10 menit sebelumnya
Rendi masih terlelap sambil memeluk Jasmine. Ia masih sangat mengantuk setelah tidur larut malam. Kepalanya menyusup ke pelukan Jasmine. Hari semakin terang. Sinar matahari mulai merentangkan kekuasaan sinarnya, memaksa masuk melalui celah-celah jendela ke dalam kamar. Jasmine menggeliat dan mulai membuka matanya. Tangannya menyingkirkan kepala Rendi yang masih menempel di dadanya.
Jasmine menggosok-gosok matanya, Ia masih belum sadar apa yang terjadi. Tetapi kemudian ketika Ia merasakan ada sepasang kaki yang membelit tubuhnya. Jasmine mengernyitkan dahinya. Ia segera tersentak dan bangkit dari tidurnya.
"Kau?? Apa yang kau lakukan? Mengapa Kau tidur disampingku" Katanya sambil menyingkirkan kaki Rendi dengan jijik. Jasmine tergesa-gesa turun dari tempat tidur. Ia mau melangkah ke kamar mandi ketika tiba-tiba Ia tersadar menatap pakaiannya gaun tidur motif hello Kitty selutut. Ia mengingat-ingat semalam perasaan Ia belum mengganti pakaian nya. Ia ingat dengan jelas kalau Ia masih mengenakan seragam sekolahnya.
Tapi Ia kini mengenakan pakaian tidur . Ia juga lalu meraba dadanya. Wajahnya seketika pucat merasakan Ia tidak mengenakan bra. Berarti ada yang melepas bra-nya dan dengan wajah pucat pasi secara refleks Ia mengangkat pakaian tidurnya ke atas.
Melihat kebagian tubuh vitalnya dan Ia langsung menjerit histeris melihat celananya sudah berganti. Rendi langsung terlonjak bangun. Ia tersentak kaget tapi Ia masih kebingungan dengan apa yang terjadi. Ketika tiba-tiba kaki Jasmine langsung menghajar perutnya.
"Buk!!" Pukulan Jasmine langsung mengenai perutnya.
" Ugh..." Rendi yang baru bangun dengan tiba-tiba tidak menyadari akan ada serangan mendadak, ditambah Ia tadi terbangun mendadak disaat benar-benar sedang terlelap karena sangat mengantuk. Tendangan keras Jasmine langsung membuat tubuh Rendi terjengkang ke belakang. Tapi Kemudian Ia berguling ke kanan ketika kaki Jasmine segera memburunya lagi.
Melihat Rendi berhasil meloloskan diri dari tendangan yang kedua Jasmine semakin kalap. "Kamu laki-laki tidak tahu malu. Aku akan membunuhmu, Aku akan menghajarmu" Katanya sambil kemudian melancarkan pukulan karate nya bertubi-tubi. Rendi berupaya menghindari tetapi ada beberapa pukulan yang kena."Buk...buk...buk.." punggung, bahu, dada... Rendi menutupi tubuhnya dengan bantal yang dipegangnya
"Jasmine..ampun.. Jasmine sudah..sudah...Aku minta maaf. Aku salah" Kata Rendi sambil menahan pukulan Jasmine.
"Aku akan membunuhmu..." Kata Jasmine sambil mengulurkan tangannya untuk mencekik leher Rendi yang meringkuk di tengah Tempat tidur.
"Kalau kau membunuhku, maka Kau akan jadi janda" Kata Rendi sambil tersenyum lucu tapi sekaligus merasa salah.
"Aku tidak perduli..." Jerit Jasmine semakin histeris. Tapi belum juga tangannya sampai, Di luar terdengar suara Serena memanggil dirinya. Tangan Jasmine jadi terhenti.
"Jasmine!! Jasmine!! Ada apa ? Apa Kamu baik-baik saja?" Tolong buka pintunya."
"Serena...Aku mau membunuh Kakakmu" Jasmine menjawab dengan keras
"Tapi mengapa? Ada apa? Apa yang terjadi?" Suara Serena semakin panik.
Ketika Jasmine mau membuka mulutnya Rendi dengan cepat bangun lalu menarik tubuh Jasmine kedalam pelukannya. Rendi mengunci tubuh Jasmine lalu membekap mulutnya. Mata Jasmine melotot mendengar Rendi berbisik ditelinga nya" Jangan katakan apa-apa. Atau Aku akan melakukan sesuatu yang sangat menakutkan"
Jasmine langsung meronta berupaya melepaskan diri dari jeratan tubuh Rendi. Tapi Rendi semakin mengunci tubuhnya dengan kuat. Rendi lalu berteriak," Tidak ada apa-apa, Jasmine cuma bercanda. Pergilah!!" Kata Rendi.
Serena tertegun lalu bicara lagi. " Baiklah.. tapi Jasmine kau harus cepat mandi dan bersiap ini sudah hampir jam 6. Nanti Kau kesiangan"
Jasmine semakin meronta-ronta. Rendi tetap mengunci tubuh Jasmine sampai terdengar langkah kaki Serena menjauhi kamar mereka."Aku akan melepaskan mu kalau Kau berjanji tidak akan berulah lagi."
Jasmine menganggukan kepalanya dengan patuh. ini sudah jam 6, Ia belum mandi. Jasmine takut kesiangan.
Perlahan Rendi melepaskan bekapan mulut Jasmine. Jasmine diam walaupun Ia sangat marah. Rendi sudah sepenuhnya sadar dan Ia tidak akan pernah bisa menang melawan Rendi.
"Mandilah!!" perintah Rendi. Jasmine lalu turun dari tempat tidur dan mulai berjalan ke kamar mandi.
"Jasmine!!" Tiba-tiba Rendi memanggil. Langkah Jasmine terhenti tanpa memalingkan wajahnya.
"Maafkan Aku, Semalam Kau tidur dengan pakaian kotor. Aku sudah menyuruhmu untuk berganti pakaian tetapi Kau malah tertidur. Aku jijik tidur dengan pakaian mu yang masih kotor" Kata Rendi dengan lembut.
"Aku harus menghargai kejijikanmu tetapi kau tidak menghargai kejijikanku"
Rendi menatap tidak mengerti, "Maksudmu??"
"Hanya karena Kau jijik dengan pakaianku, Kau seenaknya melepaskan pakaianku. Tetapi ketika Aku jijik kau pegang, malahan Kau terus menerus memegang ku bahkan menciumku. Kau adalah orang yang paling egois"
Rendi tercengang, nih..bocah SMA yang ijazah aja belum megang, mau belajar berargumen dengannya. Sarjana S-2 Manajemen.
" Aku adalah suamimu yang sah, Apa salah memegang Istrinya sendiri?"
"Tapi Aku tidak suka"
"Suka atau tidak suka tetap tidak akan bisa merubah kenyataan itu. Lagipula Aku tidak melakukan apa-apa. Hanya mengganti pakaian saja"
Jasmine cemberut kesal. " Kau memang menyebalkan. Aku benci Kamu"
"Lha.. mengapa Kamu tambah marah. Apa Kamu menyesal, Karena tidak mengapa-apakanmu?" Kata Rendi semakin konyol.
Jasmine menjerit sambil menutup telinganya, Ia berlari kedalam kamar mandi sambil berteriak, "Aaah...Kau memang makhluk paling menjijikkan"
Rendi tertawa terbahak-bahak, senang Ia menggoda Istrinya yang masih lugu itu. Semakin Jasmine marah-marah Ia semakin terlihat sangat cantik.. Wajahnya memerah, matanya yang bulat lebar bagaikan bintang kejora itu sangat mengesankan. Bibirnya yang sangat kecil dan mungil itu sangat menggemaskan. Jasmine sangat cantik jelita.