Nathan Narendra mengernyitkan dahi ketika baru saja besi panas ditembakan padanya. Namun peluru tersebut jatuh tanpa sebab tepat sebelum menyentuh kulit nathan. Dor! Percobaan kedua yang dilakukan anak buah henry membuat nathan tersenyum bangga.
"Woah, tahan tembakan juga ternyata," gumam Nathan. Dia melangkah dengan suara sepatu yang bersahutan dengan besi panas—jatuh berserakan di permukaan aspal.
Nathan dihujani dengan peluru yang makin tidak sanggup untuk menyapa nathan barang satu senti saja. Ia pun melakukan hal sama dengan mengambil senapan api dan menembak satu persatu orang yang kontan mengerang tertancap satu besi panas.
Jika nathan tahu bahwa ia kebal dengan peluru, mungkin dia tidak akan membiarkan Crystal Narendra pergi.
***
Di tempat lain pun, anna beserta alam sedang berjuang dengan gesitnya, Tsuyoi Sentoki mempraktekan cara membunuh mayat manusia tanpa pakaian dengan cacar di seluruh kulit tersebut, termasuk wajah keriput—busuk itu anna cekik dan cabut jantungnya.
Alam fokus pada rantai yang mengikat kaki masing-masing Mayat. Mahluk ini seperti sengaja dikeluarkan oleh seseorang— karena terlihat dari bagaimana rantai itu putus secara tiba-tiba.
Salah satunya melompat pada alam, dengan cergas anna menghalangi tubuhnya dan memberikan cengkraman kuat pada leher yang memancarkan cahaya merah, semakin terang dan terus bersinar—silau, membuat pemilik raga itu meronta sampai mencakar lengan Anna kemudian Brash!
Bersamaan dengan anna yang mencabut jantungnya. Mahluk itu melebur menjadi abu lantas menghilang. Alam Narendra sudah paham cara mainnya hingga ia ikut terjun dengan mengandalkan semua bela diri yang ia pelajari.
Lagipula anna pun ikut serta dengan menjelaskan secara mendetail di tengah kesibukannya. Bahwa tidak ada kemampuan khusus dari penunggu lumpur ini selain bisa mencakar dan memakan manusia. Yang membuatnya spesial ada pada kuku panjang tersebut, karena sedikit saja tergores... Maka busuknya akan menyebar pada seluruh tubuh.
Crak, crak! Alam Narendra mencabut jantung yang langsung berubah menjadi serbuk—melayang entah kemana. Dia mencoba berhati-hati karena rontaan mahluk itu membuatnya terus kewalahan. Apalagi saat mencabut organ tersebut.
Maya melempar sebuah ranting yang langsung menancap pada kepala Mahluk yang mencoba menyentuh kaki alam. Spontan alam menginjaknya dengan kedua lengan yang sibuk menahan pergerakan mahluk satunya lagi.
Tinggal tersisa dua. Anna membuat mereka sibuk dengan terus berfokus padanya. Sampai tiba dimana Ia meringis merasakan tangan kanan yang berdenyut ketika mahluk pertama—yang dia bunuh berhasil memberi cakaran lantas membuat kulitnya membusuk sampai sikut.
Tsuyoi Sentoki membelalak terkejut ketika ada yang melompat pada tubuhnya. Sampai mahluk itu kalah cepat sebab alam menerobos dadanya dari belakang punggung. Bahkan anna bisa melihat tangan alam Narendra yang mencuat sampai kedepan. Memang cocok jadi calon psikopat, Kakaknya mengajarkan dia dengan baik.
"Nathan!" Anna memekik. Suara tembakan mendengung di rungunya sampai anna merasakan nathan Narendra terluka. Alam yang mendengarnya pun dengan cepat membereskan satu lagi hama yang menganggu.
Tsuyoi sentoki itu membuat portal teleportasi sampai lampion bunga peoni di atas kepalanya menampakan diri kembali. Kemunculan benda tersebut merupakan pertanda—bahwa anna memakai kekuatannya dalam batas maksimal.
*Teleportasi merupakan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain hanya dalam sekejap*
"Ayo alam!" ajak Anna. Alam Narendra berlari mendekat setelah meleburkan siluman terakhir. Mereka pergi pada sebuah jalanan basah dan berantakan karena sepuluh orang terkapar—tewas mengenaskan beserta baku tembak yang masih berlangsung.
Jubah merah anna meredup ketika Alam secara diam-diam membidik dua orang yang tengah mengisi ulang senjatanya. Dor! Tepat di tengah kening ajudan henry besi panas tersebut mendarat. Memuncratkan darah untuk ikut serta membasahi jalanan, alam melakukan hal sama pada orang yang terakhir.
"Kakak!" Alam berteriak agar kakaknya tidak menembak. Nathan Narendra spontan melambaikan tangan dibalik Jeep yang sudah tembus puluhan peluru. Dia terkekeh senang ketika melihat dua orang yang ia harapkan selamat, tengah berlari menghampirinya.
"Magisnya memudar?" tanya nathan mengulas senyum. Dia menekan luka tembak pada perut beserta lengan kiri bagian atasnya. Nathan bahkan kewalahan untuk mengalahkan dua orang tersebut.
"Itu bukan senjata biasa bodoh!" cetus Anna lemah. Ia pun sama kehabisan energi, memakai tenaga terakhirnya untuk teleportasi lagi—pulang kerumah. Hingga mereka semua sampai terlempar ke atas kasur dalam sekejap.
"Arghh." Nathan mengerang meski pendaratannya sudah cukup halus. Alam Narendra yang nampak baik-baik saja itu mencoba membantu Maya untuk terduduk. Ia sudah kehilangan banyak tenaga apalagi melakukan teleportasi tiga kali berturut-turut itu... Memerlukan tenaga besar.
"Ko–per," pinta Anna lesu. Nathan meringis semakin menjadi karena merasakan peluru ganda itu sangat panas serta perih—sepuluh kali lipat dari peluru biasanya. Dulu pun, sewaktu di tembak Ayahnya, Nathan masih bisa menahan rasa yang bukan apa-apa. Namun sekarang ia tidak mampu menahannya.
Alam Narendra tanpa banyak mengulur waktu bergegas mengambil koper yang Anna minta. Terkejut ketika Maya dengan cepat menarik kerah kaosnya, sampai Nathan tercekat saat Tsuyoi sentoki itu mengecup adiknya.
Nathan spontan menarik lengan Tsuyoi Sentoki, padahal wanita itu baru saja mengecap sedikit tenaga Alam. "Apa yang kau lakukan!" Nathan menahan ringisannya.
"Aku butuh energi," ucap anna. Dia menepis lengan Nathan kemudian kembali memegang rahang Alam yang masih membatu. Cara cepat Hone-Onna dalam menyerap energi adalah lewat mulut. Bahkan bisa menghisap sampai si korban meninggal hanya dalam hitungan menit.
"Milikku," protes Nathan. Dia memegang bahu Anna agar tidak mencoba untuk mengecup adiknya lagi. Meskipun keringat dingin serta urat yang nampak kepermukaan kala Nathan memaksakan diri. Dia kesakitan menahan sesuatu yang menjalar—memberikan hantaran sengatan yang membuatnya merintih.
"Kau terluka," sahut Anna. Ia mencoba untuk melepaskan tangan Nathan, namun dengan cepat pria itu menarik leher Anna untuk menyatukan bibir mereka berdua. "Hisap!" titah Nathan.
Anna menuruti apa yang Nathan pinta, menghisap cahaya oren yang membuat Alam terbelalak karena baru mengetahui bahwa selama ini ternyata begitu? Yang Anna lakukan sampai membuat banyak orang menjadi tidak sadarkan diri adalah mengambil energinya.
Bahkan sekarang pun, tangan Nathan terlepas dari leher Anna. Ambruk tidak sadarkan diri, sampai anna mengoles cepat tangan nathan dengan bubuk berwarna silver.
Nathan cepat pula meraih tangan alam serta menaburkan bubuk yang sama... anna memintanya untuk memegang tangan nathan. Bubuk tersebut merupakan jantung Hone-Onna ketiga yang bisa dipakai untuk menyalurkan energi bagi mereka yang tidak bisa menyerap atau menghisap tenaga.
Alam pun sama sedang membagi energinya untuk nathan meskipun berjalan sangat lambat. Tsuyoi Sentoki kemudian sibuk membubuhkan tetesan air pada lengannya. Meringis kecil ketika kulit lengannya mengkerut kuat lalu beringsut pulih seperti sedia kala.
"Apa itu?" tanya alam. Takjub ketika melihat luka anna langsung sembuh kemudian mencipratkan air tersebut pada luka di perut dan lengan nathan setelah menyikap bajunya.
"Air mata siren," jawab anna. Dia menjadi teringat kembali mengenai tujuan hidupnya untuk menyelamatkan teman-teman penjaga gerbang.
"Sialan! Dasar jalang!" umpat anna. Dia butuh banyak air mata siren untuk mengobati nathan, karena setelah anna telisik pria ini terkena tembak oleh peluru Doku yang merupakan racun yang langsung melebur setelah terkena kulit.
Peluru itu bisa melumpukan sistem saraf dalam sekejap, mungkin berbeda setelah terkena nathan Narendra yang dilingkupi mantra karena reaksinya menjadi lambat. Beda lagi ketika nathan berubah menjadi manusia biasa, mungkin ia akan langsung meninggal.
Hanya satu siluman yang bisa membuat peluru Doku, yaitu Mamuna. Salah satu ratu dari para penghuni mahluk rawa. Anna menjadi penasaran mengenai orang yang menculik Crystal Narendra, apa hubungan Dia bersama dengan Mamuna? Apa Mungkin anna dan nathqn memiliki tujuan yang sama.
Anna berjuang sendirian, selepas alam ambruk—jatuh ke lantai namun tenaganya tidak membuat nathan sadarkan diri. Tidak ada cara lain selain anna memindahkan racun yang sudah menyebar dalam tubuh nathan itu berpindah padanya.
Dia mencengkeram rahang nathan hingga membuat mulut pria itu terbuka. Persis sama seperti menyedot energi, kali ini cahaya yang keluar berwarna merah masuk kedalam kerongkongan Maya.
Raga nathan Narendra melayang beberapa senti bersamaan dengan tubuh anna ketika keduanya dilingkupi asap berwarna hijau. Lampion bunga peoni beserta jubah merah pun turut ikut serta memunculkan diri lagi tatkala anna merubah dirinya menjadi Hone-Onna.
Dimana dia memakai kekuatan dengan kapasitas cukup tinggi ketika berubah wujud. Semuanya terasa campur aduk ketika dengungan suara dongeng sialan melengking dirungunya kala Maya masih fokus menghisap racun tersebut.
Sesuai dengan garis yang sudah diramalkan... Dimana keturunan Hone-Onna yang terhianati oleh orang pilihan akan melakukan tradisi pertempuran darah dengan sesuatu yang sudah disuratkan oleh Hone-Onna pertama sebagai nenek moyang bagi setiap kaumnya.
Mereka akan melakukan pengambilan nyawa dengan seluruh jiwa Hone-Onna atas nama dendam beserta kemurkaan yang melanda kedua kaum yang tidak dapat bersatu tersebut. Derita dan luka hati yang akan menjadi pemisah jalan bagi kedua pasangan yang tidak direstui oleh leluhur akan mengalami berbagai kesulitan.
Ataupun jika garis keturunannya mencoba untuk melarikan diri, maka ramalannya akan bertimpal balik dengan—keturunan orang pilihan yang akan melakukan pertumpahan darah pada keturunan Hone-Onna.
Uhuk! Anna muntah darah tempat bersimbah di dada nathan. Bisikan Hone-onna kelima membuat wnna menghentikan aksinya. Sekoyong-koyong mencoba bangkit serta menjauh, namun alhasil malah ikut ambruk dan tidak sadarkan diri.
To Be Continued...