Sampai mereka dewasa mereka bertemu di sebuah kampus karena Erin mendapatkan beasiswa sedangkan Cika dibiayai orang tuanya.
" Hai nama aku Cika ! " Kata Cika
" Namaku Erin " kata Erin
" Kamu kok keliatan kusam nanti pulang ke
rumah aku nanti aku kasih baju yang
sangat bagus ok " kata Cika
" Ok,... " Kata Erin sambil tersenyum
Sejak saat itu mereka berteman. Namun, Erin melihat gerak dan kebiasaan Cika seperti saudaranya Alisa saat menjadi peri dan ternyata benar tanda ditangannya sama seperti tanda ditangan Cika.
Erin coba menceritakan semuanya tetapi Cika tidak percaya.
~husss Kamu ngomong apa sih~
itu yang selalu Cika ucapkan setiap Erin ceritakan bahwa mereka itu peri
Pada suatu hari Erin diterpa masalah bahwa ia kekurangan uang untuk membiayai kebutuhan. Sebagai seorang teman Cika membantu namun Erin menolak
" Hai Erin gak usah gengsi kita udah
temanan lama " Kata Cika
" Aku gak mau ngerepotin kamu " kata Erin
" Gak papa gak ngerepotin kok " kata Cika
Namun Erin tetap menolak dan akhirnya kerja di sebuah toko elektronik. setiap kali bekerja ia ingat perkataan ibundanya
~ Jadi manusia itu tidak mudah ~
itu yang selalu Ibunda ucapakan setiap mereka bercerita tentang keinginan mereka.
Sebulan kemudian Ayah Cika meninggal dan Erin membantu dan menenangkan Cika.
" Heeeeehhhhh, ayah kenapa kau pergi aku
masih belum membahagiakan mu, aku
banyak salah, ayahhhh " kata Cika sambil
menangis didepan makam ayahnya
" Tenanglah Cika ayahmu sudah bahagia di
sana " sahut Erin sambil mengusap air
mata Cika
Cobaan datang bertubi-tubi. Seperti tak ada hentinya.
Penasaran kelanjutannya?
yuk simak ?