Suara ketukan jari di meja menjadi pemecah keheningan. Otaknya buntu, langkahnya tidai kalah buntu. Beberapa hari menyelidiki, hasilnya tetap saia nihil. Sean tidak mengerti, pelakunya yang pintar, atau dia yang kelewat bodoh. Bebebrapa cctv yang seharusnya menjadi acuan, sudah lenyap tanpa sisah. Pekerjaan mudah yang Sean anggap, ternyata sangat sulit ditaklukan.
Pulpen yang tidak bersalah kini menjadi sasaran empuk Sean, dia melemparnya kesembarang arah tanpa perduli apapun. Selain kasus yang masih tertutup rapih, kepergian Reva yang mendadak pun membuat Sean sangat pening. Bagaimana bisa wanita itu pergi tanpa izin? Padahal sebelumnya, Sean sudah melarang.
Rasanya Sean ingin menelepon, dia sangat rindu mendengar suara wanita itu. Seminggu lebih berlalu, kehidupan Sean sangat hampa. Terkadang Reva memang menyebalkan, apa lagi tingkahnya. Namun pada akhirnya, Sean merindukan itu.
"Sial! Kenapa sih kamu harus pergi, Re?"
"Bisa gila saya lama-lama tanpa kamu."
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者