Cia semakin meringkukkan tubuh, mencari kehangatan walau keringat sudah bercucuran. Dia ingin pulang, di sini bukan tempatnya.
Ini yang dia takutkan, rasa ini yang dia hindari. Dia sadar diri kalau batinnya tidak sekuat fisiknya. Cia pingsan.
Dering telpon Dhika berbunyi, di sana tertera nama mama mertuanya. Alisnya sedikit mengernyit karena tidak biasa ibu mertuanya menghubungi. Apa istrinya mengadu? Pikirnya.
Dengan tenang dia menjawab telponnya, setelah mengucap salam dan menjawabnya, ibu mertuanya langsung berkata, "nak, maaf ya ..., mama mengganggumu malam-malam begini."
Terdengar suara Sarah yang gelisah, "tidak sama sekali, ma."
Terdengar helaan napas gusar ibu mertuanya, "Cia ada sama kamu?" Dhika mengernyitkan alis, apa yang ibu mertuanya tanyakan tidak seperti yang dia bayangkan.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者