Anna merasa separuh nyawanya hilang saat menatap kemesraan suaminya dengan wanita lain. Ia pun memilih untuk beranjak dari sana sembari batinnya berkata. 'Kenapa bisa Jenny ada di dalam? Apa jangan-jangan ... sewaktu aku pergi Nicole yang membawanya masuk. Benar-benar keterlaluan! Harusnya aku tidak mengiyakan ajakannya tadi.'
Namun di sisi lain, Nicole terheran melihat Jenny dengan beraninya memasuki mansion-nya tanpa seizinnya. Meskipun ada perasaan cinta terhadap wanita itu, tapi Nicole tidak suka jika privasi hidupnya dicampur oleh orang lain.
"Kenapa kamu bisa di dalam rumahku, Jen?"
"Um, karena aku merindukanmu! Nicole, semalam kamu tidur di mana? Aku sudah datang kemari sejak tadi malam," jawab Jenny dengan begitu santai tanpa melepaskan pelukan darinya.
"Kenapa kamu tidak menghubungiku dulu? Harusnya kamu jangan langsung datang seperti ini."
"Loh? Memangnya kenapa? Bukankah kamu mencintaiku jadi wajar dong kalau aku menemui mu."
"Bukan soal cinta, tapi menyangkut privasi seseorang. Lalu sekarang mau apalagi kamu? Jika tidak ada apa-apa lagi sebaiknya pulanglah, Jen, karena aku harus bekerja."
"Yah ... kok pulang. Ihh ... kamu enggak asyik! Ya udahlah aku pulang terus ya." Dengan berlagak manjanya Jenny pamit dari sana. Nicole geleng-geleng kepala melihat wanita itu lalu ia berjalan menuju kearah kamarnya.
Lain halnya dengan Jenny, keluar dengan senangnya sembari tersenyum tersungging lalu ia bergumam. "Anna, pasti kamu akan sangat sedih setelah melihat gambar itu. Kalau aku menjadi dirimu aku sudah enyah jauh Nicole."
Tawa licik dari Jenny sembari menoleh kebelakang, rencana yang sudah ia susun jauh-jauh hari hanya tinggal menunggu waktu untuk membalasnya. Tanpa Anna dan Nicole ketahui, Jenny telah membuat perangkap untuk pasutri tersebut. Sebuah cctv terpasang tepat di dalam rumahnya yang berada di sudut ruangan. Lalu sebuah map berikan foto saat dirinya bersama Nicole sedang bersama di sebuah restoran. Yang waktu itu sempat di intip oleh anggota suruhan dari Jenny sendiri.
Di sisi lain. Anna sedang membereskan pakaian miliknya juga untuk suaminya. Saat dirinya mengambil beberapa pakaian yang masih berantakan tiba-tiba saja ia tidak sengaja melihat sebuah map yang entah apa isinya itu. Tidak biasanya ada map tergelatak begitu saja, ia pun mengambilnya.
"Apa ini? Apa mungkin milik Nicole? Tapi setahuku tidak pernah ada map yang ia butuhkan," gumam Anna seraya mengambil map tersebut.
Perlahan Anna membuka map tersebut, sebuah kertas putih yang membungkus sesuatu di dalamnya. Terlihat begitu aneh, dengan cepat Anna membuka map tersebut. Betapa terkejutnya ia melihat beberapa lembar foto yang berisikan foto suaminya sedang bermesraan dengan Jenny. Belum semuanya ia melihat tangannya sudah bergetar dan lututnya ikut lemas. Map tersebut jatuh berhamburan.
"Apa-apaan ini?! Dia barusan memintaku untuk kembali lalu sekarang gambar sampah ini ada di rumahku atau jangan-jangan Jenny datang kemari untuk membawakan ini untukku," gumam Anna sembari berlutut.
Memungut kembali gambar yang sudah ia jatuhkan tadi, dengan berlinang air matanya membuka perlahan setiap lembar dari gambar itu. Dengan mesranya Nicole terlihat memberi kecupan kepada Jenny, memeluknya, dan mereka kencan di sebuah restoran yang begitu mewah.
"Dia pikir dia begitu hebat selalu saja mempermainkan ku."
Amarah Anna memuncak, dengan cepat ia bergegas pergi menghampiri Nicole yang saat itu sedang merebahkan tubuhnya. Dengan keras Anna melemparkan map tersebut tepat di wajah Nicole. Sampai membuat tidurnya terganggu.
"Hey! Kamu tidak lihat aku sedang tidur!" bentak Nicole.
"Tidur?! Tidur saja terus. Aku akan pergi, dan jangan mencari ku lagi, mengerti!" balas Anna seraya berteriak.
"Ayolah, An. Ada apa ini? Aku sangat kelelahan dan ingin tidur. Jangan menggangguku, please!" Mohon Nicole dengan menyatukan kedua tangannya di depan sembari menampilkan wajah yang tidak merasa bersalah.
"Lihat ini dulu baru setelah itu kita putuskan kamu yang tidur dan aku yang akan pergi," ancam Anna dengan sangat berani.
Entah mengapa akhir-akhir ini Anna begitu berani membantah setiap ucapan dari Nicole. Dia merasa dirinya tidak bisa berdiam diri dalam kesengsaraan. Meskipun ia sedikit segan karena suaminya pernah menjadi atasannya. Namun, ia tetap mencoba untuk bisa membantah setiap perlakuan itu.
Nicole yang baru sadar dari alam tidurnya merasa kesal dengan Anna yang sedang mencoba menggangunya. Ia pun mengambil map yang Anna berikan padanya. Perlahan ia membuka, awalnya ia biasa saja tetapi ia terkejut setelah melihat deretan gambar yang berikan wajahnya bersama dengan Jenny yang begitu terlihat mesra.
"Darimana kamu mendapatkan ini?" tanya Nicole dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak.
"Tidak penting gambar itu darimana, tapi ada hubungan apa kamu dengan perempuan itu?"
"Aku tidak punya hubungan apapun. Mungkin saja itu hanya kebetulan," sahut Nicole dengan begitu santai.
"Kebetulan katamu?! Hey! Lihat! Ini jelas-jelas perselingkuhan. Kalian sudah menipuku, begitupun denganmu. Jika memang kamu tidak benar-benar menginginkan diriku lalu untuk apa kamu memintaku untuk kembali, Nicole?"
"Aku sudah bilang tidak ada apa-apa! Ah sudahlah aku lelah dan ingin tidur. Jangan menggangguku lagi." Tanpa rasa bersalah Nicole melepaskan dirinya dari kesalahan yang ia perbuat. Meskipun Anna yang sudah sangat kesal dengannya, namun Nicole masih tetap cool dan kembali melanjutkan tidurnya meskipun Anna masih berada di sana.
Dengan hentakan kaki yang keras, Anna beranjak dari sana, mengambil bantal tidur serta bantal guling untuknya, lalu keluar tanpa berkata pamit. Hatinya sudah sangat remuk, namun ia masih mencoba untuk tetap bersikap biasa saja walaupun ia merasa cemburu yang amat sangat.
Di sisi lain, melihat Anna yang pergi begitu saja membuat Nicole menoleh ke belakang. Nicole terduduk sembari menatap punggung Anna yang semakin menjauh. Batinnya pun berkata.
'Aku tahu aku salah, An. Maafkan aku. Tapi aku tahu siapa orang yang telah menaruh gambar itu di sini.'
Setelah Nicole bercakap dengan hatinya sendiri, ia kemudian bangkit, mengambil jaketnya, dan keluar dari mansion-nya saat itu juga. Tanpa peduli hari sudah malam, namun Nicole bergegas pergi untuk menemui seseorang yang tidak lain Jenny.
Perjalanan yang tidak membutuhkan waktu yang lama, karena mobil yang ia bawa dengan kecepatan yang tinggi membuatnya lebih cepat sampai dari perkiraan sebelumnya. Sesampainya di sana, mencoba mengetuk pintu. Tetapi tidak ada orang yang pergi untuk membuka. Hingga akhirnya Nicole mencoba menekan gagang pintu, tapi ia tidak sadar bahwa pintu memang tidak terkunci.
"Loh kok enggak di kunci malam-malam begini?"
Mencoba masuk kedalam dengan perlahan dan hati-hati. Tapi ia tiba-tiba mendengar ada jeritan dari dalam sana. Jeritan itu seperti jeritan kenikmatan bukan ketakutan. Nicole merasa sangat penasaran sampai ia mempercepat langkahnya. Lampu remang-remang membuatnya tidak begitu jelas terlihat oleh orang lain, sampai akhirnya begitu membuat Nicole terkejut saat ia melihat dua orang yang sedang memandu cinta dengan begitu cepat.