Brugh!!
Tubuh Takeyuki jatuh menghantam lantai yang terbuat dari batu granit dengan pantat lebih dulu. Ia mengernyit, melihat sekeliling. Ruangan ini sangat minim penerangan. Namun, ia masih melihat bayangan 2 sosok lelaki yang berada di sudut ruangan ini.
"Siapa yang beraninya memaksa Akiyama Takeyuki sampai seperti ini, hah?!" Takeyuki berteriak, begitu nyaring.
Namun, setelah mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru, tubuh Takeyuki tiba-tiba gemetaran. Keringat dingin mengucur dari seluruh tubuhnya. Ia merasa ketakutan. Ia seperti pernah merasa di tempat ini sebelumnya.
Ya, Takeyuki pernah dimasukkan di ruangan isolasi saat menjalani rehabilitasi di rumah sakit jiwa dulu. Di sekelilingnya hanya ada tembok yang dilapisi spons sebagai peredam suara, mencegah masuknya suara bising yang membuat Takeyuki akan semakin stress.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者