"Sayang. kalian tunggu mami di mobil oke. jangan kemana mana. jangan ngobrol sama orang asing" ucap ku mengingatkan Ray dan Rayna
"Oke mami" jawab Ray dan Rayna.
Akupun memasuki kawasan panti rehabilitasi memang hampir seperri rumah sakit jiwa. dimana mana banyak yang berkeliaran. Tiba tiba beberapa perawat berlarian ke arah sebuah kamar.
"Pasien kamar 305 histeris lagi. hubungi pihak keluarga" teriak dokter kepada perawat
"keluarga pasien sedang di luar negeri dok. mereka akan tiba malam ini" ucap salah seorang perawat
"305 ?? ahhh aku harus masuk kesana kasih bunga ini" bathinku sambil mempercepat langkah. aku berdiri depan pintu kamar mendengar keributan di dalam.
"Tuan sean. hentikan anda bisa melukai diri anda sendiri" teriak dokter.
"geanha geanha" teriak sean histeris. aku pun langsung membuka pintu kamar tersebut
"sean" panggil ku terkejut. melihat sean tangan dan kaki nya di ikat di tempat tidur membuat hati aku sakit. Sean belum menyadari kehadiran diriku. dia terus berteriak dan membenturkan kepalanya pada sisi ranjang pasien.
"Sean hentikan" teriakku " kamu bodoh" maki ku kepada sean membuat semua perawat dan dokter disana terkejut. Sesaat kemudian sean menghentikan kegilaannya berganti dengan manis di wajah dinginnya.
"geanha.. kamu datang.. akhirnya kamu mau ketemu aku" ucap sean sambil menangis.
"maaf dok. biar saya bicara dengan dia" ucap ku kepada dokter.
"baik nona silakan dan terimakasih atas bantuan nona" ucap dokter membungkuk hormat kepadaku.
Dokter dan suster pun keluar. kamar rawat sean nampak berantakan. aku pun berjalan menghampiri sean. wajahnya berubah menjadi hangat dengan senyum bahagia.
"geanha akhirnya kamu datang" ucap sean sambil menatapku.
"iya aku datang. ada apa sama kamu?" tanyaku sambil duduk dan melepaskan ikatan tangan dan kaki sean. Setelah ikatannya terlepas sean langsung memelukku pelukan kerinduan yang mendalam.
"geanha maafkan aku" ucap sean di sela isak tangisnya
"iya udah aku maafin. jadi ada apa sama kamu?" aku mengulang pertanyaanku.
"ayah meminta aku untuk rehabilitasi karena sejak kepergian kamu. aku sering depresi dan melukai diri sendiri dan orang lain..." sean menceritakan semuanya.
"tok tok tok" suara pintu di ketuk dan seketika dua orang anak kecil menyeruak masuk ke dalam kamar.
"mami kenapa kamu lama banget?" ucap Rayna
"ahhh maaf sayang.." ucap ku sambil mengelus kepada Ray dan Rayna
"Ini siapa?" tanya sean menatap Ray dan Rayna
"Hallo om. nama saya Rayna dan ini adik kecil saya Ray." ucap rayna
"heyy aku bukan anak kita. bahkan kita hanya beda 10 menit" teriak Ray
"mereka anak kamu?" tanya sean menatapku
"iya mereka anak aku dan juga..." ucapku terpotong
"kamu udah menikah lagi?? siapa suami kamu?? kamu pergi karena mau nikah sama laki laki lain?" Ucap sean histeris
"Sean.. tenangkan diri kamu. aku belum selesai bicara kamu main potong tanpa alasan" ucapku kesal
"Ray Rayna. om ini adalah papi kalian" ucapku kepada Ray dan Rayna
"ahhh papi.. akhirnya kita bertemu" ucap Rayna sambil memeluk sean.
"papi.. senang bertemu dengan kamu" ucap Ray menyalam tangan sean
"mereka anak aku??" tanya sean terkejut tak percaya.
"iya mereka anak kamu. waktu aku pergi aku hamil mereka 2 bulan.. itupun aku tau pas aku di new york.. mangkanya aku gak kembali ke kota.. aku takut kalo kamu gak menginginkan keberadaan mereka" ucapku sambil menangis.
"Geanha maafkan aku. aku tau aku salah.. aku menyayangi kamu. apalagi sekarang sudah ada dua malaikat kecil kita" ucap sean sambil mengelus kepala Ray dan Rayna
"Papi. jika memang kamu gak suka sama aku dan kakak tidak masalah. kami bisa hidup seperti sebelum bertemu kamu" ucap Ray dingin persis seperti nada bicara sean dulu.
"Ngga seperti itu Ray.. papi tau papi salah. tolong maafkan papi" ucap sean memohon pada Ray dan Rayna.
"Papi. kamu sudah jahat pada mami. orang lain tidak mengetahuinya. tapi aku tau. aku tau di tubuh mami banyak luka bahkan di kening mami ada luka sayatan benda tajam. mami aku itu cantik tapi kamu malah merusaknya" ucap Ray kesal.
Setelah itu Ray menarik Rayna keluar dari kamar pasien. akupun langsung pamit pulang karena aku tau jika aku berlama lama pasti Ray akan marah besar.