"Jangan karena itu kamu lama di sana, senin pagi kamu harus udah sampai di sini. Saya tunggu."
Cia ngangguk, "baik yang mulia."
Jadwal keberangkatan Cia tiba, pasangan suami istri itu berpelukkan dengan mesra, sekarang Cia yang galau mau ninggalin suami. Emanglah ..., dua-duanya lebay banget.
"Titip pak Mahar ya? Jangan biarin dia kerja lewat jam yang seharusnya. Terus, tolong ingatin makan siang, dia sering banget ngelewatinnya kalo udah fokus. Kalo pak Mahar nggak denger kabarin saya ya? Biar nambah jadwal libur saya di Indo."
Mendengar itu Dhika melotot, nggak sanggup di tambahin lagi waktunya.
"Baik." Boy mengangguk sopan.
Cia kembali natap suaminya, "jangan nakal selama saya nggak ada, awas kalo sampek buat yang nggak-nggak." Cia memeluk suaminya sekali lagi. Dia juga mengecup bibir Dhika dengan penuh cinta di balas tak kalah mesra oleh Dhika.
Seketika Boy memalingkan wajahnya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者