Setelah dua erangan pelan yang secara berturut - turut terdengar dari dalam gua di gunung itu, Xiao Yan, yang sebenarnya masih bisa meningkatkan kekuatannya satu bintang lagi, tidak menggunakan tenaga itu untuk melanjutkannya. Namun, ia malah perlahan menstabilkan Qi-nya dan memulai mencerna energi yang tadi mendadak melonjak. Yao Lao tidak menduga hal ini.
Tangan Yao Lao mengusap jenggotnya, saat ia mengamati pemuda yang memiliki wajah seperti batu giok hangat itu, yang kini sedang menutup matanya. Ia merenung untuk sementara waktu dan seketika, ia menyadari sesuatu, sebelum mengangguk dengan puas. Ia tersenyum lagi dan berkata, "Mampu mempertahankan kondisi pemikiran aslinya, ketika dihadapkan dengan suatu kekuatan dan tahu kapan harus menarik diri dengan puas, tanpa menjadi tamak atau sombong, bukanlah hal yang mudah. Boleh juga. Boleh juga."
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者