Cia menyandarkan kepalanya di bahu lebar Dhika, pria mengelus punggung tangan istrinya itu sambil sesekali mengecupnya. Dalam hidupnya, Cia seperti lentera, menerangi jalannya yang gelap dan selamanya akan tetap seperti itu.
Tanpa Cia udah pasti hidupnya suram, menyadari bahwa dirinua tidak bisa hidup tanpa Cia, dia selalu berdo'a pada Tuhan, kalau waktunya habis di dunia ini maka dia ingin mati bersama Cia atau, dia lebih dulu yang pergi.
Dengan begitu dia tidak akan terlalu sedih. Karena dia tidak akan bisa hidup jika Cia tak ada di sisinya.
"Dia kok bisa ganti nama? Dan bener aja, dia aneh. Walau dulu nggak cantik-cantik banget tapi lebih enak wajahnyanyang dulu." Dhika tersenyum mendengar itu.
"Aku tidak perduli rupanya. Dia menggunakan nama samaran atas perintah seseorang yang memang mengincar temanmu itu. Masalah bisnis dan keluarga."
Cia menarik diri dan menatap suaminya penuh tanya, "kamu kok tau? Kamu tau siapa orang yang mau celakai Rendra?"
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者