Ok, sekarang saatnya Cia ngadepin singa ngamuk, dia meminat izin sama mama mertuanya buat nelpon Dhika. Sekarang di sinilah dia berada, kamar masa mudanya Dhika. Dia menatap sekeliling, nggak ada yang special, warna tetap monocrom, bosan litanya.
Cia duduk di atas Kasur, dia mulai mengaktifkan data seluler, lalu dengan segera menghubungi Dhika, nggak perlu waktu lama muka Dhika yang masam udah terpampang nyata.
"Saya sibuk banget tadi, nggak sempat angkat telpon. Jangan di tekuk gitu muka, ntar makin tua." Cerocos Cia. Dia tau suaminya kesel tapi sa bodo teuing lah ..., pura-pura bego aja.
"Sibuk? Kamu pikir saya bodoh? Jangan berani nakal. Syilla!" Cia mendengus tak suka. Dia melihat Dhika masih ngelonin pyamanyanya, ingatkan dia untuk membuang pyama itu setibanya dia di Amrik.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者