mengikuti dokter Ridwan kedalam ruang kerjanya, sedangkan mamah Maria beserta kedua putranya menunggu jawaban dengan perasaan campur aduk begitu juga yang dialami oleh Rama_bahkan dia terlihat seperti kekasih dari gadis mungil tersebut.
Ruang Dokter
"jadi, bagaimana keadaan ponakan saya dok? " tanya Papah Yanuar cemas.
Terlihat dokter muda itu menghela nafas panjang terlebih dahulu, "jika kekasih pasien tidak segera membawanya kesini, mungkin nyawanya tidak dapat tertolong karena pasien sempat kehilangan banyak darah akibat benturan dikepalanya cukup keras, " Jelas dokter Ridwan.
"kekasih? " Gumam papah Yanuar tak percaya, namun dia bernafas lega jika ponakannya baik-baik saja begitu pikirnya.
Tapi sepertinya dewi fortuna tidak berpihak kepada keluarga tersebut karena selanjutnya ucapan dokter muda itu mampu membuat dunia terasa berhenti.
"namun sayangnya pasien mengalami koma setelah menjalani operasi kecil, " Ujar Dokter muda itu dengan nafas beratnya.
"k-koma? " ulang papah Yanuar dengan nada bergetar.
"benar, saya harap keluarga anda tabah menghadapinya, " Kata Dokter Ridwan.
"baiklah, terima kasih infonya dok, " Ucap papah Yanuar lesu.
Dokter muda itu hanya menganggukkan kepalanya saja sedangkan Papah Yanuar keluar dari ruangan tersebut dengan perasaan kalut, dia masih belum percaya tentang kondisi gadis mungil yang sudah dianggap seperti anak kandungnya sendiri telah mengalami kecelakaan dan berujung koma.
Pria paruh baya itu berjalan lunglai kearah keluarganya, membuat perasaan dua makhluk berbeda jenis kelamin itu semakin tidak karuan, kenapa hanya dua? Tahu sendiri lah, karena dua kulkas itu tidak begitu memperlihatkan ekspresinya meskipun sebenarnya melebihi apa yang mamah Maria dan John rasakan.
"apakah kau yang telah membawa Anna kesini? " Tanya papah Yanuar dengan tatapan yang sulit diartikan.
"iya om, saya membawanya kesini karena khawatir melihat keadaannya, " Sahut Rama sambil tersenyum kaku.
"apa saya terlambat menolongnya om? " Sambungnya dengan nada bergetar yang tidak begitu kentara.
"tidak, hanya saja_" Papah Yanuar menggantungkan ucapannya karena dia tidak sanggup melihat ekspresi keluarganya yang mungkin akan merasa sangat terpukul.
"hanya saja apa pah? Anna pasti baik-baik saja kan? " Tanya mamah Maria cemas.
"Anna mengalami koma setelah menjalani operasi kecil, " Jelas papah Yanuar dengan wajah gusar.
Deg!
"k-koma pah? Papah tidak bercanda kan? " Tanya John tidak percaya.
"apa papah terlihat bercanda? " Papah Yanuar balik bertanya.
Seketika pikiran pria berkulit putih pucat itu melayang pada ucapan sahabatnya diwaktu istirahat.
"𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘎𝘪𝘣, 𝘧𝘦𝘦𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘯𝘤𝘢𝘯𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘪𝘢𝘵 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘈𝘯𝘯𝘢, "
"𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘓𝘢𝘶𝘳𝘦𝘯𝘵 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘯𝘺𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘢𝘯-𝘴𝘦𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘫𝘢𝘳𝘢𝘯! " Ujar Gibran dalam hati.
Berbeda dengan pria berparas anime, dipikirannya sudah tercetak jelas siapa nama pelakunya.
"jangan harap kau bisa lari dariku Laurent, " Gumamnya.
John mengeraskan rahangnya ketika tak sengaja mendengar ucapan pria yang berbeda satu tahun diatasnya, giginya bergemelutuk, manik hazelnya menukik tajam, dia benar-benar marah kepada pemilik nama yang diduga pelakunya.
"𝘬𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘪 𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘵𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘓𝘢𝘶𝘳𝘦𝘯𝘵, " Ucapnya dalam hati sambil tersenyum smirk.
Aku nulis apaan sih? 😅
Chaps ini garing banget 😭😂
TBC