Beberapa hari ini Lucy nampak murung, masih teringat jelas dalam fikirannya pembahasan kemarin. jauh di dalam lubuk hati Lucy ada rasa bersalah yang mendalam pada Sam.
"akhirnya saat ini tiba juga," ucap Lucy lirih.
sebelumnya Lucy pernah berfikir suatu saat Sam akan mengungkit hal ini.
melihat Lucy murung, Sam pun akhirnya menghampirinya.
"ada apa sayang ? apa kamu masih memikirkan hal kemarin ?," tanya Sam seraya membalikan tubuh Lucy .
"Sam !," Lucy terkejut dengan kehadiran Sam .
"wajahmu begitu muram, aku merasa kamu memikirkan sesuatu ."
"Sam aku berfikir, apakah kita bisa mencobanya ," Lucy terlihat memberikan kode pada Sam, bahwa dia mengiyakan keinginan Sam sebelumnya.
"apa yang barusan kamu bilang sayang ? "
"aku merasa kita bisa mencobanya Sam , maafkan aku karena bersikap pesimis ," ucap Lucy tertunduk.
Sam kemudian mengangkat dagu Lucy , memberikan senyum dan memeluknya erat seraya berkata,
"sayang apa kamu berfikir bahwa aku mulai merasa tidak puas hanya dengan dirimu saja ? ," tanya Sam
"bukan itu maksudku Sam , aku hanya merasa aku adalah istrimu , tidak ada salahnya jika kamu menginginkannya , kita bisa mencobanya , tapi apakah itu sudah cukup hanya dengan melakukan itu ? ."
"tenang sayang, kamu terlalu banyak berfikir . kita juga tidak sedang terburu-buru. aku mengatakan hal itu hanya sebagai pendapatku saja, bagaimana jika mencoba untuk mendapatkan keturunan, sejujurnya aku pun tidak ingin memaksamu ."
"tapi Sam , aku juga tidak bisa bersikap egois terhadapmu "
"sudahlah sayang, kamu tidak perlu terlalu memikirkannya, jika kamu memang ingin besok kita bisa pergi ke rumah sakit untuk berkonsultasi "
"baiklah Sam, maafkan aku sebelumnya "
"bicara apa kamu luc, kamu terdengar aneh sekarang "
"ya, aku memang wanita yang aneh, dan kamu menyukainya "
"ya , kamu tau itu ," Sam kemudian mendaratkan kecupan hangat di kening Lucy .
setelah pembicaraan siang itu, Lucy kemudian bertanya pada Sam dimana Collin.
"Sam apa kamu melihat Collin ? "
"oh bocah itu ? dia sedang berada di kamarnya "
"dia belum keluar dari kamar dari tadi pagi ? "
"apa kamu mau tau alasannya ? ," Sam tersenyum kecil.
"bagaimana jika kamu pergi melihatnya sendiri ," ajak Sam
" hooo, kamu membuatku penasaran "
lucy kemudian pergi ke kamar Collin dan mengintip apa yang sedang di lakukan anak tirinya tersebut. rupanya Collin sedang bermain miniatur kereta api dan jalur relnya yang sangat megah, Sam baru saja membelikan Collin mainan yang sangat mahal, dan Collin menyukainya.
"kamu sangat memanjakannya Sam ," ucap Lucy menatap ke arah Sam.
Sam hanya mengangkat bahunya.
"aku hanya berusaha membuatnya betah ," ucap Sam .
menyadari Lucy dan Sam menatapnya , Collin kemudian memanggil Lucy dan Sam dengan girang.
" bibi ! Daddy ! lihat keretanya berjalan ! kemari dan lihatlah ," seru Collin.
"bibi Lucy , ayah memberikanku mainan yang sangat keren, aku suka ! "
"bibi bisa liat itu sayang, mainannya memang sangat bagus ," Lucy terlihat memuji Sam .
"oh ya bibi, jika nanti aku memiliki adik, aku akan mengajaknya bermain kereta ini ," ucap Collin polos.
Lucy kemudian menatap Sam, Sam hanya tersenyum mendengar ucapan Collin.
"iya sayang, kamu pasti akan menjadi kakak yang baik ," ucap Lucy pada Collin.
Sam kemudian menarik tangan Lucy dan menggenggamnya erat. Lucy kemudian bersender pada tubuh Sam sembari berkata,
"Sam aku berharap ada keajaiban nantinya , aku sangat berharap "
"aku akan membantumu meraih hasil yang maksimal sayang , jangan khawatir "
"ya , aku tau itu ."
Lucy memeluk Sam dengan perasaan hangat.