webnovel

ORION Caugh In The Beautiful Death

Ais mengalami hari yang panjang, dimana ia harus hidup diantara dua kehidupan yang menegangkan dan semakin terlena. Ia harus segera kembali pada kehidupannya yang sebenarnya. Ia terperangkap semakin dalam setelah mengenal Elis dan Hans pemuda misterius. Namun tetap saja Ais harus memilih antara keindahan dunia baru ini atau kembali pada jalan yang seharusnya ia tempuh.

KarimaIfha · 奇幻言情
分數不夠
3 Chs

PENYUSUP

"Jadi, kamu pria pendatang itu...? Tapi bagaimana bisa...?"

•••••

"Sepuluh tahun yang lalu sebuah sirine ambulan terdengar jelas ditelingaku. Namun, aku tak mampu membuka mataku dan sekujur tubuhku terasa nyeri. Ketika sayup-sayup kubuka mataku, kulihat ibu menangis dan seorang pria berpakaian putih itu berusaha menyadarkanku. Namun, aku tak kuasa menahan sakit itu dan mataku kembali terpejam. Entah berapa lama aku tak sadarkan diri waktu itu, hingga tanpa ku tahu aku sudah berada ditempat ini. Saat itulah pertama kalinya aku datang di tempat yang indah ini, kota Orion. Tempat dimana aku bisa mewujudkan semua mimpiku"

"Ya, kamu boleh kok terus bermimpi disini. Aku juga jadi bisa ketemu kamu terus Hans..." ujar Elis tersipu.

"Tunggu, Hans... Kamu pernah kemari sepuluh tahun lalu, dan belum lama ini kamu kembali kemari sesuka hati? Bagaimana kamu bisa kembali dan bagaimana caranya? Terus dulu pertama kali kesini bagaimana ceritanya? Kenapa dulu kamu bisa sampai ke tempat ini juga?"tanya Ais penasaran.

"Satu-satu dong tanyanya. Dulu aku memang diprogram untuk tinggal disini sama seperti kalian sekarang. Tapi, sekarang aku ini penyusup, tidak bisa berlama-lama di Orion. Kalau aku ketahuan bisa ditangkap dan diinterogasi pengawas disini. Jadi, Aku harus hati-hati, kalian jangan bilang siapa-siapa ya!" jawab Hans agak berbisik.

"Penyusup?!" Elis terkejut menahan rasa penasarannya.

Dengan adanya Hans, mereka bisa mencari tahu informasi yang belum mereka tahu. Banyak hal yang ingin mereka tanyakan pada Hans. tapi sayang, Hans tidak bisa berlama-lama di Orion karena memang bukan tempatnya.

"Yah, berarti kamu udah mau pergi ya?" tanya Elis sedih karena mungkin tidak akan bertemu Hans lagi.

"Aku bisa kesini kapan pun, hanya saja waktuku terbatas. Karena keadaanku berbeda dengan kalian"

"Serius? Wah, kalau begitu sering-seringlah kemari" ujar Elis menyarankan Hans.

"Oke. Oh iya, kalian mau nemenin aku ke suatu tempat?" tawar Hans beranjak dari tempat duduknya. Hans merasa ada yang sedang mencurigai dirinya.

"Mau bangeet Hans", " boleh saja kalau nggak ngrepotin kamu" sahut Elis disambung dengan Ais.

"Aku disini nggak mau direpotin, Aku mau bersenang-senang" balas Hans membuka pintu mobilnya, mempersilahkan Ais dan Elis masuk.

Orion selalu nyaman untuk ditempati oleh siapapun. Hans melajukan mobilnya ke suatu tempat yang tidak diketahui oleh Ais dan Elis. Mereka berdua sempat berpikiran yang tidak seharusnya ada di otak mereka. Takut jika Hans akan berbuat jahat dan kejam terhadap mereka berdua. Sampai Hans menghentikan laju mobilnya di sebuah tanah lapang. Tepatnya, itu adalah ujung perbatasan kota Orion. Hans pun keluar dari mobil, disusul Ais dan Elis. Hans mencari-cari sesuatu di tepi lapangan itu.

"Hans, kamu cari apa?" tanya Ais heran.

"Sebelum aku pergi dari sini, Aku meninggalkan sesuatu dibawah pohon manggis. Tapi kenapa tidak ada pohon manggisnya? Apa mungkin sudah ditebang ya? Atau ada yang menemukannya? Ah aku harus mengingatnya dengan benar. Aku memilih pohon itu karena pertumbuhannya lambat. Jadi, pasti ada disekitar sini!" Hans terus mencarinya di semak-semak yang lebat.

"Kalian tunggu saja disitu, Aku akan menemukannya!" teriak Hans sambil membayangkan sebuah parang dan tiba-tiba parang itu ada ditangannya. Semak-semaknya terlalu lebat jadi Hans harus memotongnya untuk membuat jalan. Sepuluh tahun memang waktu yang lama dan cukup untuk menumbuhkan semak dan rerumputan liar itu. Bahkan tingginya sampai melebihi tinggi orang dewasa. Hans masih terus mencari, Sedangkan Ais dan Elis masih menunggu. Karena Sudah lima belas menit, namun Hans belum juga kembali. Mereka berdua jadi khawatir terhadap Hans. Mereka ingin pergi mencari hans, tapi melihat semak dan rumput liar setinggi itu mereka sudah ngeri. Akhirnya mereka tetap menunggu sambil berdo'a yang terbaik untuk keselamatan Hans.

"Aku menemukannya...!" teriak Hans lantang, namun Ais dan Elis hanya samar-samar mendengarnya. Tak lama kemudian Hans kembali membawa sebuah kotak kecil.

"Akhirnya kamu kembali juga Hans. Kita khawatir terjadi sesuatu sama kamu!" ucap Elis lega.

"Iya soalnya kamu lama sih, kita fikir terjadi sesuatu sama kamu! Ah, itu kamu bawa apa?" tambah Ais penasaran

"Ini adalah hasil jerih payahku selama aku disini sepuluh tahun yang lalu. Kalian pasti terkejut" jawab Hans "oh iya jam berapa sekarang?" tanya Hans santai.

"Jam empat, sebentar lagi gelap. Karena barang yang kamu cari sudah ketemu, gimana kalau kita pulang sekarang!" ajak Ais ragu.

"Astaga!" Hans panik seketika dan langsung mengajak Ais dan Elis pulang.

"Kenapa Hans? Ada apa?" tanya Elis ikut panik.

"Aku harus cepat-cepat ke kantor. Aku ada meeting pagi ini!" jawab Hans masih panik "Aku harap segera sampai di taman, sekarang!"ucap Hans bergumam dengan tegas. Dan sampailah mereka di depan gerbang taman kota.

"Bisa secepat ini sampainya?" ucap Ais keheranan.

"Kalian bisa pakai mobilku sampai aku kembali. Dan tolong dijaga ya!" ucap Hans tiba-tiba menghilang dari hadapan Ais dan Elis.

"Hans bilang meetingnya pagi ini, sekarang kan masih sore, Lalu tiba-tiba dia menghilang begitu saja? Ah, misterius sekali dia... Siapa Hans sebenarnya? Hantu kah? Atau manusia jadi-jadian?" Pekik Elis heran

"Hush, mana ada hantu nyentuh tanah, terus baik lagi" sahut Ais

"Iya ya… Ah udah lah Ais, nggak usah dipikirin. By the way kamu bisa nyetir mobil nggak? Sumpah Hans santai banget ya ninggalin mobil sekeren ini disini"

"Aku nggak tahu cara nyetir mobil, dan sim juga nggak punya… tapi Hans minta tolong kita buat jagain mobilnya. Hmm, yaudah kita tunggu aja Hans" jawab Ais sambil berjalan menuju ke sebuah kursi taman dan duduk.

Tak terasa sudah tiga jam mereka menunggu di taman, namun Hans belum datang juga. Mereka pun mulai panik, karena seharusnya mereka sekarang sudah berada di asrama. Entah kenapa malam ini terasa begitu sepi, tidak ada orang berlalu-lalang. Membuat mereka semakin panik.

"Aduh lis, gimana ini udah malam dan Hans belum datang juga. Seharusnya kita udah di Asrama, kalau kita dicariin petugas gimana? Kalau saja aku sudah punya sim dan bisa nyetir mobil, pasti kita sudah sampai Asrama dari tadi" keluh Ais penuh harapan.

Mendengar ucapan Ais, Elis langsung beranjak dari tempat duduknya dan mendekati mobil Hans dan melihat-lihat kedalam mobil, seperti ada kartu tertinggal di dalam. Elis pikir itu milik Hans, lalu dicobanya membuka pintu mobil itu.

"Ha, Ais kesini! Lihat mobil Hans nggak dikunci." Teriak Elis masuk kedalam mobil dan mengecek. "Kunci? Sim?... Astaga! Ais ada sim kamu di mobil Hans." Ujar Elis terkejut.

"Masa sih, tapi aku nggak pernah punya sim… ah sudah lah, karena ada kunci mobilnya mungkin aku harus mencobanya kan?" Sahut Ais duduk duduk di bangku kemudi.

"Serius Ais kamu mau nekat?."

"Ya aku hanya perlu yakin pada diriku sendiri." Jawab Ais menarik nafas panjang dan dengan percaya diri Ais menyalakan mesin mobil.

Seolah pengalaman menyetir itu datang tiba-tiba, dan spontan Ais bisa mengendarai mobil Hans. Mereka berteriak kegirangan seolah tak percaya keajaiban itu, hingga sampailah mereka di Asrama, mereka masih belum percaya dengan rentetan kejadian aneh yang dialami hari ini.

•••••

Kalian penasaran juga nggak? Aku juga :D

Maaf ya lama banget Updatenya. Tapi, makasih udah support Aku dan setia menantikan part terbarunya. Love U Readers...

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

KarimaIfhacreators' thoughts