webnovel

Pieces of Memories

作者: Clariinnaaa
青春言情
連載 · 161.6K 流覽
  • 98 章
    內容
  • 4.9
    48 評分
  • NO.200+
    鼎力相助
摘要

Awalnya Keisha kira mimpi buruk yang ia alami selama ini, hanyalah mimpi buruk biasa. Namun, lama-kelamaan Keisha merasa aneh. Pasalnya Keisha terus memimpikan hal yang sama dan selalu ada anak laki-laki. Membuat Keisha bertanya-tanya, sebenarnya siapa anak laki-laki itu? Farel yang merupakan teman masa kecilnya, menyembunyikan fakta yang tak terduga. Farel tidak ingin Keisha mengingat kembali masa lalunya. Keisha tidak tinggal diam begitu saja, ia mencari tahu sendiri dengan harapan ingatannya kembali. Lelah rasanya dihantui mimpi buruk terus menerus. Tentu saja ini tidaklah mudah karena Keisha harus menghadapi segala macam cobaan yang didapat dari temannya sendiri. "Mengingat kembali saja sudah sulit bagiku, ditambah masalah yang terus datang bahkan yang tak aku lakukan sekalipun," batin Keisha.

標籤
4 標籤
Chapter 1Ch 1. Permulaan

Aku membuka mataku perlahan, melihat sekeliling dan menemukan anak lelaki yang tengah tersenyum kepadaku. Senyumnya sangat menyejukkan hati.

Brak!

Tiba-tiba, mobil yang kami naiki menabrak pembatas jalan dan aku pun kehilangan kesadaran.

"Bertahanlah Kei ..." ucapnya lirih.

Aku pun tersadar dari tidurku.

"Ah aku memimpikan itu lagi."

Ya, sudah sebulan ini aku memimpikannya. Sejujurnya aku tidak tahu bagaimana wajah anak lelaki itu dan dengan siapa aku di mobil. Hanya satu yang aku tahu, bahwa mimpiku adalah kecelakaan yang aku alami saat kecil. Begitulah kata ibu.

"Selamat pagi Kei," sapa ibu begitu melihatku.

"Pagi juga Ibu," sapaku balik.

"Ini nasi gorengnya dan ini bekalnya," ujar ibu sambil memberikan makananku.

"Pagi anak Ayah," sapa ayah sambil duduk.

"Pagi Ayah," sapaku riang.

"Tidurnya nyenyak?" tanya ayah.

"Nyenyak Yah," bohongku. Aku hanya tidak ingin mereka khawatir.

"Syukurlah ... Ibu takut kamu mimpi buruk lagi," ucap ibu.

"Tenang saja Bu, aku sudah tidak pernah mimpi buruk. Saat itu aku hanya kecapean saja," bohongku lagi.

"Sekarang jangan cape-cape ya, Ibu ngga mau kamu mimpi buruk lagi," jelas ibu.

"Baik Bu," jawabku tersenyum.

"Udah selesai sarapannya?" tanya ayah.

"Sudah Yah."

"Yuk berangkat, jangan sampai awal semester baru kamu sudah terlambat," ucap ayah mengejek.

"Tidak akan ... karena Kei adalah murid yang rajin," ucapku bangga.

"Iya Ayah percaya," ucap ayah berlalu.

"Jaga kesehatan ya Kei ... sekarang kamu udah kelas 2 SMA, pasti tugas kamu makin banyak," nasehat ibu.

"Siap Ibu!" Jawabku.

Ibu hanya terkekeh mendengar jawabanku.

"Kei berangkat ya," pamitku.

"Iya, hati-hati," jawab ibu.

***

"Kei!" panggil Farel, sahabatku.

Aku menengok dan segera berlari memeluk Farel.

"Masih aja suka meluk, udah besar juga," ucapnya.

"Hehehe ... habis kangen sama Farel," balasku.

Farel tersenyum dan mengacak-ngacak rambutku.

"Kebiasaan deh!"

"Makannya pagi-pagi jangan meluk, jadi gemeskan!"

"Aduh, jangan pacaran dong! Panas nih liatnya," ujar Mia. Teman sekelasku.

"Eh ada ketua kelas, apa kabar?" sapa Kei basa-basi.

"Ketua kelas apaan sih? Belum tentu aku jadi ketua kelas lagi," jawabnya buru-buru.

"Percaya deh sama aku, Mia pasti jadi ketua kelas lagi!" ucapku meyakinkan.

"Ah terserah Kei saja, aku duluan. Bye!" ucap Mia.

"Aish Mia itu, mau tapi malu," gumamku.

Tak!

"Apaan sih? Mukul-mukul kepala orang?" omelku seraya cemberut.

"Lagian, seneng banget godain orang!"

"Hehehe ...."

"Udah sana ke kelas, beda kelas juga!" peringat Farel.

"Ok, sampai bertemu saat makan siang," ucap Kei sambil melambaikan tangan.

Farel membalasnya.

"Wah ... hebat juga ya, kalian berdua masih berteman," ucap Nadine.

Senyum Farel menghilang begitu melihat Nadine.

"Kaget ya?" ucap Nadine.

"Ngapain kamu disini?" tanya Farel penasaran.

"Sekolahlah," jawabnya santai.

"Bukannya kamu di Jakarta? Aku dengar juga kamu ngga pernah mau menginjakkan kakimu di Bogor lagi," Farel masih terheran-heran.

"Yang kamu katakan tidak salah, hanya saja nenekku sudah tiada dan keluargaku memutuskan untuk balik lagi ke Bogor,"

"Terus kamu sekolah disini?"

"Perlu dijelaskan lagi?" ucapnya sambil menunjukkan Bet Lokasi Sekolah.

SMA RAYA INDONESIA

Farel sampai membacanya dua kali. Takut-takut salah baca, namun Farel tidak salah baca.

"Udah lihatkan? Udah ya, mau ke kelas dulu. Kebetulan nih aku kelas 11 IPS 5," ucap Nadine berlalu.

"Sekelas sama Kei? Aku harap Kei baik-baik saja." gumam Farel.

***

"Selamat pagi anak-anak," sapa bu Maya. Wali kelas 11 IPS 5.

"Selamat pagi Bu ..." balas seluruh anak kelas.

"Mulai hari ini, Ibu adalah wali kelas kalian. Jadi tidak usah ragu untuk meminta bantuan Ibu. Ibu sebisa mungkin membantu kalian dalam menentukan masa depan! Ibu harap kita semua dapat bersama-sama belajar dengan baik!"

"Siap Bu!"

"Baik Bu!"

"Bu Maya terbaik!"

Begitulah sorak sorai anak-anak kelas.

"Baiklah, kalau begitu Ibu serahkan pemilihan ketua kelas kepada kalian. Ibu permisi dulu," ucap bu Maya.

"Baiklah Bu," jawab anak kelas serentak.

"Aku mau merekomendasikan Mia untuk menjadi ketua kelas!" teriakku seraya mengangkat tangannya.

"Kei!" panggil Mia malu.

"Ayolah Mia tidak usah malu-malu. Waktu kelas 10 aku sekelas dengan Mia dan Mia adalah ketua kelasnya," jelasku semangat.

"Kalau ngga ada yang keberatan sih ngga masalah," ucap salah satu anak kelas.

Sunyi, tidak ada yang protes satu orang pun.

"Baiklah kalau begitu sudah diputuskan ketua kelas 11 IPS 5 adalah Mia," ucapku bangga.

"Ayo ketua kelas pilih pengurus kelas lainnya," ucap seseorang dari bangku depan.

Mia berdiri dan berjalan ke depan kelas. Mengambil spidol dan menulis pengurus kelas di papan tulis.

Ketua Kelas : Mia Agustina

Wakil Ketua Kelas : Revan Digantara

Sekretaris : Nur Azza

Bendahara : Keisha Ayudia

Humas : Nadine Sasikirana

Seksi Kebersihan : Pratama Agung

Seksi Keamanan : Julian Reihan

"Nah jadi ini adalah pengurus kelas 11 IPS 5, sekretaris dan bendahara hanya butuh satu saja. Agar tidak banyak tangan," jelas Mia.

"Kok jadi aku sih?" protesku tak terima.

"Udah kamu aja. Cuma kamu yang berani megang uang kelas," ucap Azza.

"Tuh liat, yang lain pada setuju," ucap salah satu teman kelas.

"Jadi, apakah Keisha Ayudia bersedia menjadi bendahara 11 IPS 5?" tanya Mia memastikan.

"Baiklah kalau itu mau kalian," ucapku.

"Kalau begitu, aku akan panggilkan guru. Kalian bersiap-siaplah untuk pelajaran selanjutnya," ucap Mia tegas.

"Memang cocok menjadi ketua kelas," gumamku sambil tersenyum.

Di samping itu Nadine yang tengah duduk tersenyum simpul.

***

"Farel!" panggilku begitu sampai kelas 11 IPA 2.

"Ciee Farel udah dicariin pacarnya," goda teman sebangku Farel, Rio.

"Terserah apa katamu. Udah dibilangin berapa kalipun kalau kami ngga pacaran, kamu ngga percaya," balas Farel.

"Ya gimana ngga salah paham, tuh liat," ucap Rio menunjuk Kei yang sedang membuka 2 kotak bekal.

"Ini buat aku?" tanya Farel memastikan.

"Iya, aku minta dibuatkan 2 bekal ke ibu. Dimakan ya!" jawabku seraya tersenyum.

"Iya," ucap Farel tersenyum.

"Lebih baik aku pergi saja," ucap Rio yang merasa seperti nyamuk.

"Kei kamu ngga risih gitu kita dianggap pacaran mulu?" tanya Farel penasaran.

"Ngga tuh. Lagian faktanya kamu sama aku cuma sahabatan doang."

"Kamu tuh terlalu santai ya."

"Bukan begitu ... aku hanya ingin menikmati hidup."

"Kalau kamu ingat kejadian itu gimana ya? Apakah kamu masih bisa mengatakan itu?" ujar Farel dalam hati.

"Farel? Kok bengong?" tanyaku seraya melambai-lambaikan tangan di depan wajahnya.

Farel melihat tanganku, membuatku terheran dan tak lama Farel menggenggam tanganku.

Kini kami terdiam, sibuk memandangi tangan kami.

Suasana di kelas pun mendadak sepi.

Tepat saat itu, Nadine lewat dan melihat semuanya.

"Dasar cewek gatel!" gumamnya.

"Eh apa Nadine? Tadi ngomong apa?" tanya temannya.

"Ngga apa-apa, yuk! Katanya mau nyamperin Doi kamu." ucap Nadine.

"Eh iya, hayu!"

***

你也許也喜歡

FALLING IN LOVE

Khusus Dewasa!! "Mungkin Dia hadir di hatiku di awal perjalananku, tapi kamu hadir di akhir dari perjalananku hingga akhir hidupku nanti." (Aska Aliando) Berawal hanya karena sekedar candaan Karin, di sebuah kamar pasiennya di rumah sakit. Karin yang selalu jahil dengan tiap laki-laki yang baru di kenalnya. Karena di mata Karin, laki-laki semua adalah hidung belang. Yang patut untuk di permainkan. "Apakah kamu mau menjadi kekasihku?" Kata Karin dengan santainya. "Oke...aku mau menjadi kekasihmu." jawab Aska Aliando "Tapi ada syaratnya, kamu harus menyerahkan semua hartamu..apa kamu mau?" lanjut Karin dengan suara merayu. "Baik,..aku setuju! tapi harus ada surat perjanjian kontraknya..jika kita bisa menjalani 6 bulan hubungan ini, maka semua hartaku untukmu." sahut Aska dengan serius. Perjanjian sudah tertulis dan sudah di tandangani masing-masing..bersamaan hasil lab Aska yang sudah keluar. Aska di vonis Leukimia stadium 4. Dunia Karin berubah seketika, ingin dia membatalkan perjanjiannya namun takdir mengharuskan Karin di samping Aska. Mampukah Karin bertahan dengan hubungannya tanpa berdasarkan cinta?? Dan apakah Aska bisa bertahan dari penyakitnya..dan harus meninggalkan Karin beserta harta yang di berikannya pada Karin?? 'Jangan tinggalkan aku, aku mohon..kamu harus bertahan hidup untukku..jika aku harus bertahan untuk hubungan ini..kamu pun harus bertahan untukku..karena aku sudah jatuh hati padamu!! ( Karin Aadvantika )

NicksCart · 青春言情
4.9
529 Chs
目錄
1

評分

  • 全部評分
  • 寫作品質
  • 更新穩定度
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景
評論
點贊
最新
Ela_Putri_Aries
Ela_Putri_AriesLv4
Mao_Yuxuan
Mao_YuxuanLv4

鼎力相助