webnovel

RASA SAKIT

"ding.. dong" bel rumah sean berbunyi nampak seorang nenek tersenyum kepada pengurus rumah yang membuka kan pintu.

"dimana tuan muda?" tanya nenek lili

"tuan muda sedang di ruang belajar,nyonya besar" ucap pengurus rumah

"baiklah. buatkan aku teh dan antar ke ruang belajar" ucap nenek lili sambil melangkah menaiki anak tangga.

Sean mendengar langkah kaki menuju ruang belajarnya.

"Apa geanha pulang ya??" ucap sean sambil menyunggingkan senyum. sean pun segera bangkit dan membuka pintu sebelum pintu itu di ketuk.

"geanha kamu udah pulang??" ucap sean sambil merentangkan tangannya saat pintu sudah terbuka. betapa terkejutnya sean,ternyata yang datang adalah neneknya.

"geanha dimana??" tanya nenek lili

"emmm.. geanha ke new york 2 minggu lalu.. syuting film" ucap sean sambil berbalik menuju meja kerjanya.

"bukannya harusnya hari ini dia udah kembali??" ucap nenek lili duduk dan mengelus dagunya.

"eemmm.. ne~nek ada apa kesini tanpa kasih kabar??" ucap sean mengalihkan topik

"nenek hanya rindu geanha.. nenek kira dia akan kembali hari ini. tapi ternyata belum...." ucap nenek lili terpotong

"mungkin geanha akan kembali besok atau lusa . sebaiknya nenek pulang nanti kalo geanha udah di rumah, sean akan ajak dia ke mansion nenek" ucap sean sambil tersenyum. keringat dingin mulai membasahi wajahnya. dia paham bahwa kemungkinan geanha untuk kembali hanya sedikit.

"emm nenek gak perlu pulang. nenek akan menginap disini sampai geanha kembali" ucap nenek lili sambil tersenyum penuh arti membuat sean terkejut.

"Yasudah.. sean suruh pengurus rumah untuk merapikan kamar tamu" ucap sean sambil meninggalkan neneknya.. nafas lega terhembus saat suara pintu tertutup.

Tak berapa lama setelah sean memberi tugas kepada pengurus rumah. sean kembali ke kamar membawa teh yang di pesan oleh neneknya. Dengan senyum mengembang di wajahnya sean membuka pintu ruang belajarnya melihat nenek masih duduk di tempat semula membuat hati sean lega.

"Apa kamu akan bercerai dengan geanha?" ucap nenek lili setelah sean meletakkan teh pesanannya di meja.

"emmm.. ngg~ngga mungkin sean cerai dengan geanha. sean sangat sayang geanha" ucap sean tergugup dan keringat pun kembali bercucuran.

"lalu ini maksudnya apa?" tanya nenek lili sambil melemparkan berkas perceraian ke atas meja.

Sean yang terkejut hanya bisa diam dan menundukkan kepalanya sambil mengumpulkan keberaniannya dan mulai berbicara.

"nenek,sean minta maaf sean gak bisa menjaga geanha dengan baik" ucap sean sambil terus menunduk

"huhh... berapa banyak luka yang kamu beri kepada geanha?? apa kamu gak ingat dulu kamu memaksa nenek untuk merestui kamu menikah dengan geanha saat hari kelulusanmu" ucap nenek dengan nada lembut

"nenek,,nenek tau setahun yang lalu sean kecelakaan setelah itu sean amnesia dan di antara semua teman sean yang saat itu tinggal di kota ini gak ada satupun yang memberitahu sean soal geanha. kemarin sean baru mengingat saat farel dan leo kembali dari london mereka menceritakan semua...." sean menceritakan semua kejadiannya sampai pada kejadian wenny yang memberinya obat illegal agar kemampuan otaknya berkurang. nenek lili mendengarkan semua cerita cucu kesayangannya dengan baik tanpa menyela sedetikpun. sean terus bercerita sambil meneteskan air mata penyesalannya merasakan semua kesakitan hatinya saat mengingat perilaku kejam yang dia berikan kepada geanha yang tulus mencintai dia. setelah sean bercerita semuanya nenek lili tidak memberikan tanggapan apapun dan langsung menuju kamar untuk beristirahat. Sementara,sean yang sudah lelah dengan tangisnya tertidur di kursi ruang belajar.

"geanha.. geanha.. aku lulus" teriak sean sambil berlari menghampiri geanha yang sedang duduk di bawah pohon rindang. Geanha pun memalingkan wajahnya dan tersenyum manis.Namun,semakin sean berlari semakin jauh jaraknya dengan geanha dan perlahan wajah geanha hilang di telan cahaya terang.

Matahari bersinar burung bernyanyi embun berjatuhan udara sejuk. seorang lelaki dengan wajah tampannya terbangun dari tidurnya.

rasa sakit selalu menemaninya setiap bangun dari tidur. menyiksa dirinya dalam penyesalan yang mendalam.