webnovel

I'm Being Chased By A Goat-Headed Devil

Sementara dia langsung berbaring, dia sambil melihat dengan rasa aneh ketika Marie benar-benar langsung mengambil kembali semua barang itu dan pergi ke kamar. Benar-benar membuat rumah ini bagaikan miliknya.

Wanda melihat Aiden yang terlihat lesu dan mengantuk, seperti ada beberapa cobaan yang akan dia hadapi, dia kemudian bertanya.

"Aiden, kami terlihat begitu lesu, butuh makanan lagi? atau??"

"Tidak, tidak, aku hanya lelah dan mengantuk, juga kamar ku baru saja di ambil alih."

"Sangat menyedihkan."

"Aku begitu bosan, menurut kalian, apa yang sebaiknya kulakukan?? ohh di dunia ini tidak ada video game, sepertinya internet belum di temukan disini, jika saja aku bisa mengubah dunia ini, aku akan membuat dunia iblis di era modern."

"Apakah era modern menyenangkan?"

Eugene bertanya dengan rasa ingin tahu.

"Tentu, di era modern memiliki berbagai hal yang mudah dan tidak membosankan, terhubung antara orang lain melalui internet, game online, sosial media dan lainnya."

Walau Aiden menjelaskan beberapa bagian itu, kedua pelayan ini tentu tidak tahu apa itu internet, apa itu game online, dan apa itu sosial media. Mereka cukup mendengarkan saja disana, menemani majikan yang merasa bosan.

"Hei, kalian tahu tanda ini bukan? kita semua memiliki tanda-tanda pada tubuh yang sama."

"Tidak, kurasa hanya kami berdua yang memiliki kesamaan, walau setiap garis hitam ini mungkin ada yang berbeda di bagian lain tubuh kami, tapi tanda ini tetaplah menjadi bukti, bahwa kami di ciptakan oleh raja iblis dan tetap bersumpah untuk setia selamanya."

"Apa yang terjadi jika kalian melanggar aturannya?" Tanya Aiden.

"Tentu saja kami akan langsung mati seketika sesuai keinginannya, bahkan secara otomati kepala kami akan langsung putus dari tubuh ini dan tidak akan bisa di sambung lagi, terkecuali itu adalah kehendaknya."

"Apakah raja iblis itu kejam??"

Aiden terus bertanya, mencoba mencari informasi lebih banyak untuknya.

"Semua raja iblis itu sepertinya kejam, namun raja iblis kami memiliki sifat baik juga di dalam hatinya, walau kami tidak bisa membaca kapan sifat baik itu akan muncul lagi."

Tapi ini hanyalah mendapat informasi, bukan mengurangi rasa bosannya untuk sekarang, jadi Aiden memutuskan untuk naik kembali ke kamarnya dan mengambil setidaknya satu bantal untuk di gunakan sebagai pelengkap sofa.

Tok...Tok...Tok...

Dia mengetuk pintu kamar nya sendiri yang telah di ambil alih oleh gadis teman sekelasnya. Kemudian pintu itu terbuka di hadapannya, pemandangan seorang gadis berambut merah dengan pakaian yang sangat terbuka.

"Oh astaga, oh astaga, aku tidak boleh melihat."

Selama ini, Marie yang di kenalnya adalah seorang gadis berambut merah dengan dua kuncir dan menggenakan seragam sekolah yang agak tertutup, namun wajah ini terlihat berbeda, benar-benar mirip seperti gadis yang pernah dia sukai di masa lalu nya.

"Marie, ada apa dengan penampilanmu?"

"Kenapa? ini adalah penampilan asliku. kamu tidak suka? aku akan mengganti dengan pakaian yang lain."

"Tidak masalah, aku tidak mempermasalahkan penampilan atau pakaian apapun yang kamu kenakan, tapi kali ini kami terlihat benar-benar berbeda."

"Ya, seperti inilah kenyataannya."

Kemudian batinnya berkata "Oh Marie, gadis ini sekarang membuatku teringat dengan wajah gadis yang pernah kutemui di dalam mimpiku" sebenarnya, alasan Aiden juga benar-benar suka berkhayal menjadi raja iblis karena bagian-bagian dari mimpinya.

Mimpi itu memberikan gambaran dirinya menjadi seorang raja iblis, namun mimpi yang menabrak mimpi iblis itu adalah mimpi yang terpotong dan tiba-tiba tersambung dengan mimpi lain, dirinya yang entah berada di mana bertemu dengan seorang gadis berambut merah sekaligus gaun merah yang benar-benar tidak sempurna, gaun itu seperti gaun yang di buat dengan kain seadanya, namun itu indah, benar-benar menggambarkan seperti sebuah iblis dengan warna merah nya.

Sepanjang hidupnya, dia sudah menemui mimpi yang sama di kehidupan sebelumnya, mimpi dimana dia tiba-tiba bertemu dengan gadis kesukaannya, mimpi yang baru terjadi sebanyak tiga kali.

Pertemuan di mimpi ketiga sudah membuatnya benar-benar senang, karena dapat bertemu gadis itu lagi di mimpinya, gadis yang benar-benar baik hati, gadis itu iblis, namun terlihat seperti malaikat yang menemani mimpinya.

Semenjak itu, tidak ada lagi mimpi tentang gadis berambut merah itu, dia selalu mencoba mengingat seperti apa wajah gadis itu, andai sajak dia bisa bertemunya sekali lagi dan membuatnya menjadi nyata. Bangun dari tidur di mimpi ketiga membuatnya merasa tidak senang lagi, karena setiap mimpi itu selesai, wajah yang dilihatnya tidak dapat lagi di ingat, yang ada hanyalah gambaran yang benar-benar sekilas dan sulit dilihat, bahkan di katakan hampir mustahil untuk membayangkannya lagi.

Baginya, gadis itu masih menjadi kesukaannya seumur hidupnya, dia mulai tidak tertarik dengan wanita nyata semenjak hal itu, menjadi sangat tertarik dengan wanita di dalam mimpinya, sensasi menyentuh tangannya, tawanya, sensasi menyenangkan itu semuanya hilang ketika dia harus bangun kembali pada kenyataan.

Namun perasaan seolah-olah hal itu pernah terjadi secara nyata masih dirasakannya, dia sekarang tiba-tiba mengingat wajah itu, sebuah keajaiban yang terlintas di otaknya. Gambaran wajah itu kini kembali.

"Aku datang untuk mengambil bantal ku."

Kemudian dia dengan cepat mengambil satu bantal di tangan kanannya dan akan membawanya keluar di ruang tamu.

"Kamu, mau kemana?"

"Tentu saja tidur, di ruang tamu."

"Tetaplah disini!"

"Tidak! aku menolak!"

Aiden segera bergegas keluar dari kamarnya dan membawa bantal itu ke sofa ruang tamu, yang ada bersamanya sekarang adalah beberapa makanan yang dia ambil dari kulkas, dan mungkin mencoba menenangkan dirinya.

Kedua pelayan itu mungkin sudah tidur, dia tidak ingin merepotkan mereka lagi untuk memerintah, dia berjalan lagi ke dapur yang agak gelap untuk mengambil susu.

Namun, perasaannya tiba-tiba aneh. Seperti ada orang yang mengawasinya dari banyak sisi. Dia melihat ke segala arah dengan perlahan untuk memastikan mungkin ada orang yang mengawasinya.

Sesaat kemudian, dia melihat satu jendela bagian dapur yang tirai nya tidak tertutup dengan baik, setiap tirai rumah itu perlu di tutup dengan baik, kemungkinan orang luar melihat ke dalam dan semua yang ada bisa membuatnya memiliki niat mencuri.

Dia mendekati tirai untuk menutup, tidak setelah dia melihat sesuatu yang aneh di balik kaca jendela, terlihat seperti pakaian hitam. Rasa penasaran nya mendorong nya untuk membuka tirai dan melihat sosok itu. Tepat ketika dia melihatnya sedikit, sosok seseorang berkepala kambing menggunakan setelan hitam dan menatapnya dengan mata merah yang menyala dari kegelapan malam di luar.

"Sial!! bajingan! apa itu!!!"

Dia segera berteriak dan lari ketakutan setelah menutup tirai itu dalam sekejap lagi, dia menuju ke ruang tamu tepat berada di tengah ruangan, terus melihat ke segala arah, untuk memastikan sosok itu tidak masuk. Itu setan, itu benar-benar iblis.

Yang ada sekarang hanyalah makanan tanpa minuman yang terasa pelat di mulutnya, dia tidak berani lagi untuk menuju dapur dan mengambil minuman. Dia teringat film horor yang mungkin ketika seseorang kembali kesana, mahluk itu sudah berada di dalam rumah tanpa adanya jalan masuk. Mahluk halus dan setan bisa kemana saja menembus segala materi, itu menakutkan, sulit untuk bersembunyi.

Beberapa saat kemudian di ruang tamu, dia sudah mulai menenangkan pikirannya sendirian. Sambil memakan beberapa makanan yang ada, sisa makanan yang tidak habis akan di simpan kembali di kulkas.

Angin di luar terasa lebih kencang dari biasanya, tiba-tiba pintu terbuka tanpa suara dan gerakan apapun. Dia tidak melihat pintu itu terbuka tadi. Dia bergegas untuk menutupnya, mungkin saja para pelayan ini lupa untuk mengunci pintu.

Ekspresi nya langsung suram, ketika melihat di luar pintu adalah sekelompok barisan orang yang berbaris dengan rapi, ada sangat banyak sosok mahluk hitam berkepala kambing seperti tadi, mata merah yang begitu banyak menuju padanya. Sosok yang paling depan bergerak lebih dulu melangkah, diikuti sisanya yang lain, mereka berjalan cukup cepat, dengan tubuh yang lumayan tinggi.

"O-Ow, apa itu!! jangan mendekat!!

Dia dengan cepat menutup pintu dengan benturan keras, mengunci semua pintu dengan kuat lalu mundur beberapa langkah menjauh dari pintu itu.

TOK...TOK...TOK...

Sosok pemimpin mereka mengetuk dari luar dengan suara ketukan yang keras. Tapi Aiden tidak merespon dan berkata dengan emosi "Tidak! setan! iblis! jangan mendekat!!" aku akan membunuhmu!" respon ketukan berhenti dalam sepuluh detik, sosok itu berjalan menembus semua tembok di depannya, diikuti oleh barisan yang lain.

"Apa-apaan!!"

Aiden segera lari lagi, tidak boleh tetap berada disini, dia segara berlari menuju tangga besar ini, naik ke atas menuju kamarnya. Mengetuk pintu kamarnya yang terkunci dengan sangat kuat.

"Marie!! Marie!! buka pintunya!! tolong aku!!!"

"Marie!! ada iblis!!"

TOK...TOK...TOK...TOK...TOK...

Ketukannya benar-benar cepat dan keras, dia sedikit panik jika harus ada banyak iblis yang di hadapi, jika hanya satu saja, mungkin dia berani melawan.

Sosok-sosok itu mulai terlihat di sisi lain di lantai dua, mereka sudah naik ke bagian ini, dia makin mengetuk dengan cepat lagi ketika mahluk-mahluk berkepala kambing itu hampir menemukannya, pada akhirnya Marie membuka pintu dengan cepat dan membuatnya tersungkur di lantai kamarnya.

Aiden langsung masuk dengan cepat dan menutup kembali pintu kamar ini dari dalam, mengunci dengan kuat.

"Marie!! tolong aku!! ada iblis di luar sana! aku tidak tahu ada berapa banyak di luar sana, mereka memakai kepala kambing, mata mereka merah, dan terlebih lagi, mereka semua mengejarku sampai menembus tembok, tembok ini akan di tembus lagi, apa yang harus kita lakukan?"

"Tenang saja."

Kemudian dia membuat lingkaran-lingkaran merah di pintu, lingkaran yang seperti simbol-simbol aneh. Terlihat seperti rune atau lingkaran iblis. Warna nya juga merah.

"Apa yang kamu lakukan??"

"Sihir penghalang. Mahluk apapun tidak akan bisa menembus sihir penghalang ku, walaupun mereka adalah roh sekalipun ataupun jiwa yang melayang-layang."

Sihir penghalang mahluk tanpa fisik merupakan penghalang yang di gunakan untuk menutup jalan bagi semua roh, setan, iblis, atau mahluk halus yang bisa menembus materi apapun. Entah tubuh mereka yang tak berwujud itu atau serangan mereka, tidak akan bisa menembus masuk ke dalam penghalang. Kecuali ada kemampuan yang bisa menghancurkan penghalang ini.